webnovel

Kisah Cinta Tak Biasa

Wanita yang selama ini terus murung dan bersedih, berubah menjadi wanita yang ambisius demi membalaskan dendamnya. Dia nekat menjebak lelaki yang telah membuatnya kecewa dengan membuat dirinya hamil anak dari lelaki tersebut. Jati dirinya sebagai wanita misterius penunggu jembatan cinta perlahan hilang saat dia memutuskan meninggalkan tempat persinggahannya tersebut. Masa lalu kelam yang harus membuatnya tinggal menyendiri. Dan, dendam yang membuatnya kembali berbaur dengan orang-orang. Dalam misi membalaskan dendamnya, dia harus kembali terjebak dalam buaian cinta. Saat dirinya kembali jatuh cinta, dengan tega suaminya menikah dengan wanita lain yang tengah mengandung anaknya.

Euis_2549 · สมัยใหม่
Not enough ratings
312 Chs

Ingin Perawan

"Nah kan, ga nyadar lu, ya. Dari tadi tuh elu udah ngajakin gue debat terus. Tahu ga?" kesal Adit.

"Ah, masa sih gue gitu? Perasaan elu aja kali. Elu kan baperan orangnya. Haha," tawa Rico. Rico seolah sengaja ingin memancing emosi Adit.

"Mulai dah lu. Bikin kesal gua tahu ga lu? Kalau bukan temen gue, saat ini juga udah gue buang elu ke laut," marah Adit.

"Yakin elu mau buang gua ke laut. Nanti elu juga yang akan nangis kalau ga ada gua lagi di dunia ini. Hayoh ngaku lu," goda Rico.

"Idih ... mit amit deh. Sudahlah, ga usah bahas hal yang ga penting lagi. Sekarang juga, mendingan elu ceritain sama gue mengapa elu bisa tiba-tiba kayak gitu? Cepat cerita," titah Ali.

"Ga ah. Malas banget gue cerita," celetuk Rico.

"Bener-bener lu ya. Cari mati lu," murka Adit.

"Ya elu sendiri, jadi orang kok kepo banget kayak gitu. Kurangin deh mendingan tuh sikap kepo yang berlebih," kelakar Rico.

"Kayak sendirinya ga kepoan. Elu juga suka kepo kali. Mau tahu urusan dan masalah orang," ujar Adit.

"Hah? Iya kah gue kayak gitu? Masa sih? Gue kok ga ngerasa ya kalau diri gue seperti itu. Haha," tawa Rico.

"Ish ... sudahlah cepat cerita! Ga usah mengalihkan pembicaraan. Gue tahu kok alasan mengapa lu bisa seperti itu. Hm ... ini mah pasti elu sedang jatuh cinta. Iya, kan?" tebak Adit. "Ngaku aja dah sama gue. Eh, tapi ini untuk yang keberapa kalinya ya lu jatuh cinta?" lanjut Adit.

"Sembarangan lu kalau ngomong. Gue ga kayak gitu juga kali. Gue itu orangnya setia. Ga pernah sembarangan jatuh cinta. Ya, gua akui, kalau gua itu suka sekali godain wanita-wanita di luaran sana, tapi asal lu tahu aja ya, itu hanya sebatas hiburan saja kok," ungkap Rico.

"Gila elu ya, Ric. Masa masalah kayak gitu lu anggap hiburan. Jangan sampai nyakitin hati perempuan lu, Ric," ucap Adit. Sok menasihati Rico, padahal dirinya sendiri jauh lebih buruk jika dibandingkan dengan Rico.

"Ya setidaknya gua itu ga pernah ngerusak anak gadis orang. Gua hanya sebatas menggodanya saja. Gua ga pernah tuh sama sekali menyentuh mereka. Emangnya elu, suka sekali lu main perempuan sampai nyentuh mereka," sindir Rico.

"Hehe ... ya gapapa lah, Ric. Lagian yang gue rusak itu bukan anak gadis orang kok. Gue itu memang sering sentuh-sentuh wanita, tapi yang gue sentuh itu wanita yang dengan suka rela mau disentuh sama gue," cicit Adit.

"Ya, ya ... gue tahu, tapi tetep aja elu salah," ujar Rico.

"Hm ... nggak ah kalau menurut gue mah. Orang gua bayar kok sama mereka," celetuk Adit.

"Terserah elu aja deh, Dit," ucap Rico yang tak ingin lagi berdebat dengan Adit.

"Jadi gimana, Ric? Elu belum cerita sama gue. Ayo cerita," titah Rico kembali.

"Hm ... ya baiklah, gua akan cerita sama elu. Jadi tuh ya ... gua memang sedang jatuh cinta. Ini jatuh cinta beneran. Bukan hanya permainan saja. Untuk pertama kalinya gua merasakan hal yang berbeda kepada perempuan. Perempuan itu seolah memiliki daya tarik tersendiri. Gua begitu tergila-gila padanya," ungkap Rico.

"Wish ... mantap dah, Ric. Akhirnya seorang Rico si playboy bisa merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya juga," ucap Adit.

"Yeh ... gua juga manusia kali, Dit. Pasti lah gua juga merasakan cinta yang sesungguhnya, cinta sejati," yakin Rico.

"Heleh ... sok-sokan cinta sejati. Hm ... kalau boleh tahu nih, siapa sih gadis yang saat ini telah membuat diri lu jatuh cinta yang sesungguhnya?" selidik Adit.

"Ya ... dia itu seorang gadis yang cantik dan penuh tanda tanya. Dia sangat menarik," ucap Rico singkat.

"Udah itu aja? Apa dia, Dinda?" tanya Adit.

"Ya bukanlah. Gila kali lu. Masa Dinda," ujar Rico.

"Ya bisa saja, kan. Elu sama Dinda cocok-cocok aja kok kalau menjadi sepasang kekasih," cicit Adit.

"Jelas gua ga mau, Dit. Ga usah ngaco deh," kesal Rico.

"Terus siapa dong?" selidik Adit.

"Ada deh pokoknya," ucap Rico.

"Ngaku, Ric! Siapa? Dia itu masih gadis atau sudah janda? Atau mungkin gadis rasa janda?" celetuk Adit.

"Jangan sembarangan lu kalau berucap, Dit. Jelas dia itu masih gadis dong. Gadis yang masih perawan. Bukan gadis rasa janda. Lagian nih ya, gua ingin perawan. Ya, ingin perawan! Gua maunya istri gua kelak, masih utuh belum disentuh lelaki manapun. Gua mau jadi orang yang pertama kali mencobanya," tegas Rico.

"Haha ... ya, ya, semoga saja dia beneran masih perawan. Jangan sampai elu terkena jebakan. Haha," tawa Adit.

"Diam, Dit! Bikin emosi gua memuncak aja," marah Rico.

"Elah ... jadi siapa nih sebenarnya yang baperan? Ya jelas elu lah. Orang gua cuma bercanda doang kok," ujar Adit.

"Bercandaannya ga masuk akal," jelas Rico.

"Sirik lu," lanjut Adit.

"Sudah, sudah ... cepat kerja. Ayo kerja," ajak Rico.

"Jam kerja kita masih setengah jam lagi, Ric. Ini masih sangat pagi juga. Elu datangnya kepagian. Tumben banget dah. Biasanya juga elu datangnya agak siangan. Pas waktu udah mepet. Kalau gua ya udah biasa datang pagi," tutur Adit.

"Enak aja, gua biasanya juga datang pagi kali. Mulai sekarang gua itu harus semangat kerja. Sangat semangat," tegas Rico.

"Serah ... susah ngomong sama orang yang sedang jatuh cinta mah," kelakar Adit.

"Iya dong. Gua itu sangat bersyukur tahu ga sih? Ya gua bersyukur, akhirnya gua diberi rasa cinta yang sesungguhnya juga. Biasanya kan jatuh cinta bohongan. Nah elu, kapan dah elu akan merasa jatuh cinta yang sesungguhnya?" sindir Rico.

"Gampang gua mah. Kapan-kapan juga bisa. Nyantai aja. Ga usah terburu-buru," enteng Adit.

"Jangan terlalu santai. Gua saranin, kalau untuk masalah ginian, sebaiknya elu itu jangan terlalu santai. Harus gercep," ucap Rico.

"Biarin aja dah. Ini hidup gua, gua ingin menikmatinya dulu," tutur Adit.

"Ya ... terserah elu dah. Nikmati tuh masa-masa jomblo yang elu miliki saat ini. Haha," tawa Rico.

"Ya jelas dong. Saat ini gua sangat menikmatinya. Jangan iri," ujar Adit.

"Ga! Sama sekali gua ga akan iri. Dahlah, gua mau mulai kerja aja. Biarin belum jamnya kerja juga. Gua mau buru-buru kerja biar segera usai juga kerjaannya. Hm ... nanti malam kan gua mau kencan. Haha," tawa Rico.

"Ya udah, gue juga mau mulai kerja aja deh. Nanti malam gue juga mau hiburan," cicit Adit.

"Tiap malam juga elu mah hiburan," celetuk Rico.

"Ya biarin dong. Sirik teros ..." kelakar Adit.

"Ga tuh, gua ga sirik sama sekali," bantah Rico.