"Kau, sedang memikirkan apa, Paman?"
Suara Pangeran Jeelian terdengar membuyarkan pikiran Patih Prawiraatmadja dengan rencananya.
"Tidak ada, Pangeran."
"Lantas, mengapa tidak pergi saja?"
Patih Prawiraatmadja mundur lalu menjura hormat pada sang pangeran.
"Hamba mohon diri, Pangeran."
"Pergilah, ingat kata-kataku tadi."
Sang patih hanya mengangguk mendengar apa yang diucapkan oleh sang pangeran.
Pria itu segera merubah diri menjadi seberkas sinar, lalu kemudian, sinar itu melesat pergi keluar melalui lubang ventilasi udara.
Sepeninggal Patih Prawiraatmadja, Virna menyadari perubahan wajah Pangeran Jeelian yang seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ada apa?" tanya Virna perlahan, dan Pangeran Jeelian sedikit tergagap ketika suara sang istri terdengar masuk ke dalam indera pendengarannya.
"Entahlah, sepertinya aku merasa sikap paman berbeda."
"Berbeda?" ulang Virna, tidak mengerti.
"Iya, seperti ada yang ia pikirkan."
"Wajar, ia tertekan karena mengetahui keadaan kamu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com