Sambil menahan rasa dingin yang menyakitkan itu, Hannah menuangkan air tersebut ke mulut Randika.
Tetapi Randika yang sekarang telah kehilangan kesadarannya, meskipun arwahnya itu bisa melihat dirinya disuapi oleh Hannah, dia sama sekali tidak bisa membuka bibirnya.
Hannah yang menuangkan air itu melihat Randika sama sekali tidak membuka bibirnya, air yang susah-susah dia bawa itu terbuang sia-sia.
Hannah tidak menyangka bahwa kakak iparnya ini akan selemas itu sampai-sampai tidak bisa menggerakan bibirnya. Dia lalu memindahkan tubuh Randika sedikit agar tidak mengenai genangan air yang ada di tanah.
Melihat kakak iparnya yang sama sekali tidak bergerak itu, Hannah kembali meneteskan air matanya.
Tidak, aku tidak bisa terus-menerus seperti ini!
Setelah menarik napas dalam-dalam, Hannah berusaha menenangkan dirinya kembali. Kemudian dia berdiri dan berjalan menuju kolam itu lagi.
"Dasar kak Randika, bisa apa kakak kalau tidak ada aku."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com