Ciuman ini mengandung semua bara nafsu kedua pasangan panas ini!
Mereka berguling-guling di tembok dan bergantian berada di depan. Saking tidak bisa menahan nafsunya, Randika mengangkat Viona dan menggendong tubuh wanita itu sambil terus berciuman.
Mereka berdua berusaha melepaskan pakaian mereka sambil terus berciuman, mereka tidak ingin berpisah satu detik pun. Pada saat yang sama, Randika meraba-raba dada Viona yang besar itu.
Tangan Randika yang satunya bersandar di leher Viona dan berusaha membantunya melepas bajunya. Dalam sekejap, tubuh bagian atas Viona hanya tinggal beha.
Randika lalu mendorong Viona ke tembok dan memandangi kedua gunung yang indah itu.
"Randika tunggu…"
Viona kehabisan napas, tetapi bibirnya kembali ditutup oleh Randika.
Randika meraih tangan kanan Viona dan mengarahkannya pada celana miliknya. Merasakan suatu benda yang besar dan panas itu, wajah Viona makin merah. Randika juga menyelipkan tangannya ke dalam celana dalam Viona.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com