"Bacotnya setelah kau menang saja, kalau di awal begini kau nanti malah menjadi badut kalau kalah nanti." Tatapan mata lawannya Randika itu menjadi dingin.
Randika hanya berdiri diam, menunggu pergerakan lawannya.
Hannah menatap Randika sambil berdoa, berharap yang terbaik untuknya. Meskipun dia kadang-kadang jahil dan sombong, tapi sosoknya itu selalu gagah di matanya.
Anggota klub taekwondo itu menerjang maju dan berhenti tepat di depan Randika, dia lalu melayangkan tendangan keras tepat ke arah kepala Randika!
Pergerakan ini bisa dibilang sangat cepat dan indah.
Dalam sekejap sorakan para anggota klub taekwondo itu makin keras dan sorakan para anggota klub karate menjadi semakin pelan.
Mereka menganggap riwayat orang asing itu sudah tamat. Selain cepat, tendangan itu sangat keras bahkan ketua mereka langsung kalah gara-gara tendangan tersebut.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com