webnovel

Efektivitas 24 Jam (8)

Editor: Wave Literature

"Ada apa? Hm?" tanya Leng Sicheng. Jemari dinginnya perlahan-lahan bergerak ke bibir Gu Qingqing, dan beberapa kali mengusap bibir itu dengan lembut. Sebelum Gu Qingqing bisa menjawab, Leng Sicheng mengajukan pertanyaan lain. "Mengapa malam ini kamu berada di sini?"

Gu Qingqing tahu bahwa Leng Sicheng muncul saat ini untuk menghabisinya. "Aku..." ia terdiam sesaat.

Leng Sicheng tak boleh tahu bahwa Gu Qingqing keluar untuk membicarakan urusan bisnis. Gu Qingqing tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Bohong. Kebohongan kredibel apa yang bisa aku lakukan untuk sementara waktu? pikirnya.

Gu Qingqing berjuang keras untuk tetap tenang saat menjawab, "Aku dengar Huang Ting Entertainment adalah tuan rumah acara malam ini." Setelah jeda beberapa detik, perlahan ia menambahkan, "Kamu biasa membawa pasangan wanitamu yang baru. Aku… Aku ingin melihatnya."

Leng Sicheng tidak menjawab. Kamar itu seketika diselimuti keheningan. Gu Qingqing cepat menengadahkan kepala untuk menatapnya. Ia hanya melihat alis ramping Leng Sicheng terangkat sedikit. Jemari pria itu kembali bergerak ke dagunya, membelai bekas cubitan di dagunya dengan lembut. Leng Sicheng meregangkan kepalanya sedikit ke depan. Sudut bibirnya yang lembut menutupi anting-anting telinga Gu Qingqing dengan tepat. Ujung lidahnya menggulung.

Gu Qingqing seperti tersengat listrik dari atas kepala sampai ke tulang kaki. Aliran listrik merejaminya selapis demi selapis hingga jari-jari kakinya melengkung. Suara yang terdengar di telinganya membawa rasa kejahatan dan kemalasan, seolah-olah ia baru saja datang dari neraka.

"Benarkah? Bagaimana tanggapanmu tentang dia?"

"Aku..."

Gu Qingqing tak terpikir bahwa Leng Sicheng akan bertanya begitu. Waktu tiba-tiba serasa sejenak berhenti berputar. Kesedihan merasuk dalam hati Gu Qingqing.

Gu Qingqing sekarang adalah istri Leng Sicheng. Bagaimana pria itu bermain-main di luar sana, ia tahu bahwa ia tidak punya kewajiban apalagi hak untuk bertanya. Lagi pula, Leng Sicheng bisa membawa berbagai wanita ke berbagai perjamuan dan menunjukkan sikapnya tanpa malu. Namun, ia tidak pernah membawa Gu Qingqing ke tempat umum.

Jika Leng Sicheng malu untuk memperkenalkan identitasnya, Gu Qingqing juga setuju. Namun, Leng Sicheng… Tanpa mendiskusikan soal selingkuhannya di depan istri sendirinya... Leng Sicheng pikir saja, bagaimana Gu Qingqing bisa menjawabnya?

Gu Qingqing sedikit menundukkan kepala, menenangkan diri agak lama, sebelum menjawab, "Dia… cantik." Leng Sicheng tidak membalas barang sekata pun. Jelas, ia tidak puas hanya dengan satu jawaban singkat. Gu Qingqing berpikir dan menambahkan, "Perawakan tubuhnya juga sangat indah."

Leng Sicheng mengangkat dagunya sedikit, memandangi sisi wajah Gu Qingqing dengan tertunduk penuh pikiran. Wajah tampannya tak menunjukkan banyak ekspresi. Setelah sekian saat, ia tiba-tiba kembali bertanya, "Apa lagi?"

Kedua mata Gu Qingqing sedikit terpejam. Dadanya naik-turun, menunjukkan bahwa sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu. Leng Sicheng masih tidak berbicara, tetapi ia terus menatap wajah cantik Gu Qingqing. Kamar itu kembali diselimuti keheningan sesaat.

Seolah telah mengambil keputusan, Gu Qingqing mengangkat kepala untuk menatap langsung mata suram Leng Sicheng. Sedikit mengerutkan bibir, ia tetap tenang dan tidak terburu-buru untuk angkat bicara. "Dia terlihat seperti…"

Leng Sicheng sedikit membeku. Bahkan, jemarinya yang sedari tadi membelai dagu Gu Qingqing ikut terhenti di sana. Begitu dekat. Meski hanya dengan seberkas cahaya kecil, Gu Qingqing masih bisa melihat mata Leng Sicheng. Terpampang jejak kejutan, rasa malu, kepanikan untuk menghindar, bahkan perasaan yang tidak dapat dijelaskan.