Adrian hanya tersenyum melihat kedekatan ibu dan anaknya. Ia terfikir tentang ibunya yang tidak pernah perduli dengannya ia hanya mengurus harta dan harta. Di matanya hanya harta yang paling penting tidak pernah sedikitpun memikirkan perasaan anaknya.
" alice begitu beruntung punya ibu yang sayang banget sama dia" ucap adrian dalam hatinya
" udah sekarang kita makan dulu ya, kamu jangan nangis lagi sayangku alice. Kamu cepat panggil briyan suruh cepat keluar dari kamar. Kita makan bersama sama" pungkas ibu alice. Alice mengusap air mata di pipinya dan mulai mencoba tersenyum kembali di hadapan ibunya.
Ia bergegas memanggil briyan di kamarnya.
"Nak adrian kamu duduk saja di sana, sambil nunggu alice dan briyan kembali" ucap ibu alice.
Adrian tersenyum, ia mulai berdiri dan mendorong pelan kursi roda ibu alice ke meja di hadapannya.
Ia segera duduk di kursi depan ibu alice.
Telihat briyan berlari keluar dari kamarnya menuju kursi samping adrian. " kakak, aku duduk sama kakak ya. Boleh kan aku dekat dengan kakak" kata adrian tersenyum ceria di hadapan adrian, membuat adrian tidak bisa menahan senyumnya pada briyan.
" pasti boleh, mulai sekarang kakak akan selalu main kesini biar bisa dekat dengan kamu. Gimana boleh tidak kakak setiap hari main kesini" pungkas adrian membelai lembut kepala briyan.
Briyan loncat berteriak gembira mendengar ucapan adrian tadi. " hore jadi aku setiap hari bisa makan enak terus" teriak briyan membuat alice tersipu malu di hadapan adrian.
" briyan duduk yang sopan jangan loncat loncat seperti itu" ucap alice melotot memandang briyan.
Briyan berhenti tersenyum ia mengerutkan bibirnya dan duduk di samping adrian.
Ia berbisik ke telinga adrian " kak alice sangat galak, kakak jangan sampai suka sama wanita galak seperti dia" ucap briyan lirih membuat adrian tersenyum mendengar kata adik alice itu. Ia memandang alice menahan senyumnya.
Alice memandang adrian melotot dan mengepalkan tangan kanannya di depan adrian.
" benar kan kak!! Kak alice tu wanita galak" kata briyan memandang takut ke arah alice.
" briyan!!" Teriak alice melotot memandang briyan yang masih tidak bisa diam. Tatapan menakutkan dari alice membuat Briyan duduk kembali di posisi semula.
" udah alice jangan seperti itu pada adikmu.biarkan saja dia" kata ibu alice membuat alice mengerutkan bibirnya " ibu!! Kenapa bela briyan" kata alice dengan ngambek mengerutkan bibirnya.
Ibu alice tersenyum memandang putrinya yang begitu polos itu. " sudah kamu duduk, kita makan dulu" kata ibu alice membelai lembut rambut panjang ikalnya.
Ia mencoba tersenyum memandang ibunya. " baiklah ibu" kata alice. Pandanganya mengarah di depan pintu terlihat karin berjalan menunduk tanpa melihat di depannya.
Ia bergegas berlari mendekati karin. " karin kamu kenapa tumben jam segini kamu sudah pulang" tanya alice memeluk pundak karin.
" alice!! " Ia memeluk erat tubuh alice dan mulai melepaskan air mata yang sudah ia tahan dari tadi. Ia mencoba menenangkan hatinya di pelukan alice.
Alice terlihat sangat bingung sahabatnya tiba tiba menangis di pelukannya pulang kerja. " kamu kenapa karin sudah jangan nangis lagi. Lebih baik kita duduk dan kamu ceritakan semua masalah kamu baik baik ya. Tenangkan dulu fikiranmu" ucap alice perlahan melepaskan pelukan karin. Ia menggandeng erat tangan karin menuju sofa di depannya.
" alice apa ada yang mengganggumu" tanya adrian menatap karin. Alice mengusap air mata di pipi karin.
" kamu tarik nafas perlahan dan keluarkan baru kamu cerita ke kita semua apa masalahmu" ucap alice menggenggam erat tangan karin.
Karin menghela nafas panjang dan mulai bercerita masalahanya." Aku di keluarkan dari pekerjaan. Karena kantor tempat ku bekerja sedang rugi besar dan perusahaan itu sudah pindah ke pemilik baru. Entah kenapa semua karyawan di kurangi setiap hari. Dan dalam waktu 3 hari nanti semua karyawan sudah di pulangkan semua. Sekarang aku bingung alice aku harus kerja di mana lagi. Aku sudah lama kerja di situ" kata karin merengek ke alice membuat adrian merasa kasian padanya.
"Jadi cuma itu masalahnya!! Udah jangan kawatir lagi, kamu bisa kerja di tempatku bersama alice. Lagian sekarang alice sudah jadi assisten pribadiku jadi kamu bisa kerja di sana ke posisi yang sama dengan pekerjaanmu. Tunggu sampai aku dan alice kembali dulu dari luar kota nanti. jadi selama kami pergi kamu bisa jaga ibu alice terlebih dahulu" kata adrian mencoba menghibur karin.
Ucapan adrian membuat karin terhibur, ia kembali tersenyum menatap adrian " benar aku bisa kerja di tempat kamu, baiklah pasti aku akan bekerja lebih baik dari sebelumnya. Dan aku akan bekerja yang terbaik untuk kantormu. Tapi emangnya kamu sama alice mau pergi kemana apa kalian mau berkencan" ucapan karin dan tersenyum gembira. membuat alice terkejut mendengarnya.
" karin apa yang kamu bilang, aku gak mungkin kencan sama dia lagian aku sama dia ada pekerjaan di luar kota selama 3 hari. Jangan berfikir aku berkencan sama dia itu gak akan terjadi. Lagian aku juga gak mau kencan sama dia" ucap alice melotot melihat adrian.
" bukannya kamu yang bilang ingin berkencan denganku" kata adrian tersenyum menggoda alice . Alice terlihat sangat marah ia mengepalkan tangannya dan mencoba memukul adrian langkahnya terhenti karena ibunya menghalangi langkah kakinya.
" alice sudah, kenapa kalian jadi bertengkar. Lebih baik diam dan duduk. Jangan banyak bicara lagi, lebih baik kita makan dan nikmati makanan ini semua keburu basi" teriak ibu alice membuat alice terdiam dan mulai duduk di samping karin lagi. Ia terus mengerutkan bibirnya.
" awas kamu adrian" kata alice tersenyum tipis melihat adrian.
Adrian hanya tersenyum gembira memandang alice. Ia menjulurkan lidahnya di depan alice.
Alice hanya melotot ke wajah adrian tanpa sepatah kata pun.