"T i y a.. tolong yang sopan.." Luis menatap Tiya filia dengan wajah memohon.
"Bos kak luis juga nggak sopan, yang dia bilang itu pelecahan kak" protes tiya filia, wajahnya cemberut dikatakan tidak sopan. pak marko jadi tersenyum mendengar dan melihat tingkah Tiya filia.
"kalau begitu maafkan saya nona Tiya.. mulutku ini kadang-kadang memang kurang sopan" kata pak marko tersenyum menyesal.
"ayo luis dan nona Tiya.. silahkan duduk, kalian mau minum apa?" kata pak marko dengan ramah.
"ah terima kasih pak.. nggak usah repot-repot" kata luis basa-basi.
"kalau hanya air minum buat kalian itu tidak merepotkan, malahan aku yang akan merepotkan nona tiya.." pak marko memberi tanda kepada pelayan supaya membawakan minuman dingin buat para tamunya.
"mohon maaf, bapak mau merepotkan saya soal apa ya pak?" tanya tiya filia penasaran, pak marko tak langsung menjawab, dia seakan berpikir menilai Tiya filia. Dan semua terdiam untuk sesaat.
"maaf, saya tadi berpikir menggunakan nona Tiya untuk membujuk Prayoga.. padahal seharusnya saya meminta persetujuan nona Tiya dulu"kata pak marko ragu.
"ok pak saya setuju" kata tiya filia langsung setuju tanpa berpikir, dan langsung mendapat tatapan protes dari Luis.
"Saya setuju pak. tapi saya ingin tau cerita yang sebenarnya kenapa Prayoga Novilus masuk penjara." kata tiya filia lagi, dan dia tak peduli dengan tatapan luis, sepertinya dia telah bertekad. Reaksi pak marko hanya tersenyum melihat tekad tiya filia, dia lagi-lagi tak langsung menjawab.
"Boleh saya tau kenapa nona Tiya, begitu bersemangat membantu?" Tanya pak marko wajahnya kembali serius.
"saya hanya ingin membantu" kata tiya filia pasti walau ada kilatan keraguan di matanya. sebelumnya dia terlihat berpikir.
"nona tiya yakin? kalau ada yang nona inginkan.. nona bisa mengatakan pada saya"kata pak marko.
"oh ya.. nona tiya disini tinggal di mana? ah bukan apa-apa.. saya hanya ingin melindungi nona tiya" kata pak marko lagi.
"bagaimana kalau saya menyewakan kamar hotel untuk nona tiya.. jangan salah mengartikan ya.. maksud saya baik" kata pak marko tersenyum dan dia kelihatannya tulus.
"ah nggak usah pak, dia tinggal dengan saya.. saya yang akan menjaganya" kata luis menyela, walau dia percaya pada bosnya tapi kalau urusan Tiya filia dia tetap ragu.
"oh begitu ya.. kalian berdua punya hubungan apa?" tanya pak marko menatap luis.
"dia memang hanya junior saya di kampus dulu, tapi saya menganggap dia seperti adik saya sendiri dan saya juga kenal baik dengan keluarganya" kata luis menjelaskan.
" oh begitu ya.. " kata pak marko sambil menganggukkan kepala.
"ok.. kalau begitu saya akan memberitahukan kapan kita akan ke penjara menemui prayoga, mudah-mudahan bisa besok atau lusa.. saya harus bicara dulu dengan kakeknya prayoga" kata pak marko. tiya filia dan luis hanya menganggukkan kepala.