" Haa....., kenapa kau menyebut namanya..., lalu kenapa aku harus memberikan izin padamu. "
Aku langsung menyelamkan kepalaku ke dalam air untuk menenangkan diri.
" jika begitu, saya akan menyiapkan baju ganti untuk anda. Tolong katakan pada saya, kalau sudah selesai. "
Namun, aku tidak memberikan jawaban karena aku masih berada di dalam air.
Setelah menunggu beberapa saat, kurasa kepalaku sudah sedikit baikan.
Dasar Pastrea itu, karena tiba-tiba saja menyebut namanya.
Aku jadi, kehilangan konsentrasi.
Tapi, tetap saja. Hal yang terjadi sebelumnya itu bukanlah mimpi, aku masih tidak percaya dia bisa melakukan semua hal itu, apalagi mampu membuat perjanjian dengan dewa asli.
Aku merasa seharusnya dia berada di dunia yang berbeda, tapi mengingat semua tindakannya sebelumnya itu sangat bodoh dan ceroboh, benar-benar membuatku merasa semuanya hanya ilusi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com