webnovel

Antara Hina Dan Mulia

Terlihat seseorang yang berjalan di koridor sekolah, seseorang itu bernama Andrey. Ia berjalan seolah-olah tiada yang sedang melihatnya, banyak siswa-siswi yang memperhatikannya. Meski banyak cibiran yang membuatnya sering sakit hati, tapi ia berusaha sabar dan tetap bersemangat. Dan ia hanya mempunyai satu orang sahabat yang bernama Lita, wanita itulah yang sering memberi support terhadap Andrey. Suatu ketika ia mendapat kabar yang tak menyenangkan dari Lita, ia harus merelakan kepergian Lita untuk pindah keluar kota.

"Ta, kamu serius mau ninggalin aku?" Ucap Andrey begitu lesu.

"Iya Rey, maafin aku ya. Aku terpaksa pindah mengikuti ayahku," ia memegang punggung Andrey dan menghusapnya lembut.

"Iya deh gapapa kalau gitu, tapi kamu harus janji sama aku, kalau kamu bakalan sering kirim pesan buat aku!" Tatapnya mata sahabatnya itu penuh dengan pengharapan.

"Iya Rey, pasti itu!" Senyum Lita.

Cukup lama mereka berbincang, kini bel masuk telah berbunyi. Semua siswa-siswi masuk ke dalam kelas masing-masing, termasuk dengan Lita dan Andrey. Mereka duduk di kursi yang berbeda, saat Andrey ingin meletakkan buku diatas meja, sekelompok lelaki yang ternyata teman kelasnya menggebrak meja Andrey.

Bruukk ...

Semua mata tertuju pada Andrey yang hanya diam saja menerima perlakuan teman kelasnya itu.

"Haduh, kacian temennya tuh bakalan pindah!" ledek Rio salah satu orang yang membenci Andrey.

"Kasian banget nih cowok cupu, gak bakal ada temennya tuh." Ucap Rama.

Salah seorang diantara lelaki yang mengerumuni Andrey, meludah kearahnya. Spontan mereka tertawa yang melihat hal itu tapi tidak bagi Lita, ia yang melihat temannya diperlakukan demikian merasa sakit hati dan marah. Ia pun bangkit dan menuju ke arah Andrey dengan keadaan emosi, ia juga membalas meludah kepada orang yang meludahi sahabatnya itu.

"Ini cewek, berani juga ya!" Ucap Nando, orang yang meludahi Andrey.

"gue emang berani, ada masalah!" Bentak Lita.

"waahh, lo cari masalah sama kita ya?" Ucap Rama.

"Lo, elo dan lo, jangan macem-macem sama gue. Dia sahabat gue, kalau lo berani gangguin dia, lo bakalan tau akibatnya!" Ancam Lita.

"Ta, udah aku gapapa." Andrey menarik tangan Lita dan memohon padanya untuk menyudahi permasalahan.

Selang waktu beberapa menit, akhirnya gurupun datang. Karena melihat guru tersebut menuju kelas, merekapun duduk di kursi masing-masing dan menyudahi percekcokan antara Lita dan sekelompok lelaki itu.