Lintasan The Spiral Inferno membentang di depan mata Lana. Jalur yang berliku-liku ini dipenuhi jebakan maut—medan licin, dinding yang bergerak, dan jalur sempit dengan jurang di kedua sisinya. Di antara para peserta, Shadow Trinity berdiri sebagai lawan paling menakutkan.
"Hari ini adalah milik kita," ucap pemimpin trio itu, Nero, dengan nada dingin.
Lana mempersiapkan dirinya di dalam Black Phoenix. Di saat semua mata tertuju pada Shadow Trinity, Lana mengatur napasnya, memikirkan strategi yang sudah dia rancang bersama Aurora.
---
Start yang Panik
Balapan dimulai dengan ledakan semangat. Shadow Trinity langsung mendominasi, memimpin lintasan dengan kerja sama yang luar biasa. Nero berada di depan, sementara dua rekannya menjaga bagian samping dan belakang untuk melindungi posisi.
Lana memulai dengan perlahan, membiarkan trio itu mengabaikannya. Namun, di tikungan tajam pertama, dia mulai menunjukkan keahliannya. Black Phoenix meluncur dengan presisi luar biasa, melewati dua pembalap lain yang tergelincir akibat medan licin.
---
Membaca Gerakan Shadow Trinity
Lana terus mengamati pergerakan Shadow Trinity. Setiap kali mereka mendekati jebakan, trio itu tampaknya sudah tahu posisi jebakan tersebut, menghindarinya dengan sempurna.
"Mereka pasti memiliki data tentang lintasan ini," pikir Lana.
Dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berani—menggunakan jebakan sebagai senjata.
---
Strategi yang Mengejutkan
Saat mendekati tikungan keempat, Lana sengaja mempercepat mobilnya dan mengambil jalur yang lebih berbahaya, mendekati jebakan medan licin. Taktiknya berhasil: ketika Shadow Trinity mencoba mengejarnya, salah satu anggotanya terpeleset dan kehilangan kendali, keluar dari lintasan.
Nero tampak marah. "Berani sekali dia menantang kami!"
Namun, Lana tidak berhenti di sana. Dia terus memanfaatkan jebakan untuk menggiring Nero dan rekannya ke posisi yang lebih sulit. Setiap langkahnya penuh perhitungan, membuat Nero kehilangan ritme kerjasamanya.
---
Aksi yang Memukau
Di jalur terakhir, lintasan menjadi sangat sempit, hanya cukup untuk satu mobil dalam kecepatan tinggi. Nero memutuskan untuk mengambil risiko dengan mencoba memblokir jalur Lana.
Namun, di saat itulah Lana menunjukkan kehebatannya yang mengejutkan. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia memanfaatkan teknologi Black Phoenix—sebuah sistem dorongan tambahan yang dirancang untuk tikungan tajam. Mobilnya meluncur melewati Nero dengan manuver yang tampak mustahil.
Penonton terkejut. Sorak-sorai meledak di seluruh arena.
---
Kemenangan yang Tak Terduga
Lana melintasi garis finish pertama. Shadow Trinity kehilangan dua anggotanya karena jebakan, sementara Nero hanya mampu finis di posisi ketiga.
Namun, bukannya merasa puas, Lana menatap layar pengumuman dengan dingin. "Ini baru permulaan," gumamnya.
---
:)