webnovel

Lalita My Love

Lardo menarik Lalita dan melumat bibir Lalita, jangan pernah mencobanya, karena bibir ini milikku, kau mengerti. "Lalita mengangguk". "Apa.......!!!", pekik Lalita sadar dengan apa yang ia lakukan. "Lardo hanya menatap datar keterkejutan Lalita. "Bagaimana anda bisa bisa masuk ke dalam toilet wanita sir?, Lalita menoleh ke kiri dan ke kanan, bagaimana kalau ada yang melihat anda disini?, Ini perusahaanku Lalita, aku bebas berada dimanapun aku suka, Lardo mengelus bibir Lalita, aku menginginkannya lagi, Lardo menarik dagu Lalita, menyatukan bibir mereka, Lardo menghisap bibir Lalita membuat Lalita mengerang pelan. Ini benar-benar nikmat, Lardo memperdalam ciumannya Lalita merasakan jantungnya berdegub sangat kencang, kakinya lemas seakan tidak bertulang, Lardo masih melumat bibir Lalita dengan rakus, satu tangan Lardo menahan pingang Lalita, entah sejak kapan Lalita mengalungkan keduan tangannya di sekeliling leher Lardo. Ikuti gerakan yang aku lakukan di dalam mulutmu Lalita, bisik Lardo di telingah Lalita ini akan sangat nikmat sayang, Lardo mengecup rahang Lalita sebelum kembali melumat bibir Lalita dengan lebih lembut dan lambat, Lardo ingin Lalita ikut menikmati tautan bibir mereka. Uuhhhh.....Lalita mengerang lembut, Lalita ikut mencicipi bibir Lardo, bibir Lalita dengan lembut mengikuti gerakan bibir Lardo di mulutnya, lidah Lardo membelit lidah Lalita, begitupun dengan Lalita "Kau belajar dengan cepat rupanya, Lardo meraup bibir Lalita kembali mendominasi ciuman mereka, kita harus berhenti sekarang Lalita sebelum aku melakukan sesuatu lebih padamu. Lardo tersenyum melihat Lalita yang menutup matanya, mereka menarik napas dalam-dalam. Aku harus pergi sekarang, Lardo melepaskan kedua tangan Lalita, kemudian mengecup lembut bibir bengkak Lalita. Lalita masih mengatur napasnya, menatap tidak percaya pada pintu yang tertutup. Aku......pikirnya

Berliana_Manalu · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
70 Chs

Bab 09

Apartemen Lalita, 19:15 Wib

"Hallo adik ipar".

Lalita menerima panggilan telphone dari kakak iparnya.

Mas Bambang, tumben nelphon. Gimana kabar mas dan mbak Rita. Aku sudah sangat lama tidak menerima kabar dari mbak Rita, ponsel mbak Rita selalu tidak aktiv.

Bambang terkekeh, tampaknya semua tidak baik-baik saja adik ipar. Aku menelphon karana aku ingin memeberitahu mu agar kau  secepatnya datang menjemput Rita dari rumahku. Disini Rita sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi karena aku masih punya hati nurani aku menghubungimu untuk membawa sampah tidak berguna ini dari rumahku

"SAMPAH", ulang Lalita, "APA MAKSUD KATA-KATA MAS BAMBANG", siapa yang mas sebut dengan sampah, Lalita membentak tidak diterima dengan kata-kata Bambang yang menyebut Rita sebagai sampah.

"Hahahahaha...tawa Bambang, "siapa lagi Lalita". Aku sangat menyesal memungut orang miskin seperti kalian. Menikahi Rita adalah kesalah terbesar juga kebodohan yang aku lakukan sepanjang hidupku. Aku cukup beruntung menyadari kesalahanku sebelum aku benar-benar membusuk dibuatnya. Aku ingin besok kau datang kemari dan membawah sampah ini. Karena aku tidak mau menampung lebih lama lagi sampah tidak berguna yang hanya akan mengotori rumahku.

Aah dan satu lagi adik ipar ku. Mulai sekarang kau bukan lagi adik ipar ku.

Kita sudah tidak memiliki hubungan kekeluargaan. Rita dan aku sudah resmi bercerai setelah putra kami lahir. Besok adalah batas terakhir Rita bisa tinggal di rumahku. Jika kau datang terlambat menjemput Rita. Jangan salahkan aku kalau kau tidak akan menemukan Rita dimana-mana. Karena aku tidak akan segan-segan membuag sampah tidak berguna ke tempat selayaknya

Lalita menahan tangisnya, sebenarny apa yang terjadi dengan rumah tangga Rita. Kenapa Bambang tampak sangat membenci Rita. Besok pagi aku pasti menjemput Rita. Awas saja kalau kau berani menyakiti Rita ancam Lalita

"Bagus Lalita dan jangan lupa bawa uang tebusan untuk wanita tidak berguna ini". Karena sampah tidak berguna ini memiliki banyak sekali hutang dimana-mana aku dan keluargaku harus menyelesaikannya. Aku tidak tahu kesalahan apa yang dilakukan keluarga besarku sehingga harus dipermalukan oleh keluarga miskinmu. Aku harap kau mampu menebus sampah ini. Kau akan sangat terkejut mendengar berapa uang yang harus kau bawa untuk menebus sampah tidak berguna seperti saudarimu ini gelak Bambang meremehkan.

"Tebusan apa maksud mas Bambang?". Sebenarnya ada apa dengan rumah tangga kalian mas. Apa permasalahan ini tidak bisa dibicarakan baik-baik, kenapa semua sangat mendadak, akhirny tangis Lalita pecah. Hatinya bertanya-tanya selama ini Rita selalu mengabarinya betapa bahagianya rumah tangga mereka, betapa sabar dan penyanyangnya Bambang, meskipun keluarga Bambang tidak pernah setujuh dengan pernikahan mereka, Bambang tentap mempertahankan cintanya pada Rita dan menikahinya lalu sekarang Lalita memijit-mijit kepalanya. Berapa uang tebusan yang mas Bambang butuhkan?

"Bersiaplah untuk terkejut Lalita, "lima milyard". Kau tidak perlu takut aku menipumu. Aku memiliki semua bukti pembayaran, kenapa kau harus membayar uang sebesar itu untuk menebus Rita. Itu tidak seberapa Lalita, karena aku tahu kau tidak akan sanggup jika mendengar nominal sebenarnya yang harus kau bayarkan, dari diammu aku tahu kau pasti sangat terkejut bukan, Bambang terkekeh.

Datanglah besok, aku menunggumu sampai pukul 20.00 Wib jika kau tidak datang juga hingga batas waktu yang aku tetapkan. Aku pastikan bangkai Ritapun tidak akan kau temukan dimanapun, Bambang memutuskan panggilan secara sepihak.

"Lima milyard", Lalita mengambil semua buku tabunganya, menotalkan semua uang yang ia miliki, hanya dua ratus sepuluh juta rupiah. Darimana aku mendapatkan uang lima milyard dalam satu malam.

Lalita mengigit-gigit kukunya. Aku tidak peduli aku akan memberikan seluruh tabunganku pada mas Bambang dan sisanya aku akan mencicilnya tidak peduli jika harus mencicilnya seumur hidupku. Aku harus membawa Rita keluar dari sana.

Lalita mengirim pesan pada Tia, besok ia tidak bisa masuk kantor karena harus berangkat ke Sukabumi, Lalita meminta bantuan Tia untuk memintakan izin untuknya pada bagian HRD

"Bambang Hamami salah satu putra pengusaha keluarga Hamami di Sukabumi. Putra tunggal dari keluarga Hamami jatuh cinta pada gadis biasa. Menentang semua keluarga untuk menikahi gadis pujaan hatinya. Kisah mereka bagai kisah Upik abu dan sang pangeran berkuda putih sayangnya ending dari kisah mereka tragis layaknya kisah Putri duyung yang harus menghilang menjadi bui"

Setelah selesai mengirim pesan. Lalita mulai mengepak tas, memeriksa jasa travel keberangkatan Sukabumi. Untunglah nasib baik masih menyertai Lalita. Masih ada travel yang berangkat ke Sukabumi, Lalita langsung memesan satu tiket mengetik alamat tujuan, setelah selesesai Lalita memasukan semua buku tabungannya ke dalam tas, ia tidak ingin sampai lupa membawa buku tabunganya.

Pakubuwono Residence, kawasan apartemen mewah yang terletak di Jakarta Selatan. Lardo sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya.

"Sir...!!!", orang kita baru saja menyampaikan pesan bahwa Lalita memesan travel ke Sukabumi keberangkatan untuk malam ini lapor Robi

"Sukabumi...!!!", ulang Lardo. Menghentikan pekerjaannya, mendongak menatap Robi yang berdiri dihadapannya. "Siapkan mobil, kau akan menyetir ke Sukabumi".

"Aku...!!", ooh come on Lardo, aku bukan drivermu, lagipula tugasku sudah selesai, aku akan pulang ke apartemenku dan tidur. Kalau kau mau pergi ke Sukabumi silakan tapi jangan mengajakku, Robi berbalik meninggalkan Lardo

"Tunggu.....!!", panggil Lardo. Bagaimana kalau aku memberimu cuti tiga hari, tanpa gangguan dariku, tidak ada pekerjaan, tidak ada panggilan kau benar-benar free seperti yang kau inginkan beberapa bulan yang lalu, Lardo menatap serius Robi

"Baiklah, deal", aku akan mempersiapkan mobil, tapi dengan satu syarat. Aku hanya mengantar kalian ke Sukabumi, tidak ikut pulang besama kalian

"Sial umpat Lardo"

Robi tertawa penuh kemenangan

Apartemen Lalita, 20.00 Wib

Lalita bersiap keluar dari apartemennya, driver travel sudah menelphon memintanya menunggu di lobi

Lalita hampir terkena serangan jantung, saat menubruk seseorang di lobi."Sir...!!!", apa yang anda lakukan di sini?

"Menjemputmu", aku akan mengantarmu ke Sukabumi"

"Dari..darimana anda tahu?"

"Angkat telphonmu, katakan pada driver trevel kau tidak jadi naik travel, perintah Lardo tegas

Lalita masih tidak mengerti dengan kedatangan Lardo di lobi apartemennya, dan bagaimana Lardo tahu kalau hari ini ia akan berangkat ke Sukabumi, tidak mungkin kan Tia memberitahu Lardo, untuk apa juga

"Apa yang kau lakukan, angkat telphonemu"

Lalita menatap phonselnya yang terus berbunyi

Ya pak, saya sudah di lobi, maaf pak saya akan kesana sekarang juga

Lardo mendelik. Aku yang akan mengantarmu ke Sukabumi, "apa kau tuli?"

"Maaf sir, saya tidak bisa membatalkan travel yang sudah saya pesan begitu saja. Saya juga tidak meminta anda mengantar saya ke Sukabumi, permisi sir"

Lalita berlari ke tempat driver travel sudah menunggunya. Meninggalkan Lardo yang berteriak memanggil dan mengumpat berang.

Maaf pak saya terlambat, Lalita membuka pintu mobil travel.

Lardo menarik tangan Lalita. Berapa kali aku harus aku ulangi, "aku yang akan mengantarmu ke Sukabumi".

Lalita bergidik merasakan dinginnya suara Lardo berbisik di telingahnya"

Lardo mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, ini ongkos yang harus dibayarkan kekasih saya. Maaf sudah membuat kalian menunggu, silakan jalan perintah Lardo dingin

Robi, dimana kau?!. Lardo membentak

Lalita mencoba menjauh. Merasa ngeri dengan kemarahan Lardo.

Lardo menatap tajam Lalita

Hem...Lalita membersihkan tenggorokannya. Menatap sekelilingnya asal tidak pada Lardo yang masih menatapnya tajam