"Kamu belum mati?"
Mendengar kata-kata tersebut, Randika hampir muntah darah.
Mereka hampir tidak mengenal satu sama lain dan kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah menanyakan dirinya belum mati? Apa orang tuanya tidak pernah mengajarinya sopan santun?
Tentu saja aku belum mati, kalau aku mati pasti dunia ini sudah ikut mati bersamaku.
Randika benar-benar jengkel dengan kata-kata perempuan satu itu, kalau saja dia bukan anak kecil mungkin dia sudah menghajarnya.
Elizabeth menatap tajam Randika. "Sepertinya mereka belum bergerak, tetapi sepertinya nyawamu sebentar lagi akan hilang."
Hmm? Apanya yang belum bergerak?
Randika mengerutkan dahinya dan Elizabeth sudah tidak ingin berbicara lagi. Setelah itu Elizabeth berjalan masuk ke dalam gedung kantor kepolisian Cendrawasih.
"Tunggu!" Randika berlari menuju Elizabeth. "Apa maksud kata-katamu tadi?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com