"Baiklah, baik. Agar urusan kita cepat selesai, mari kita bicara. Kak, Jeelian, aku-"
"Kak?" potong Pangeran Jeelian, dan lagi-lagi emosi Pangeran Julian tersulut mendengar Pangeran Jeelian menyelanya seperti itu.
Kalau saja ia tidak sedang dipandangi Florine, tentu saja sekarang ia lagi-lagi ingin menyerang kakak tirinya tersebut.
"Kenapa kau sekarang memanggilku sesopan itu?" tanya Pangeran Jeelian seolah tidak memperdulikan ekspresi kesal Pangeran Julian karena ia seperti meremehkan panggilan kakak yang diucapkannya tadi.
"Jeelian! Seharusnya, sampai di sini, kau sudah sadar, bahwa sikap Julian ini sudah banyak berubah padamu, Julian menemui dirimu karena dikejar rasa bersalah, harap kau pertimbangkan hal itu dengan baik."
Yang menjawab pertanyaan Pangeran Jeelian adalah Florine.
"Benarkah? Berubah? Apakah itu benar? Bukan sebuah bualan karena dia menginginkan sesuatu?"
Lagi-lagi, telapak tangan Pangeran Julian mengepal mendengar apa yang diucapkan oleh sang kakak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com