webnovel

Kinara: Love Me Please, Jayden.

Sinopsis Kinara Winandar baru saja lulus kuliah dan berniat bekerja. Tapi sayang, harus menerima kenyataan saat dirinya harus menjadi pengganti sang kakak yang menolak pernikahan dengan anak seorang pemilik perusahaan terkenal di kotanya tinggal. Awalnya ia tidak ingin menerima itu, tapi ia hanyalah seorang anak yang tidak diharapkan keluarga sang papa. Terlebih, ini adalah permintaan seumur hidup dari sang papa itu sendiri. Di hari pernikahannya ia bertemu dengan sosok pria yang membuatnya terdiam, menatap nanar bukan hanya karena mengetahui siapa pria tersebut, melainkan karena apa yang dikatakan calon suaminya di hari pernikahan. Jayden Armand Gwentama, sosok pria sempurna yang sayangnya sangat tergila-gila dengan sang kakak—Aliana Winandar. "Kamu istriku, tapi hanya hitam di atas putih. Karena selamanya Liana adalah wanita yang aku cintai. Paham?" Hati Kinara hancur, tapi ia sudah bertekad untuk menjalani hidupnya bersama sang suami bagaimanapun keadaannya. Lalu, bagaimana kehidupan Kinara setelah menikah dan tinggal dengan suami yang ternyata adalah direktur di tempatnya bekerja. Dan bagaimana pula jika saat di perjuangannya merebut hati sang suami, sang kakak yang menolak pernikahan tiba-tiba datang dan berniat untuk mengambil sang suami darinya. Apakah Jayden yang awalnya membenci Kinara akan kembali berpaling kepada wanita yang telah menolaknya? Apakah ia masih mencintai kakak dari istrinya? Ikuti kisahnya di sini… Follow IG Author : Haruali9

Haru_lina · สมัยใหม่
Not enough ratings
279 Chs

Hari Pertama Sebagai 'Istri'

Apartemen Sky Land Kota X

Selesai dengan pekerjaannya, mulai dari menyapu dan mengepel lantai. Kinara pun melanjutkan dengan mencuci baju milik Jayden, yang ada di keranjang pakaian kotor di dekat mesin cuci di ruang binatu.

Mesin cuci yang terlihat bersih ini tidak ada bau sabun sama sekali. Bahkan, saat ia buka pun tidak ada uap hangat, tanda jika tidak pernah dipakai.

Ia mengernyit bingung saat menemukan botol sabun cari dan pewangi yang juga masih disegel, seperti sengaja memang disediakan, tapi tidak pernah digunakan.

"Lalu, untuk apa dia menyediakan ruang binatu, jika sama sekali tidak pernah terjamah. Iya tidak sih?"

Menggerutu dengan gumamam layaknya lebah mendengung. Kinara pun mengangkat bahu tak acuh, mengabaikan rasa penasaran dengan segera memasukkan pakaian yang sudah ia periksa dan pisah sebelumnya.

Ia mengatur waktu cuci dan meninggalkan area binatu menuju ke arah jendela balkon dan membersihkan jendela dengan gerakan profesional.

Atasan sekaligus suaminya itu salah menantang orang. Apakah pria itu pikir ia perempuan manja yang akan merengek, hanya karena diberi peraturan seperti ini untuk bisa tinggal di sini, begitu?

Bibirnya mendengkus, saat merasa jika untuk peraturan ini ia mampu mengerjakannya dengan baik. Bahkan, jika pria itu juga menjadikannya pembantu, ia tidak takut.

"Blee.... Aku sudah biasa mengerjakan pekerjaan rumah, jadi aku tidak kaget dengan bangun pagi dan bersih-bersih," gumamnya bangga.

Ya, tidak salah jika dari kecil ibunya tidak memanjakan, jadi ketika ia sampai di rumah mama tirinya pun ia tidak kaget.

Sementara Kinara dengan kegiatannya, Jayden yang biasa bangun untuk berolahraga pagi pun keluar kamar. Ia berjalan dengan sesekali merenggangkan tubuh, memutar pinggang dan tangan sebagai pemanasan.

Sebelum ia keluar hunian, Jayden punya kebiasaan meminum jus airi putih satu gelas penuh, baru kemudian memulai aktivitas olahraga di bawah tepatnya di pusat Gym, fasilitas yang disediakan oleh apartemen.

Saat akan melewati ruang tamu, Jayden yang bingung dengan pintu balkon terbuka pun berhenti sejenak, untuk melihat siapa yang pagi-pagi sudah berdiri di balkon.

Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat seorang wanita sedang membersihkan jendela dengan senyum lebar menghiasi. Keningnya mengernyit, bingung dan aneh dengan ekspresi bahagia yang ditampilkan oleh wanita di luar sana.

Baru ini ia melihat putri bungsu keluarga kaya raya senang, saat diperintah dan diperlakukan layaknya pembantu, terlebih itu di rumah suami sendiri.

Bukan kah seharusnya wanita itu kesal, marah dan tidak terima di perintah olehnya untuk membersihkan seluruh apartemen.

"Kita lihat, sampai berapa hari kamu bisa menampilkan ekspresi bahagia. Saat kamu lelah, membersihkan rumah dan juga bekerja di kantor di saat bersamaan seharian," gumam Jayden sinis, kemudian meninggalkan ruang tamu dan Kinara yang tidak tahu jika dirinya diperhatikan oleh si empu apartemen.

Sedangkan Kinara yang sudah menyelesaikan membersihkan jendela, kembali ke binatu untuk mengecek pakaian yang ia cuci. Waktu cuci dan waktu membersihkan area yang tadi ia bersihkan sungguh tepat sesuai perkiraannya.

Ia pun segera mengeluarkan pakaian yang sudah kering itu, memasang di hanger dan menggantungnya di tempat yang ia rasa adalah memang untuk meletakkan pakaian kering.

"Oke! Hanya tinggal menyetrika dan selesai. Aku akan setrika ini sepulang kerja," putus Kinara dengan helaan napas lega, saat melihat jam yang menunjuk pukul enam lebih tiga puluh.

Artinya ia masih bisa menyiapkan makanan yang mudah dibuat untuk mereka sarapan pagi ini.

"Tapi ... Apa Jayden sudah bangun yah?" gumam Kinara penasaran. "Tapi aku tidak berani masuk kamarnya," lanjutnya masih bergumam dan berujung dengan ia yang menggelengkan kepala, pusing sendiri. "Terserah, sebaiknya aku menyiapkan makanan dan berganti pakaian," tandasnya dan memilih untuk melupakan sejenak beralih dengan kegiatan lain.

Seperti rencana, Kinara yang tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam hal memasak pun memulai dengan persiapan bahan makanan. Hanya ada bahan sederhana seperti telur dan roti. Jadi apalagi yang bisa di masak dengan dua bahan masakan sederhana ini.

Pasti sudah bisa menebak.

Yup.... Benar sekali, nasi goreng adalah pilihannya. Ups! Bercanda, roti isi telur adalah menu sederhana yang akan dibuatnya dan semoga si iblis tampan tidak protes dengan apa yang disediakannya.

"Sepertinya aku harus belanja pulang dari kantor," gumam Kinara dengan segera membuat telur goreng, setelah membakar roti hingga berwarna coklat keemasan.

Setelah siap dengan roti isinya, Kinara pun menyajikannya di piring dan meletakkan di meja makan, namun tidak dengan miliknya yang ia letakkan di meja dapur.

Ia akan memakan ini setelah Jayden memakan bagiannya dan ia pun beralih ke bak pencucian, hendak mencuci peralatan masak yang ia gunakan.

"Loh ... Ada gelas bekas, perasaan semalam sudah bersih semua." Kinara bingung dengan apa yang dilihatnya, padahal ia merasa jika selain dirinya tidak ada yang bangun.

Apa iya, Jayden sudah bangun lalu kembali masuk ke kamar.

Mungkin saja, batin Kinara kemudian menggelengkan kepala, tidak memikirkan ini lebih lanjut dan mencuci dengan segera gelas serta peralatan memasak yang kotor.

Selesai dengan pekerjaannya, ia pun kembali ke kamar untuk mengganti pakaian. Sedangkan di luar Jayden tampak selesai dari olahraga. Ia berjalan menuju dapur untuk meminum air isotonic, saat ia merasa ion di tubuhnya berkurang saat keringat mengalir deras.

Saat melewati meja makan, Jayden yang melihat piring dengan isi makanan di meja berhenti sejenak. Kemudian menghampiri lebih dekat ke arah meja makan, memastikan jika apa yang dilihatnya adalah benar dan bukan imajinasinya saja.

Ini adalah tahun kesekian ia tinggal di apartemen pribadinya, tapi ini adalah hari pertama ia melihat di meja tersaji makanan saat ia dulu lebih memilih makan di luar.

Ada perasaan aneh dalam hatinya ketika melihatnya. Tapi saat ingat jika wanita yang membuat makanan ini adalah wanita itu, seketika ia merasa tidak senang.

Padahal ia selalu bermimpi, bisa merasakan masakan perempuan yang dulu sempat hilang dari hidupnya, tidak bisa bertemu lagi. Tapi ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan, sehingga ia bisa bertemu kembali di kampusnya sendiri.

"Apa ini, kheh.... Dia pikir aku mau gitu, makan makanan hasil buatannya. Yang benar saja," dengkus Jayden kemudian melanjutkan langkah kakinya, mengambil botol plastik masih segel dengan nama merek minuman terkenal.

Minuman isotonik dengan warna biru-putih.

Mpokari nywet

Setelah mengambil botol dalam kulkas, Jayden kembali berjalan sambil membuka dan meminum minuman itu, meneguknya dengan bunyi terdengar jelas saat air mengalir di tenggorokannya.

Jayden membuka pintu kamarnya bertepatan dengan Kinara yang keluar dari kamar miliknya, sehingga wanita itu pun kaget saat melihat penampilan sang suami yang penuh dengan keringat.

Jujur saja, Jayden dengan kaos putih dan keringat tercetak jelas sempat membuat Kinara sempat salah tingkah, apalagi melihat jakun yang naik-turun saat meminum air yang isinya hampir tandas.

"Tuan! Sudah bangun."

Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan yang sudah jelas jawabannya apa.

"Hn."

Jayden tidak menjawab, hanya bergumam dan segera membuka untuk menutupnya dengan debaman sedikit kencang, sehingga jantung Kinara pun hampir saja copot saat mendengarnya.

Ceklek!

Blam!!

"Ya Tuhan.... Bisa tidak sih, kalau tutup pintu tidak main banting," dengkus Kinara sebal, kemudian meninggal pintu kamar, berjalan menuju dapur dan melihat jika sarapan yang dibuatnya masih belum di sentuh.

"Mungkin sehabis mandi dia baru memakannya," pikir Kinara berusaha tetap positif.

Ia pun membungkus sandwich miliknya, dengan tissue dan akan di makan olehnya di perjalanan nanti.

Waktu tidak memungkinkan untuknya makan dengan santai, apalagi rute bis untuk menuju gedung perkantoran masih belum ia ketahui jelas kapan dan jam berapa tiba.

Dan dengan begitu, Kinara pun pergi ke kantor tanpa memberitahu suaminya, saat ia mengetuk tidak kunjung dapat jawaban.

"Sepertinya sedang mandi," gumamnya baru kemudian pergi keluar apartemen, menuju halte bis yang ia lihat ada di depan gedung tempatnya saat ini tinggal.

Bersambung.