webnovel

Chapter 15 Mood Hari Ini

(Tokyo, 4 Desember)

POV Perubahan Yang Tampak Drastis

Tampak sebuah bola basket terlempar dan langsung masuk ke keranjang tepat sasaran dan tembakan yang sempurna.

"Woho, terima itu!" teriak susulan yang di buat oleh Lucky yang rupanya yang melempar bola itu.

"Hei, Luck.... Kau harus mengajak Alandra, tinggi kalian hampir sama, pastinya seimbang, jangan hanya kau yang menang," kata beberapa orang yang bermain bersama nya.

"Hm... Sayang nya, dia itu punya sikap yang cuek, jika dia bisa tersenyum begitu, aku bakal ajak dia, dan pastinya dia juga bakal mau," balas Lucky.

Tapi tiba tiba ia terdiam ketika menoleh kepada sesuatu, ia melihat bahwa Alandra berjalan melewati lapangan basket di mana Lucky dan yang lain sedang bermain. Lucky melihat dan menyapanya. "Yo bro!!... Sorry aku gak datang kemaren.. " dia mendekat. Lalu Alandra menoleh dengan sedikit mata ramah membuat Lucky terdiam kaku.

". . . Kau baik baik saja...? (Kenapa dia tampak seperti tersenyum meskipun tertutup masker itu?... Dan agak ceria?!)"

"Aku baik baik saja, ngomong ngomong bisa aku bergabung dengan basket mu?" kata Alandra dengan tatapan ramah. Hal itu justru membuat Lucky terkejut tak berkutik.

"(Se... Sepertinya aku kemaren telah membuatnya aneh...) Alandra.... Kau baik baik saja kan... Ini bukan salah ku kan?!" dia menatap panik.

"Jangan khawatir, bisa aku bermain sekarang?"

"E.... Bi... Bisa... (Kenapa dia aneh banget?)" Lucky memberikan bola basket padanya. Alandra menatap keranjang basket itu yang ada di atas.

"Kenapa? Kau ingin melakukan 'shot' [Tembakan bola basket dalam jarak jauh]" tatap Lucky.

Alandra menatap fokus lalu melempar bola basket itu, dan tak di sangka sangka, bola itu masuk dalam jaraknya yang sangat jauh, yakni 5 meter, itu setara seperti keluar dari lapangan. Seketika semua pemain maupun yang melihat menjadi terpelongoh menatap nya.

Lalu Alandra berjalan menjauh, ia meletakan tas nya ke tempat duduk penonton dan kemeja nya, ia melepas kemeja nya sehingga hanya memperlihatkan celana panjang nya dan kaus hitam lengan pendek nya.

Para wanita yang melihat itu menjadi terdiam dan langsung berteriak. "Kya!! Alandra akan main!!" hal itu membuat semua orang menjadi menghentikan jalan nya dan tak mau kehilangannya momen itu. Bagaimanapun juga, suatu momen langka melihat Alandra bermain bola basket, sekali main, dia benar benar hebat.

Alandra terdiam sebentar, ia akan melepas maskernya tapi tak jadi, ia tetap memakai masker itu. Lalu berjalan ke lapangan.

"Baiklah kawan, kebetulan tim itu sedang kekurangan satu orang," kata Lucky. Dia menunjuk tim lawan satunya. Jadi di sini, Lucky akan melawan Alandra.

Lalu Alandra masuk ke lapangan dan menghadap Lucky di tengah. Mereka seperti sama sama kapten dalam tim nya yang berbeda masing masing.

Semua wanita, segera memberitahukan pada banyak teman teman nya dan termasuk Primadona sekolah. "Wah, itu Alandra!!" ia langsung senang dan menatap dari jauh, tepatnya di luar lapangan.

Di saat itu juga, wanita primadona, Chan berjalan langsung ke sana dan melihat, seketika dia langsung senang terpukau. "Alandra..."

"Hei, Chan... Pacar mu," mereka menatap.

"Ah, iya," Chan mengakui. Seperti nya ada kesalah pahaman di sini. Rumor Chan menembak Alandra sepertinya ada yang menyebar bahwa mereka berpacaran, padahal tidak.

"Alandra, aku akan membuat mu suka padaku... Melewati rumor yang aku buat..."

Tampak ketika Alandra dan Lucky saling menatap sangat dekat, tubuhnya bahkan lebih tinggi dan besar Alandra.

"Aku akan mengalahkan mu," kata Lucky dengan senyum nya.

Tapi Alandra membalas tatapan serius. "Kita lihat nanti."

Dengan cepat, bola itu melayang ke udara, begitu juga Lucky yang melompat mengambil bola itu membuat Alandra terdiam.

Mereka mulai bermain hingga Alandra mencegah Lucky memasukan bola basket itu ke ring.

"Kenapa kawan, kau meremehkan tinggi ku?" Lucky menatap sombong, seketika dia melempar shot dari jarak dekat.

Alandra menoleh ke atas dan rupanya bola itu akan masuk ke ring, tapi siapa sangka, ketika akan masuk, tangan nya mencapai bola dan menamparnya untuk tidak masuk ke gawang.

"Wah, sialan.... Rupanya kau mencegah gol pertama ku," Lucky menatap.

Alandra juga hebat dalam melakukan nya, setelah bola itu tak jadi masuk, dia menangkap bola itu dan berlari ke gawang lain.

Berbagai rintangan dia lewati dan siapa sangka, dia malah berhenti di tengah tengah dan langsung melakukan shot jarak jauh.

Seketika bola itu masuk ke ring. "Woooaahahh!! Cetak pertama oleh Alandra!" semuanya berteriak.

"Wah, Alandra hebat, dia yang pertama mencetak gol dan yang terakhir dalam kemenangan," mereka mengatakan hal yang benar, hingga pada akhirnya, skor poin milik Alandra lebih banyak dari pada milik Lucky.

"Wah wah, rupanya memang benar benar hebat," kata Lucky yang ngos ngosan.

Alandra lalu menatap Lucky dengan matanya. "Aku pergi dulu, perkataan ku soal ikut basket sudah aku lakukan," kata nya lalu pergi.

"Hei, kawan... Kupikir ada apa dengan mu, rupanya hanya menuruti janji mu pada ku soal bergabung saja, kenapa tidak lanjutkan lagi?" tatap Lucky melihat Alandra mengambil tas ransel nya, lalu dia menoleh.

"Lain kali ketika aku dan suasana hati ku senang lagi," balasnya lalu berjalan pergi membuat Lucky terdiam. "(Hm..... Aku curiga..... Ada apa sebenarnya, kenapa dia bisa bisanya bersikap sampai situ saja.)"

"Kya!! Alandra, benar benar hebat!!!" semua wanita masih melihat nya. Hingga saat itu, pasti Alandra akan terkenal sebentar lagi dalam kampus.

Sorenya, Lucky pulang duluan sambil membawa tas ransel nya di bahu nya, tapi ia juga berpikir sesuatu. "(Ada apa dengan Alandra, kenapa berbeda sekali dari biasanya. Dia benar benar mau bermain basket dan banyak orang yang melihat tadi, pastinya dia akan terkenal... Apa dia sedang senang tadi? Tapi bukankah Alandra tak pernah begitu.... Tunggu, aku baru ingat, baru baru ini dia baru saja menjalani kisah dengan orang yang bernama Lex Luthor... Aku masih bingung, dia itu siapa, jangan jangan memang cewek...)" ia terus berpikir, saat dia melewati gerbang, dia juga melewati seorang gadis. Dia menjadi terkejut berhenti lalu menoleh ke belakang tak sadar telah melewati Lex Luthor.

"Kau... Kau siapa... (Sepertinya aku pernah melihat gadis ini menjemput Alandra,)" dia mendekat.

"Aku mencari Alandra," kata Lex Luthor dengan tatapan datar.

"Hah... Rupanya kau yang di maksud Lex Luthor itu!! (Kenapa dia seorang gadis!? Tapi... Dia cantik, manis... Menawan di saat yang bersamaan....)" Lucky panik seketika memegang kedua bahu Lex Luthor membuatnya terdiam.

"Kau.... Pasti yang merubah Alandra kan... Kau apakan dia, apa kau menyakiti hatinya?! (Apa ini karena dia, Alandra berubah menjadi ikut basket itu, ini memang yang ku ingin kan tapi ini juga termasuk aneh,)" tanya Lucky dengan panik.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Lex Luthor masih terdiam bingung.

"Lupakan saja, apapun yang telah kau lakukan padanya, kau benar benar merubah sikapnya... Dia itu lelaki dominan yang suka sendiri dan bersikap dingin cuek tapi yang kulihat tadi dia berubah drastis dan mau bergaul... Entahlah... Aku juga tak mau mencampuri urusan kalian, jadi aku pergi dulu," Lucky melepas Lex Luthor lalu berjalan pergi.

"(Selera Alandra bagus juga... Gadis itu sangat manis dan cantik... Pilihan yang bagus.)"

Tak lama kemudian Alandra berjalan keluar dan melihat Lex Luthor dari jauh. Dia langsung berjalan cepat mendekat. "Kenapa kau ada di sini?"

"Apa tak boleh aku kemari untuk meminta sebuah kecupan?" Lex Luthor menatap, di mata Alandra, dia benar benar melihat kemanisan Lex Luthor.

"O... Oh baiklah," Alandra mendekat tapi tak di sangka Lex Luthor menatap wajahnya.

"Aku hanya bercanda bodoh..... Aku ingin membawamu ke kediaman ku," kata Lex Luthor dengan tatapan dingin membuat Alandra terdiam.

". . . Bagaimana jika... Kau dan aku jalan jalan terlebih dahulu?" tawarnya.

"Jalan jalan?"

"Ya, mungkin ke pusat perbelanjaan atau... Yang lain."

"Baiklah, aku hanya akan ikut," Lex Luthor mengangguk pelan. Lalu mereka pergi ke pusat perbelanjaan.

Alandra melihat baju manis yang terpajang di sana Lalu ia menoleh ke Lex Luthor yang juga sedang melihat lihat baju. "(Jika di pikir pikir Lex Luthor suka memakai celana pendek levis itu dan kaus putih yang di tutupi kemeja nya itu,)" dia melihat kemeja kotak biru yang di pakai Lex Luthor. "(Dia memang tidak terlihat seepeti bos formal, tapi aku tahu dia gadis yang santai dan tak terlalu mempedulikan apapun.)"

"Bagaimana dengan ini?" Lex Luthor mendadak bicara menunjukkan setelah jas hitam lelaki pada Alandra. Alandra sempat terdiam lalu ia mengatakan sesuatu. "Apa maksudmu... Kau ingin aku memakai baju formal itu?"

"Kenapa? Kau tidak suka, dengan baju ini, kau bisa menjadi apapun di dekat ku."

"(Di dekatnya.... Aku ingin di dekatnya!) Seperti apa aku menjadi di dekatmu?"

"Banyak, kau bisa menjadi asisten atau pengawal ku tapi sayangnya aku sudah punya semua dan kau juga masih mahasiswa."

"Tapi bagaimana jika aku ingin di dekatmu?" tatap Alandra.

". . . Entahlah, mungkin kau harus pakai baju ini dulu untuk ikut aku ke kediaman Luthor."

"Kediaman? Kau dari kediaman?"

"Untuk suka padaku, kau harus tahu banyak soal ku maupun kediaman. Jadi persiapkan diri mu," tatap Lex Luthor.

"Baiklah... Ngomong ngomong kenapa kau mau membawaku ke kediaman penting milik garis keluarga mu?" tanya Alandra sambil mengambil setelan jas itu. Lalu Lex Luthor menjadi tersenyum licik membuat Alandra terdiam bingung dan merasa tidak enak.

"Untuk mengikuti perintah ku, kau jelas sekali harus perlu melakukan sesuatu yang membuatku terkesan juga, kau bilang kau suka padaku, orang yang suka padaku harus menuruti apa yang aku katakan," kata Lex Luthor. Seketika Alandra menjadi mendekat serius.

"Aku suka padamu, dan aku akan melakukan apa yang kau minta padaku, untuk hal ini, aku akan siap menggunakan mantel ini, menata rambutku dan terlihat rapi nantinya," tatap nya. Lalu Lex Luthor tersenyum kecil.