webnovel

Lighting Master in DxD

Kuberi kalian peringatan, ini adalah novel cringe yang dibuat oleh remaja chuuni tertentu. Jika kalian ingin tetap lanjut membaca, maka saya tidak akan menghentikannya.

Zenftiy · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
56 Chs

Bab 35: Kyoto Arc

Alex sekarang berada di Stasiun Kota Kuoh yang tujuannya menuju ke Kyoto. Dia saat ini menggunakan jaket merah terbuka dengan kaos putih yang menunjukan otot perutnya, celananya berwarna hitam panjang serta menggunakan sepatu berwarna hitam dengan corak merah.

"Aku akan cepat kembali," Kata Alex kepada Koneko yang sedang mengantarkannya.

"Hati-hati," Koneko mengangguk.

Alex tersenyum, dia kemudian mencium pipinya singkat, "Kalau begitu, aku berangkat." Dia tidak mencium bibirnya karena ini tempat umum dan dia cukup malu dengan itu.

"Tunggu," Koneko tiba tiba menghentikannya.

Alex yang ingin menaiki kereta tapi membalikan tubuhnya ketika dipanggil Koneko, "Apakah ada yang salah?"

"Jangan membawa pulang gadis lain saat disana," Koneko berkata seperti itu karena dia memiliki firasat bahwa Alex akan memiliki gadis lagi disana.

Alex mengedutkan bibirnya ketika mendengar Koneko. Dia bertanya tanya apa gambaran dirinya di pikiran Koneko. Dia hanya bisa mengangguk sebagai jawaban dan langsung memasuki kereta.

Ketika Alex memasuki kereta, itu lumayan ramai walaupun bukan musim libur. Dia kemudian mencari cari tempat duduknya dan menemukannya. Dia duduk di samping jendela dan memainkan ponsel layar sentuh yang dia buat dulu, karena dia tidak terbiasa dengan ponsel flip yang ada didunia ini.

Ketika dia sedang bermain ponselnya, seorang pria jangkung, berambut hitam dengan poni emas, janggut hitam tiba tiba duduk disampingnya.

***

Azazel awalnya Malaikat dari Surga Kelima, tapi dia kehilangan tempatnya di Surga setelah berhubungan seks dengan seorang wanita manusia dan menjadi Malaikat Jatuh sebagai hukuman dari Tuhan. Tak lama setelah itu, ia menciptakan organisasi Malaikat Jatuh, Grigori, dan menjadi Gubernur Jenderal.

Dia saat ini sedang dalam perjalanan ke Kyoto karena dia ingin mencoba bernegosiasi dengan Fraksi Yokai disana untuk perjanjian pedamaian dengan Malaikat Jatuh.

Sekarang dia sedang menunggu kereta yang menuju Kyoto dan dia tidak sengaja melihat seorang gadis muda yang terlihat ingin mengatarkan pasangan laki lakinya, dia kemudian melihat pemuda laki laki itu mencium pasangannya dan masuk ke kereta yang sama tujuannya dengan dia.

Azazel sedikit penasaran dengan apa yang dibicarakan kedua pasangan itu ketika dia melihat pemuda laki laki itu mengedutkan bibirnya pada pasangannya.

Dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sambil berjalan masuk ke kereta, tapi dia tidak menyangka akan seramai ini dan dia harus berdesakan untuk menuju ke tempat duduknya.

Ketika dia sudah mencapai kursinya, dia menghela nafas lega dan duduk, "Ahh... Akhirnya duduk juga..." Azaze kemudian menoleh dan melihat pemuda yang dia lihat tadi sedang duduk disampingnya sambil memainkan ponsel yang tampak unik, "Ponsel yang bagus, dimana kau mendapatkannya?" Dia mencoba mengajaknya bicara.

Alex berhenti memainkan ponselnya dan menatap pria ini. "Aku membuatnya sendiri," Kata Alex sambil menujukan ponselnya.

Azazel mengangkat alisnya dan terkejut ketika mendengar bahwa pemuda ini bisa membuat ponsel sendiri di usia muda. "Kau masih muda tapi sudah bisa membuat ponsel yang terlihat keren seperti itu," Azazel memujinya. "Ngomong-ngomong boleh aku melihatnya?"

Alex mengangguk dan tidak keberatan menunjukan kepadanya karena dia tahu bahwa pria didepannya tidak menunjukan niat jahat kepadanya. Selain itu, dia memiliki kesan baik padanya dari Anime. "Aku tidak keberatan," Kata Alex sambil menyerahkan ponselnya.

Azazel mengambil ponselnya dan mencoba memainkannya. Dia terkejut ketika layar ponsel ini bisa disentuh, dia kemudian mencoba memainkan game yang ada di ponselnya dan kagum, karena dia tidak pernah mengira bahwa permainan ponsel akan semenarik ini. Dia kemudian mengembalikan ponselnya dan berkata, "Ponselmu sangat menarik, aku tidak menyangka akan ada permainan yang benar benar keren didalam ponsel."

Alex tidak merasa aneh dengan perkataan Azazel, karena dia tahu bahwa ponsel didunia ini sangat jarang yang memiliki game didalamnya, selain itu, walaupun di ponsel mereka memiliki game didalamnya, itu mungkin hanya game snake, ball, dan game game jadul membosankan lainnya. "Jika kau mau, aku bisa mengirimkannya ke ponselmu," Alex menawarkannya.

Azazel terkejut ketika mendengar bahwa dia bisa mengirimkan permainannya ke ponselnya. "Benarkah? Tapi ponselku berbeda dengan milikmu." Dia menunjukan ponsel model flip nya.

Alex mengangguk. "Aku bisa mengirimkannya mengunakan ini....."

Setelah itu Alex mulai menjelaskan caranya dan mengirimkan permainannya ke ponselnya.

***

Alex sudah sampai di Kyoto dan sekarang dia berada di Stasiun Kyoto sedang berbicara dengan Azazel.

"Terima kasih sudah mengirimkan gamemu ke ponselku," Azazel berterima kasih.

"Jangan pikirkan," Kata Alex Dia kemudian menambahkan, "Ngomong-ngomong aku belum tau namamu?"

"Ah, aku belum memperkenalkan diriku ya? Namaku Azazel," Kata Azazel sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Alex mengangguk dan menjabat tangannya. "Namaku Alex." Dia kemudian melepaskan tangannya dan melambaikan tangannya, "Sampai jumpa, semoga kita bertemu lagi." Setelah itu dia berjalan pergi.

Azazel tersenyum dan melambaikan tangannya juga. Dia melihat ponselnya dan membuka game yang dikirimkan olehnya. "Alex ya..." Dia merasa bahwa pemuda itu benar benar menarik.

***

Alex saat ini sedang berjalan menuju ke Hotel yang sudah di siapkan oleh perusahaan yang menerbitkan manganya. Saat dalam perjalanan dia melihat banyak pasangan yang sedang berkencan, dia juga melihat beberapa wanita yang melirik kearahnya karena tubuh Alex benar benar panas, ototnya yang ramping terlihat sangat jelas di kaosnya serta tubuhnya yang sangat ideal, tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kurus juga.

Setelah beberapa saat dia berjalan, dia akhirnya sampai didepan hotel. Dia memasukinya dan menuju ke meja resepsionis.

"Halo, adakah yang bisa saya bantu?" Resepsionis itu cukup bersemangat untuk melayani Alex. Bagaimanapun wajahnya tampan dan tubuhnya bugar. Wanita mana yang tidak akan tidak tertarik padanya?

"Halo, apakah perusahaan ××× sudah menyiapkan kamar untuk mangaka bernama Alex?" Kata Alex.

"Ah! Apakah anda adalah Alex-se--!" Sebelum Resepsionis itu menyelesaikan kata katanya, mulutnya sudah di tutup oleh tangan Alex duluan.

"Ssstt..." Alex menyuruhnya diam. "Tolong jangan sebutkan namaku didepan umum." Dia kemudian melepaskan tangannya.

Resepsionis itu menyadari kesalahannya dan mengangguk dengan sedikit memerah, "Saya minta maaf. Kalau begitu, ini...." Setelah itu Resepsionis mulai memberitahunya nomor kamarnya.

Alex menghela nafas. Dia tidak ingin banyak penggemarnya berdatangan kepadanya, karena dia merasa itu akan merepotkan. Dia kemudian mengambil kunci kamarnya dan berjalan menuju kamarnya.

Ketika dia sampai di kamarnya, dia melihat bahwa kamarnya cukup mewah dan suasananya cukup segar karena ada jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan luar.

Dia kemudia menaruh tasnya di kasur dan membukanya untuk mengambil kamera. Dia baru saja membelinya kemarin untuk menfoto tempat tempat yang dia kunjungi disini untuk memperlihatkannya kepada Koneko, dan selain itu, dia juga tidak akan menyia-nyiakan liburan gratisnya kan?