webnovel

little Miss wife

SHEVAN MAJUNDA seorang CEO dari salah satu perusahaan terbesar di kota lane, sikap dingin dan tidak peduli terhadap para wanita yang mendekatinya. laki-laki berprinsip kuat dalam hidup dan mempertahankannya cintanya. hari sudah pagi itu terlihat dari lebarnya senyum dari sang matahari menyapa seluruh makhluk hidup ciptaan Tuhan. cuit...cuit...cuit suara burung yang bersenandung riang menandakan pergantian gelap dan terang. seperti janji sang matahari dia akan kembali bagi kamu yang merindukan sosok cahaya yang menyinari hidupmu kata-kata yang bagus bukan. shyaya baru saja bagun dari tidurnya wajah imutnya terlihat cantik diterpa sinar matahari yang menembus dari jendela kaca "ahk...silau sekali" dia kembali menarik selimut dan menutupi wajah imutnya itu melihat tingkah laku shyaya seperti bayi shevan mulai geram melihatnya. "shyaya apa kamu tetap tidur atau aku yang memaksa kamu bangun" gumanya shevan kesal "lima menit lagi aku bangun" jawabnya malas "okey, kamu yang memaksaku" "BRUKK" "ahk...sakit" shyaya menatap shevan "kamu pikir aku ini kambing yang seenaknya saja dilempar" "jauh dari kata itu" jawab shevan dingin "kauu.."

Vicloss_ty · สมัยใหม่
Not enough ratings
16 Chs

PERTEMUAN PERTAMA

cuaca buruk dan rintikan hujan yang turun di permukaan kota lane, berjalan dengan kaki tampa sandal dan bermain dengan rintikan hujan deras yang mengenangi saluran air dia tampak senang dengan apanya yang dia mainkan diluar rumahnya.

sejak dia ditinggal keluarganya dia tidak pernah menunjukkan kesedihan atau beban yang ia alami dan dia selalu tersenyum atas apa yang ia kerjakan sehingga banyak orang yang mengira dialah tampak sosok malaikat di bumi yang mau membantu orang yang susah dan berbagai sesamanya.

saat dia mau menyembrang jalan dia terjatuh ke aspal karena terkejut dengan mobil mewah yang mengerosot ke arahnya, dan dengan rasa sakit dia bangkit dan berdiri tepat di samping mobil mewah tersebut 'seseorang tua turun dari mobil itu dan hendak berjalan ke arah dia

" dek apakah kamu terluka?"tanyaknya seorang pemuda tampan yang sekitar 30 an tahun dan dia tampak khawatir dengan anak itu.

dengan penasaran apa yang terjadi diluar, pemuda itu membuka kaca mobil dan melihat anak gadis yang sangat cantik dan imut itu dengan memandanginya dari atas sampe bawa dengan pakaian yang biasa dan celana yang melekat di pahanya yang putih halus dan pakaian hitam longkar, rambutnya yang bergelombang panjang hingga ke pinggang dan, gigi putih dan rapi nampak gigi kelincinya yang manis, bola mata yang cernih kecoklatan dan besar, lentik buluh mata yang panjang dan bibir yang merah muda tampak sangat menarik.

bocah kecil itu senyum ke arah pemuda tersebut hingga dia tak berkedip sama sekali,

"saya nggak papa om cuma terpeleset aja"gadis itu tersenyum sambil menepuk-nepuk lututnya dan secara bersamaan pemuda itu tersenyum

" kamu sangat manis, siapa nama kamu sayang?" dia mencubit pipi polos gadis yang di depannya tampa gemes itu

" nama saya shyaya om" sambil tersenyum

"nama om steven" shyaya bisa panggil kk stev atau kk ven" dengan lembut dia mengusap-usap rambut shyaya dengan lembut,

pemuda itu menawarkan shyaya untuk ikut dengannya dan berencana membawa dia pulang kerumahnya sebelum membukakan pintu shyaya diam dan gak mau bergerak dia melihat om yang di sampingnya

" akak stev shyaya nggak mau pulang sekarang, shyaya mau bermain air disini" dengan senyum manis dia melihat kk yang di sampingnya

" shyaya sekarang ikut kk ini cuaca dah makin buruk nanti kamu sakit gimana, pasti mama shyaya khawatir dirumah, biar kk yang antar shyaya pulang ya" dengan ucapan lembut stevan melampirkan muka sedih kepada shyaya,

"akak aku nggak punyak mama sama papa lagi, dia meninggal aku sendiri disini" dengan suara yang lembut tampa ekspresi sedih dia mengutarakan isi hatinya.

Stevan terkejut mendengar ucapannya dan dia mengingat masa kecilnya dulu yang penuh kebahagiaan tinggal di lingkungan kaya dan memiliki keluarga yang kayak raya di kota lane dan orangtua yang lengkap dan sangat pengertian, dia jga mengingat sejak mama nya mengandung junior dia merasa kecewa dan sangat berharap akan ada keajaiban didalam kandungan dia memiliki keinginan yang amat besar memiliki anak perempuan tapi Tuhan berkehendak lain, hingga lahirlah shevan adk kesayangannya itu.

"shyaya mau kan ikut kk stev kerumah kk" dengan bujukan yang lembut dan berharap gadis itu meng iyakan permintaan stevan dengan terkejut dia melihat sedih dimata gadis itu, matanya mulai berkaca-kaca dan ingin menangis dan dia nggak mau kalah dengan mata besarnya itu.

" akak aku nggak bisa ikut dengan akak, nggak mau ngerepotin akak dan keluarga akak ya aku disini bahagia kok akak". dengan senyum yang manis yang diutarakan bibir manis bocah kecil itu tapi stevan melihat matanya yang tidak sejalan dengan ucapannya,

tanpa ragu dia langsung membuka pintu mobil dan segera memasukkan gadis kecil itu ke dalam mobil dan membawa pergi. didalam mobil mewah itu terdapat anak laki-laki duduk di samping pengemudi diam dan tidak berbicara sama sekalia muka yang tampan diselimuti dengan muka dingin dan menggerikan mata yang tajam bibir yang tipis kulit putih rambut yang bentuk koreaan gitulah pokonya.

" kk anak ingusan ini siapa sih? ngapain dia ada dimobil kita" dengan tingkat emosi dan ketidak sukanya kepada gadis kecil tersebut dia kelihatan kesal kepada kk nya yang di sampingnya.

"dia shyaya, gadis kecik yang suka main hujan sampe bajunya basah seperti itu" dengan melirik dari kaca spionnya dan senyum terhadap shyaya.

"namaku shyaya" dengan senyum manis dan mendorong tangannya kedepan untuk bersalaman tapi anak dingin itu tak menghiraukan kehadirannya

"ehem ehem" kk stev bergumam dan melirik junior di sampingnya, mau tak mau junior paham guman kk nya itu dan melihat kearah belakang

"shevan" dan menjabat tangan mungil shyaya, dengan senyuman yang licik tak akan aku biarkan hidupmu nyaman shyaya, dan lepas tangannya dari shyaya.

"kk kita akan bawa dia kemana" guncang junior kepada kk kesayangannya,

"nanti junior akan tau" dengan senyuman dan melirik adk juniornya disamping, setelah tiba di satu toko baju terkanal di kota lane Stevan turun dari mobilnya dan langsung membukakan pintu mobil belakang dan mengajak shyaya turun,

"sebelum kita sampe rumah ada baikannya shyaya ganti baju dulu yah" senyum khasnya terdampar dipipi stevan. shyaya hanya menggelengkan kepala dan mengangguk kepala yang setelapak tangan itu, shyaya terkekeh geli melihat tingkah akak stev yah memilih-milih pakain yang cocok untuknya, satu persatu dicoba dengan pakain gaun yang indah dan pakain rumahan dan semua tampak indah di badan shyaya yang mungil itu,

shevan melihat kearah kknya dan shyaya sangat jijik dia pertama kali liat gadis ingusan itu dengan hati buruk.

shyaya mengoleh kearah belakang Stevan dan melihat shevan diam berdiri kaku dan memandangi dirinya sangat tajam, shyaya tidak mau kalah dari dia dan merlari kearahnya dengan gaun pink yang indah melekat di badanya

"shevan sangat bagus kn gaunnya" dengan senyum yang indah shevan hanya diam dan tak bicara

"indah kan shevannnn" ucapnya lagi, dengan hati yang kesal, shevan dengan mudahnya meraih tangan mungil milik shyaya

"jagan ganggu kk ku" dengan muka dinginnya dan mata tajam, shyaya tidak takut malah senyum balik dan berkata

"kamu persih kayak genduruo hijau yang mengeramkan shevan hehehe" ucapnya dengan mengejek, amarah shevan mulai meledak dan ingin mendorong shyaya tepi sebelum melakukannya shyaya yang langsung menarik tangannya dan mundur beberapa langkah, dengan senyum manisnya shyaya melotot.

"kita gk beda jauh kenapa kamu marah seperti itu" dengan suara lembut shyaya melanjutkan memilih pakaian yang mau di beli kk stevan. shyaya masih berumur 5 tahun sedangkan shevan masih umur 8 tahun, dengan muka polos shyaya lh yang buat shevan tidak menyukainya, shevan masih duduk di bangku dasar kelas 4 A. karena kepintarannya dia diangkat kelas 3 tahun lagu tampa pernah menduduki kelas 2 jadi guru-guru disekolah yah sangat kagum dengan shevan,

sekolah yang elit dan sangat terkenal itu shevan pernah meraih juara basketball disekolahan dan membawa nama baik sekolahnya diluar kota. dengan sombong shevan menarik tangan kknya dan menjauh dari shyaya

"kk ngapain beliin baju buat dia, dia bukan siapa-siapa kita kan buat apa ngebuang uang kayak gitu" dengan muka kesal dan amarah yang besar.

"junior kamu minta maaf kepada shyaya, dan kamu tidak ada hak buat ngatur-ngatur kk, shyaya anak yang baik kamu nggak boleh bersikap kayak yang tadi, paham junior" dengan ekspresi wajah stevan yang memarahi adk kecilnya itu.

....

hai guest jangan lupa di comesnya biar penulis makin semangat buat novelnya ☺️☺️☺️ makasih ya

Vicloss_tycreators' thoughts