"itu baru dugaanku tiya, nggak ada maksud apa-apa" kata prayoga tersenyum melihat wajah tiya filia yang penasaran.
"maksudnya?! awas kamu kalau membuat aku penasaran!!" kata tiya filia mengancam sambil membesarkan matanya untuk menakuti prayoga.
"T i y a.. kamu menggemaskan.. aku ingin memeluk dan menciummu.." Kata Prayoga sambil tersenyum manis, bukan menjadi takut, tapi pikiran mesumnya kembali.
"iiiiiih.. mulai lagi kamu.Jadi kamu akan menjawab dengan benar kalau sudah kupukul pakai piring?!" geram tiya filia sambil memegang piring yang di dekatnya dan bergaya hendak memukul prayoga.
"iya.. iya ampun.. aku akan menjawab dengan benar" kata prayoga bergaya ketakutan tapi tersenyum. tiya filia pun meletakkan piring itu kembali ke tempatnya, tapi wajahnya masih mengancam.
"iya..iya.. aku akan cerita maksud perkataanku tadi.." kata prayoga serius, tapi senyum tipis masih terlihat diwajahnya.
"jadi ibu tiya aku akan melapor.. Dari pencarianku kemarin aku membuat kesimpulan seperti ini. ayah angkat thio itu adalah salah satu dari anak buah ayong. ayong ini preman di kota ini, juga punya usaha membeli bahan bakar dengan harga murah, dan menjual pada penadah di tengah laut dengan harga mahal. juga katanya ayong ini preman yang jahat, dia terkenal bukan bos yang baik pada anak buahnya. jadi kemungkinan hari itu karena marah atau sakit hati pada ayong, ayah angkat thio membakar kapal mereka, dugaan itu karena dia melarikan diri, bersembunyi. tapi bisa juga dia melarikan diri karena takut telah menculik thio. aku masih belum pasti untuk yang itu." cerita prayoga.
"kalau mendengar ceritamu itu aku ragu kalau dia menculik thio, soalnya kalau dia menculik pasti akan meminta tebusan, tapi dia tak melakukan itu, dia malah membesarkan anak itu" kata tiya filia berpikir.