Rafael duduk di samping Aura, dan ia memperhatikan Aura yang tetap terlihat bersedih sampai tidak memperdulikan keadaan nya saat ini.
'Sebenarnya ada apa ya, apa yang terjadi dengan Aura, mengapa Dia kok sampai sesedih ini, ada masalah apa, kalau Aku nanya pasti Dia akan merasa risih karena menganggap Aku kepo dan ikut campur, tapi Aku kasihan lihat Dia, humb ... Aku tunggu aja dulu deh mau sampai kapan Dia kuat berdingin-dinginan disini' gumam Rafael dalam hati.
Di saat hujan lebat terjadi, tiba-tiba ada suara petir yang cukup keras sehingga membuat Aura terkejut dan sepontan ia berteriak sambil menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya.
"Aaa..." teriak Aura.
"Itukan ku bilang apa, hujan nya sangat lebat, sangat bahaya kalau Kita ada di tempat terbuka seperti ini," teriak Rafael.
Aura hanya melirik saja dan tidak menjawab apa-apa.