webnovel

Ketika Mobs lebih Jahat dari Villainess

Menceritakan seorang pria berumur 24 tahun. Ia yang merupakan player hardcore ataupun soulslike dipaksa memainkan sebuah otome game reverse harem oleh sepupunya karena ia memegang rahasia dan aib dirinya. Selama bermain ia begitu kelas dengan semua karakter didalam game ini. Membuatnya heran mengapa game seperti itu bisa laku keras. Setiap dirinya kalah dalam membuat pilihan ataupun didalam. Disetiap pertarungannya, ia selalu mengutuk game ini berkali kali sampai menyebutkan 7 dosa besar. 1 minggu telah berlalu dan akhirnya game yang dimainkannya telah tamat. Selama bermain game ia tak pernah makan sama sekali. Ketika dirinya keluar dari rumah, jalannya sempoyongan dan akhirnya meninggal tertabrak truk yang melaju kencang. Sampai akhirnya ketika dirinya sadar ia mulai menyadari beberapa hal keanehan dimulai dari tentang adanya kasta kerajaan, dan derajat wanita lebih tinggi daripada pria membuatnya sadar jika dia bereinkarnasi disebuah dunia otome game, bukan sebagai karakter yg dekat depan sang tokoh utama melainkan karakter sampingan alias Mob.

Nara_Ryuko · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
7 Chs

Chapter 4 Murid Baru

"aaagghhh akhirnya bisa pulang juga kerumah! " sembari meregangkan tubuhnya diatas ranjang

"sepertinya anda begitu senang sekali ya tuan"

Raviel segera menoleh kesamping dan menemukan sebuah bola yang terbuat besi melayang dengan lensa berwarna biru gelap

"oh Alexander ya, tentu saja. Setelah beberapa bulan kulewati akhirnya aku bisa bersekolah juga, ditambah seharusnya orang orang sudah lupa tentang kejadian setahun yang lalu bukan? " sembari melirik Alexander yang masih melayang disampingnya.

"aku tidak begitu yakin, jika soal senjata harusnya mereka sudah lupa. Menurut laporan yang telah kukumpulkan, sepertinya hanya sedikit orang yang mengetahui senjata dosa" ujar Alexander.

Setelah mendengarnya penjelasan dari Asistennya yang berupa Ai, Raviel langsung saja mempercayainya karena kapal yang ia dapatkan sudah menjadi hak milik mulai dari DNA dan kontak mata.

Raviel segera beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju kabar mandi agar dirinya merasa segar dipagi hari yang cerah.

Selama 1 tahun Raviel tinggal didalam kapal Alexander yang hanya ditemani oleh Alexander saja sedang Beelzebub mulai jarang sekali berkomunikasi. Terakhir kali mereka berkomunikasi setelah mereka melakukan pembantaian tahun lalu pada tanggal 04 Lower The Birth Of Goddess

Didalam dunia otomegame ini hanya terdapat 4 musim yang terdiri dari

Birth Of Goddess yakni musim semi, Uriel's Flutter musim panas, Incarnation Goddes musim gugur dan yang terakhir Dark Frost Dragon musim dingin.

Selama 1 tahun ini ia kembali mempelajari tentang musim didunia ini karena bisa saja itu akan berguna dimasa yang akan datang meskipun didalam otomegame hanya dijelaskan nama bulannya jasa tetapi tidak dengan jumlah hari dalam 1 bulannya.

Musim pertama The Birth Of Goddes terbagi menjadi 2 bulan yakni middle dan lower yang masing masingnya memiliki 30 hari, Musim kedua Uriel's Flutter sama seperti musim The Birth Of Goddess memiliki middle dan juga lower yang masing masingnya terdapat 30 hari.

Ketiga musim Incarnation Goddess memiliki 2 bulan yang sama tetapi memiliki 45 hari disetiap bulannya, konon katanya dibulan ini dewi terlahirkan kembali menjadi sesosok manusia dan membantu umat manusia untuk menghadapi musim selanjutnya yakni Dark Frost Dragon, memiliki 3 bulan dengan hari yang berbeda terkadang 52 dan terkadang 51 hari dalam sebulan.

Dalam musim ini manusia mengalami musim dingin yang sangat panjang dibandingkan dengan yang ada didunia nyata,karena amukan dari Dark Frost Dragon yang telah bersatu dengan iblis. Jadi tugas Dewi membimbing umat manusia untuk mengalahkan sang naga, dan setelah naga dikalahkan inkarnasi dewi meninggal dunia dan terlahirkan kembali menjadi dewi dan membimbing umat manusia dari kejahatan.

"ya begitulah ceritanya, meskipun aku benci game ini. Dari segi world building aku cukup menyukainya meski tidak harus diriku juga yang masuk kedalam dunia ini sekarang." sembari menutup buku lalu ia letakkan kembali keatas meja.

Lalu Alexander kembali menghampiri tuannya dan memberitahukan jika dalam waktu 10 menit lagi mereka akan sampai. Meskipun hanya untuk pertemuan sesaat sebelum dirinya akan masuk awal pelajaran baru keesokan harinya.

Sembari menunggu, ia memutuskan untuk keluar dan sembari menikmati padang rumput dibawah dan beberapa pepohonan yang tumbuh ditengah-tengahnya.

"Home sweet home... Sepertinya Nick tidak akan menyukaiku jika aku datang. Ya tak masalah lagipula aku sudah menjadi seorang Baron sejak aku menjual semua properti milik keluarga Harriston yang kucuri."

10 menit telah berlalu, setelah bayangan kapal menutupi kediaman Ashford, semuanya langsung keluar dan menyaksikan Raviel dengan mengenakan mantel hitam melambaikan tangan kepada mereka, tentu dengan senyuman jahatnya yang tertuju kepada nyonya Mary yang sangat ia benci.

Nyonya Mary yang menyaksikan itu sampai mematahkan kipas favoritnya karena melihat Raviel yang ternyata masih hidup.

Selama 1 tahun kepergiannya penampilan Raviel sedikit berubah kini ia menjadi lebih tinggi dan tatapan matanya yang tajam membuat dirinya sedikit lebih tampan dari sebelumnya, bahkan ekspresi kakak Serena yang awalnya benci mendengar suaranya,kini menjadi biasa saja setelah melihat wajah Raviel.

Setelah kapalnya telah mendarat, Raviel langsung saja melompat turun dari ketinggian 15 meter yang membuat semuanya terkejut.

Saat mendarat ditanah, ia tidak mengalami luka sekalipun malahan Raviel langsung menyapa semua orang "halo semuanya aku pulang. "

Tanpa pikir panjang Ibu dan Ayahnya segera berlari menghampiri Raviel lalu memeluknya dengan erat.

"Anakku!... " menangis bahagia atas kedatangan Raviel

"syukurlah kau pulang dengan selamat anakku" ucap ayahnya menepuk-nepuk pundak Raviel.

Raviel pun membalas pelukan mereka dengan erat, lalu terlihat dari jauh adiknya Nick berada disamping Serena. Raviel segera mengajak mereka berdua untuk ke tempatnya untuk berpelukan.

Nick ragu awalnya setelah mengingat kembali apa yang dilakukan Raviel 1 tahun yang lalu, tetapi disisi lain ia masih menganggap jika dia adalah kakaknya. Jadi ia memutuskan untuk mendekati kakaknya sedangkan Serena sebagai kakak tertua justru memilih untuk diam disana bersama nyonya Mary.

Ketika Nick hendak memeluknya, nyonya Mary pun menghentikannya dengan berkata "bisakah hentikan reuni menjijikan kalian rakyat jelata? "

Setelah mendengarnya, semuanya terdiam dengan ucapan nyonya Mary sampai tiba tiba Raviel mulai tertawa lepas

"mnnhahahahaha... Rakyat jelata kau bilang? Maaf saja ya, aku yang sekarang ini resmi menjadi Baron dengan perjuanganku sendiri tanpa menikahi siapapun. Kau pasti iri jika tau aku sudah memiliki sebuah pulau pribadi yang bahkan tidak bisa kau gapai" dengan nada menghina serta senyum jahatnya.

"a-apa katamu!? Berani beraninya kau berkata seperti itu! Apa kau lupa siapa yang membuatmu menjadi seperti sekarang? " teriaknya dengan marah

"oh tentu saja diriku sendiri, dan do'a kedua orangtua kandungku." sembari merangkul ibu dan ayahnya dengan senyuman senang.

Nyonya Mary disini hanya bisa mengepal tangannya karena jengkel dengan sifat Raviel sekarang.

Lalu Raviel pun mengabaikan nyonya Mary dan kini mulai berbicara kepada kedua orangtua tentang sekolahnya nanti.

Tentu kedua orangtuanya setuju akan hal itu bahkan Ibunya menyarankan untuk mencari seorang gadis yang mirip seperti dirinya yang selalu memandang pria dan wanita itu sama, karena di masa sekolah inilah adalah ajang mencari jodoh untuk masa depannya nanti meskipun mencari kriteria seperti ibunya itu seperti mencari jerami ditumpukan jarum.

***

Keesokan harinya kini Raviel berada didepan sekolah dengan seragam sekolah lengkap mulai dari kemeja putih serta almamater berwarna hitam dengan logo 2 pedang menyilang dan perisai besar ditengahnya, serta celana kain hitam panjang dengan sepatu pantofel,dan tentu ia memilih untuk memakai topeng iblis hitam yang selalu ia kenakan sejak dulu, serta rambut yang agak berantakan dengan kuncir kuda yang terikat dibagian belakang bawahnya meski Raviel tahu jika penampilan seperti itu akan sangat mencolok.

"sip waktunya memulai kehidupan sekolah bangsawan, aku penasaran apa aku sudah melewati event yang seharusnya tokoh utama itu alami ya? " pikirnya memasuki pintu gerbang.

Setelahnya, Raviel segera menuju papan pengumuman untuk mengetahui ruang kelas yang akan dihadapinya.

Saat disana, ia menjadi pusat perhatian karena penampilan dari topengnya yang terlihat begitu menyeramkan.

Meski sadar akan hal itu tetapi ia tidak mempedulikannya, lagipula tujuan ia sekolah disini itu untuk mencari gadis yang kriteria sama seperti ibunya walaupun kecil sekali kemungkinan ia menemukannya kecuali jika itu karakter utama digame ini.

Karena ini adalah hari pertama, aturan jam masuk sekolah dibuat lebih lama yakni jam 10 pagi. Selain nama dan kelas, papan pengumuman juga mencantumkan ruang kamar di kawasan sekolah.

Sebagaimana yang terjadi dalam otomegame, Raviel dan para siswa lain memiliki kamar masing-masing yang berbeda berdasarkan gelar orang tua mereka. Karena Ayah Raviel seorang Baron, dia memiliki kamar standar seperti murid-murid yang menerima beasiswa.

"Tch! Sudah kuduga. Meskipun aku benar-benar benci dengan siswi-siswi di sini, siswa-siswanya..."

Saat melihat beberapa siswa di sekitarnya tampak murung, Raviel tahu mereka pasti gagal mendekati siswi-siswi biasa yang memiliki budak atau tidak sama sekali.

Daripada terus menderita karena perilaku siswi-siswi itu, Raviel memutuskan untuk segera pergi ke kamarnya hanya membawa tas sekolah yang selalu dipegangnya di belakang punggung.

***

Ketika sudah sampai didalam kamarnya, Raviel langsung melempar tasnya diatas meja belajar dan membuang dirinya keatas ranjang yang cukup empuk baginya.

"hhaaaa... Nyaman juga ya, meskipun tidak senyaman dikapal" keluh kesanya meratapi langit-langit.

"tentu saja, jangan sama'kan fasilitas disini dengan fasilitas dikapal tuan" perlahan mulai memunculkan dirinya terbang diatas Raviel

"hooh... Alexander, kau sudah melakulan upgrade ya. Kupikir kau hanya bisa menghilang selama 10 menit saja" sedikit tersenyum kepada Alexander.

"tentu saja tuan, setidaknya aku bisa menghilang dalam waktu 1 jam sekarang"

Mendengar kalimat tersebut, Raviel menghela napasnya karena sudah ia duga pasti tidak akan bisa menghilang lebih dari 1 jam.

"sudah kuduga" Raviel kembali lagi bangun dari ranjangnya "tapi setidaknya itu lebih dari cukup, kalau begitu jaga kamar ya Alexander aku mau ke kelas dulu sekarang" melirik Alexander yang kini melayang di sisi kanannya.

Raviel segera berdiri lalu pergi dari kamar dan menguncinya dari luar agar Alexander tidak berkeliaran, bisa bahaya jikalau dia diketahui oleh orang orang disekolah ditambah ia hanya bisa menghilang selama 1 jam saja.

'oh ya aku lupa bertanya dia bisa memakai itu berapa kali dalam sehari. Ya sudahlah lagian juga nanti sore akan bertemu.' dalam hati yang tidak mengambil pusing perihal tersebut.

Didalam sekolah siswa dan siswi memiliki kelasnya masing-masing,tetapi jika ada kelas lapangan siswa dan siswi dicampur bahkan diperboleh 1 kelompok.

Dan tugas pertamanya sekarang ini ialah, harus meningkatkan mental para siswa dikelasnya terutama kena mental setelah ditolak mentah-mentah, bahkan Raviel sendiri melihat siswa yang diludahi setelah dibuat babak belur oleh budaknya.

"hahhh... Apa aku bisa ya? Semoga saja setelah aku memamerkan prestasi mereka bisa termotivasi tapi rasanya enggak mungkin deh..." merasa tidak yakin dan mencona mengurungkan niatnya untuk pamer atau menggarami para siswa.

Setelah sampai dikelas, ia segera duduk dibagian belakang karena kursi dan mejanya berbaris seperti anak tangga berdasarkan barisan didepan yang satu lantai dengan meja guru.

***

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya guru datang, seorang pria parubaya dengan penampilan seperti butler dan hanya melihat wajahnya saja semua orang tau betapa ramah dan sopannya guru satu ini.

"selamat pagi murid-murid sekalian, izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku adalah Ronald Ainsworth mulai saat ini aku akan menjadi wali kelas 1-B, aku mengajari pelajaran tata krama dan juga pesta teh. Tentu aku akan mengajari kalian agar bisa mengait para wanita apapun ke dalam pesta kalian." berdiri didepan para murid-murid dengan senyuman tipis nan lembut.

' Ini sama saja seperti kuliah hospitality dikehidupanku sebelumnya. Ya bedanya dulu aku ditataboga sih.' sembari mengingat dirinya dimasalalu saat masih dibangku kuliah .

"tenang saja, kalian tidak perlu khawatir. Karena ini hari pertama kita hanya melakukan perkenalan saja" ujarnya melirik setiap siswanya satu persatu dihadapannya mulai dari didepan sampai dibagian belakang.

Semuanya disebutkan berdasarkan urutan meja dibagian depan dimulai dari sisi kanan, dan dirinya menjadi bagian terakhir karena ia duduk paling pojok dibelakang.

"silahkan siswa selanjutnya untuk turun kemari, dan perkenalkan dirimu"

Raviel segera beranjak pergi dari tempatnya lalu menuju kedepan untuk memperkenalkan dirinya.

"perkenalkan, namaku Raviel Ashford salam kenal" memberikan hormat dengan sedikit menundukkan kepalanya dihadapan para siswa.

Setelah mendengar nama marganya, semua siswa sedikit ricuh karena prestasinya menjadi seorang Baron pertama diusia muda dengan perjuangannya sendiri.

"Ashford, jangan-jangan-"

"ya kurasa memang dia. Kudengar hanya dalam 1 tahun sejak dia pergi dari rumah ia langsung menjadi seorang Baron"

Mendengar sedikit kegaduhan tersebut, Pak Ronald hanya bisa diam sembari tersenyum dan berkata "bisa tolong semuanya diam" dengam nada lembut sembari menutup kedua matanya

Dalam sekejap semua terdiam dan patuh kepada pak Ronald .

'sepertinya siswa disini mengetahui siapa pak Ronald, sebaiknya aku tidak terlalu berbuat ulah kepadanya' melirik pak Ronald yang berdiri disampingnya.

Pak Ronald pun langsung merangkul dan menepuk punduk kiri Raviel seketika. "seperti yang semua orang tahu jika Raviel adalah Baron termuda dalam Kekaisaran... Ditambah seorang petualang peringkat S kedua yang mengangkat derajatnya untuk mencapai Baron dengan usahanya sendiri"

Seisi kelas langsung riuh mendengar pernyataan yang keluar dari mulut pak Ronald.

"APA!!? PERINGKAT S!!?? "

Pada awalnya Raviel memilih untuk merendah tetapi takdir justru berkata lain, dan ia hanya menghela napas karena rahasia dirinya yang merupakan seorang petualang peringkat S terbongkar.

Hhhaa..

"itu benar, bukan'kah begitu Ravenous? "

Ketika ia menyebutkan nama petualangnya ia baru sadar sesuatu, bagaimana pak Ronald mengetahui jika ada seorang petualang yang mendaftar ke dalam sekolah? Padahal hanya Raviel hanya mengisi formulir pendaftaran dengan nama aslinya.

"bagaimana pak Ronald bisa tahu? " lirik Raviel dengan tatapan sinis dibalik topengnya.

"tidak perlu cemas begitu, aku mengetahuinya karena ada kenalanku disana. Kau pun pasti akan mengetahuinya" menoleh kepada Raviel dengan senyum tipisnya.

'kenal denganku? Siapa? Cukup banyak sekali orang-orang dari guild petualang yang begitu akrab denganku' pikir Raviel

Lalu Pak Ronald pun segera mengakhiri pertemuan kali ini, dan sebelum Raviel ingin pergi setelah diajak oleh beberapa siswa yang sebangku dengan dirinya pak Ronald justru ingin Raviel tetap berada dikelas.

"bisa tolong temani aku sebentar Raviel? Pasti ada beberapa hal yang ingin kamu tanya'kan bukan?"

Raviel berpikir dua kali, karena untuk hari pertamanya ia harus mencari teman seperjuangannya didalam akademi. Tetapi dilain sisi ia juga sangat penasaran siapa kenalan dari Pak Ronald yang bahkan mengetahui namanya saat masih diguild petualang.

"Christ, Mike, kalian duluan saja aku akan menjumpai kalian didekat air mancur sekolah" berbalik badan melihat mereka berdua

"ya sudah, jangan lama-lama ya soalnya Mike ingin sekali melihat gadis gadis disini"

Mike langsung menyikut keras perut Christ sebagai isyarat agar membiarkan mereka berdua terlebih dahulu.

"Ya sudah kami pergi dulu ya Raviel" mengangkat tangan kanannya sebagai tanda mereka akan berpisah sebentar.

"ya! Hati-hati ya" membalas dengan menganggukkan kepalanya.

Suasana kelas kini menjadi sedikit sunyi dan hanya terdengar suara orang-orang berbising baik itu dilorong ataupun diluar kelasnya.

Pak Ronald pun segera duduk di tempat duduk siswa bersamaan dengan Raviel yang duduk disebelahnya.

"jadi bisa pak guru beritahu siapa kenalanmu itu? " bertanya sambil menopang dagunya dan melirik pak Ronald.

Pak Ronald tersenyum seperti biasa lalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepada dirinya "tentu saja, seharusnya kau sangat dekat dengannya. Kau pasti mengenal dengan Jack bukan? "

Setelah mendengar nama itu tersirat dalam benahnya seorang pria berbadan besar dengan great axe yang ia simpan dibelakang punggungnya.

"ohh!... Abang Jack, aduh tak kusangka dia itu kenalan pak Ronald" menggaruk-garuk kepala belakangnya

"ya... Dia adalah salah satu Sahabatku sejak kecil, meskipun begitu kasta bangsawan dan rakyat jelata tidak bisa memisahkan persahabat kami" ujarnya dengan nada yang begitu senang.

"ngomong-ngomong bagaimana kabarnya?" menoleh kepada Raviel

"abang Jack baik-baik saja. Dia benar-benar berjasa sekali menjadi mentorku selama 6 bulan diguild petualang."

"begitu... Syukurlah."

Kemudian pak Ronald segera berdiri dari duduknya "hanya itu saja yang ingin kutanyakan, kedua temanmu itu pasti sedang menunggumu sekarang"

Raviel pun langsung berdiri ketika mereka akan berpisah hari ini. "ah tunggu sebentar. Karena kau kenalan abang Jack, kurasa aku harus memberitahukan alasanku mengapa aku memakai topeng ini"

Raviel mulai memegang topeng diwajahnya, kemudian ia lepaskan dihadapan pak Ronald.

Setelah melihatnya, pak Ronald sedikit terkejut melihat paras wajahnya yang kemudian tertutup kembali oleh topengnya.

"setidaknya hanya itu yang bisa kuberitahu, tidak enak rasanya jika pak guru kenalan Abang Jack tidak mengetahui wajah muridnya"

Raviel segera memberikan hormat dengan menundukan sedikit kepalanya lalu keluar dari dalam ruangan.

Disini Pak Ronald merasa sedikit heran dengan Raviel yang secara tiba-tiba menunjukkan wajahnya.

"padahal wajahmu begitu, tetapi mengapa kamu justru menyembunyikannya? " pikir Ronald dengan mengerutkan dahinya

***

Setelah keluar dari kelas ia bergegas menuju lokasi yang beritahu oleh mereka berdua sebelumnya.

Ketika sudah diluar bangunan sekolah, ia melirik dari kiri dan kanan yang bisa ia lihat hanya sekumpulan orang bermesraan dengan pasangan mereka, majikan yang berjalan bersama dengan budak, serta ada juga yang normal seperti pembicaraan antar pria dengan pria dan begitupula sebaliknya.

'sial bikin kesal saja, Lebih baik aku disuruh mengambil bunga Dragon Lily dirawa beracun dari pada melihat pemandangan yang begitu menjijikkan didepan mataku' dalam hatinya dengan penuh rasa emosi, mengingat dikehidupan sebelumnya dirinya tidak pernah mendapatkan pacar.

Ketika Raviel hendak pergi dari sana, terdengar seseorang memanggilnya dari arah tenggara

"Oi Raviel! disebelah sini!! "

Raviel segera menoleh, dan melihat Mike dan juga Christ sedang duduk didalam sebuah bangunan gubuk seperti hanya saja terbuat dari batu dengan beberapa ukiran agar terlihat begitu mewah.

Ketika sudah sampai disana yang mulai membuka pembicaraan ialah Raviel yang mempermasalahkan soal gadis gadis yang bersekolah disini.

"jadi gimana? Sudah dapat?" tanya Raviel dengan nada sedikit menghina karena melihat tampang Mike

"ya gitu deh... Rasanya seperti mencari jarum ditumpukkan jerami. Sekalinya ada pun mereka tidak punya tata kerama sama sekali" jawab Mike.

Tiba-tiba Raviel baru mengingat kejadian didepan pintu gerbang sekolah

'benar juga, kalau tak salah dia yang sempat dihajar bahkan sampai diludahi ya. Andai saja aku mengenalmu lebih dulu mungkin kau akan kubela' menatap Mike dengan perasaan sedikit iba kepadanya

"oh ya ini bentar lagi mau jam makan siang,bisa bawa makanan kemari gak sih?" melirik Mike dan Christ.

"ya sudah kalau begitu kami berdua saja yang pergi, kau jaga tempat ini" Mike menunjuk dirinya serta Christ dan juga Raviel untuk ia tetap tinggal.

"siap bos, sana pergi. Aku tidak punya alergi apapun jadi terserah kalian mau membawaku makanan apa saja" bersandar sembari melihat pemandangan diluar gubuk.

"ya sudah kalau begitu kami pergi dulu ya"

Christ beserta Mike segera pergi meninggalkan Raviel seorang diri yang memandang para siswa dan siswi yang berlalu-lalang.

Sampai ia mendengar teriakan kegirangan para gadis disana

"kyaaa pangeran Edward"

Mendengar teriakan yang begitu bising, Raviel hanya bisa memasang ekspresi datar dibalik topeng hitamnya.

'yap... Sepertinya event sudah dimulai, jujur aku tidak mau tahu tetapi disisi lain aku juga penasaran' dalam hati Raviel yang kemudian langsung berdiri dan mengintip dari kejauhan.

Saat mengintip dari kejauhan ia melihat begitu jelas karena ia berada dibagian atas dan terlihat 5 pria tampan dimulai dari sang pangeran Edward dengan rambut sedikit berantakan berwarna pirang serta pupil mata berwarna biru.

James Montague pria dengan rambut sedikit panjang berwarna biru dengan pupil mata berwarna hitam serta mengenakan kacamata yang menandakan dia adalah orang yang genius padahal dimata Raviel dia hanyalah orang sok pintar saja.

Juliette Kensington dari dia orang yang keras kepala dan memiliki otak otot dengan gaya rambut pendek kebelakang berwarna merah.

Charles Wentworth dia memiliki sifat yang yang begitu narsis bahkan ia merasa dirinya selalu disandingkan oleh pangeran Edward, memiliki perawakan tampan dengan pupil mata berwarna kuning dan rambut panjang terurai berwarna hijau.

Gabriel Sinclair, dari mereka berlima hanya dia yang selalu rendah hati meskipun dari segi kekuatan dia yang terlemah. Perawakan tampan dengan rambut yang dikuncir berwarna hitam, dari mereka yang tingginya kisaran 172-176cm hanya dia sendiri yang terpendek yaitu 167 cm.

Dan itulah sekemplotan pria tampan disekolah ini yang benar benar membuatku benci dengan sifat kedongoan mereka.

Awalnya Raviel hanya melihat mereka berlima saja dengan satu perempuan ditengah seakan akan melindunginya dari rundungan yang ia kira itu adalah karakter utama dari otomegame kali ini, tetapi saat ia melihatnya dengan jelas dari perawakannya dia gadis yang berbeda dari karakter utama yang Raviel ingit.

"tunggu sebentar! Ada yang tidak beres, aku ingat sekali karakter utama diotomegame ini gadis berambut putih pendek dengan dada yang berisi. Aku tahu dia itu sedikit lebih pendek dari Gabriel, tetapi itu terlalu pendek! Bahkan sejak kapan dia memiliki rambut pirang panjang terurai udah begitu tepos pula!" terkejut bersamaan dengan rasa emosi setelah melihat penampilan gadis yang dilindungi oleh mereka berlima

"pasti ada main ini... " mulai menopang dagunya dan berpikir sejenak.

"jika memang gadis itu bukan karakter utama,lantas dimana dia? " gumamnya.

Raviel memutuskan pergi karena kedua temannya masih belum kunjung datang. Ia segera melakukan lompatan ke dahan pohon hingga mencapai atap sekolah untuk Raviel bisa begitu leluasa melihat semua orang dari atas.

"dimana kau karakter utama, mengapa bukan kau yang mengalami event" mencari dengan tangan diatas dahinya.

Hanya dalam kurung waktu 5 detik, ia sudah menemukan sang karakter utama. Dia berada dibelakang sekolah dan kini dirinya sedang dirundung oleh 3 orang hingga terjatuh menyentuh tanah.

"jackpot!"

***

"makanya jangan terlalu sombong dasar anak beasiswa"

3 gadis itu segera pergi menjauhi dirinya, ketika ia hendak ingin berdiri, ia melihat seorang-seorang mengulurkan tangan kepada dirinya

"kau tidak apa-apa? "

"ya aku tidak apa-ap--!"

Bicaranya terpotong ketika ia begitu takut melihat topeng hitam dengan senyuman lebar serta tanduk menjulang keatas dan mata berwarna merah gelap.

"hii!!--"

"maaf-maaf jika aku menakutimu dengan topeng ini"

Pria tersebut segera membantu dirinya berdiri sehabis dirundung oleh beberapa gadis sebelumnya.

"i-iya, seharusnya aku yang meminta maaf padahal kamu sendiri ingin menolongku" ucapnya dengan nada sedih.

"ah sudah sudah, tak perlu dihiraukan. Namaku Raviel Ashford"

"ah,namaku Olivia terima kasih sudah membantuku" menatap pria itu dengan senang

"ya sama-sama" menggaruk-garuk kepala belakangnya dan tersenyum dibalik topengnya

Olivia, sang karakter utama. Memiliki perawakan gadis desa yang begitu manis dengan mata bonekanya serta pupil berwarna biru terang bagaikan langit yang menyelimuti bumi, rambut pendek berwarna putih dengan tinggi 166 cm dan tentu dengan aset yang besar.

"ngomong-ngomong, mengapa bisa gadis itu merundungmu? Apa kau telah melakukan kesalahan? " memiringkan kepalanya dengan rasa penasaran.

"aku juga tidak tau" menundukkan kepala dengan perasaan sedih "padahal aku hanya ingin berteman saja dengan mereka, tetapi mereka langsung merundungku setelah tau jikalau aku adalah rakyat jelata"

'ya itulah salah satu hal yang ingin sekali kusumpal mulut para keluarga bangsawan itu dengan pisau, mereka langsung memandang rendah rakyat jelata. Meskipun rakyat jelata itu memiliki sebuah prestasi seperti beasiswa sekalipun' dalam hati Raviel yang mulai mengepalkan tangan kirinya.

"kalau tidak keberatan, aku mau saja menjadi temanmu Olivia"

Mendengar kalimat tersebut keluar Olivia terkejut dan langsung menggenggam kedua tangan Raviel.

"be-benarkah?! " dengan nada riang dan mata berbinar-binar.

Setelah melihat kondisi mereka saat ini, Olivia langsung melepaskan tangannya.

"ma-maaf aku terlalu bersemangat" ucapnya dengan nada grogi

"santai saja. Sifatku memang begitu selalu tenang, selama tidak ada yang mengangguku" jawab dengan nada senang

"apa kau yakin berteman denganku? Aku ini rakyat jelata loh?" ujarnya yang kembali menunduk dan merasa dirinya hanya akan jadi beban karena statusnya sebagai rakyat jelata

"kenapa harus ragu begitu? Pada dasarnya manusia itu sama dimata dewi, bahkan tanpa adanya rakyat jelata seperti kalian belum tentu bangsawan seperti mereka bisa hidup. Mana mau keluarga bangsawan ingin melakukan semua pekerjaan berat mengurus sawah, kebun juga peternakan."

'dia... Benar-benar berbeda. Sepertinya benar kata kakek, dari semua bangsawan pasti ada yang sangat baik tanpa mempedulikan status rakyat jelata sepertiku'

Olivia perlahan mengeluarkan sedikit air mata karena terharu, oleh sikap yang begitu baik dari Raviel

Olivia sampai tersedu-sedu lalu memegang tangan Raviel dengan lembut oleh kedua tangannya "terima kasih sudah mau menjadi temanku, Raviel" memberikan senyuman manis dengan air mata yang sedikit keluar

Melihat perilaku Olivia, Raviel hanya bisa terdiam memandangnya.

'sepertinya...'

Olivia segera menghampus air matanya lalu kembali tersenyum senang karena akhirnya ia memiliki seorang teman.

"dasar aku benci sekali karakter utama seperti dia. Begitu polos dan gampang sekali dimanipulasi, kenapa orang-orang begitu bodoh dan tidak mau memanfaatkannya?" geram Raviel saat masih didunia nyatanya

'aku menarik kata-kataku sebelumnya'

Detak jantungnya berdetak agak lambat setelah melihat senyuman yang begitu manis dari sesosok gadis karakter utama.

-To Be Continued-