Hyun Ae mengangguk mengerti dan langsung menyiapkan segalanya dan malam itu juga Lion dan Hyun Ae terbang ke China, namun sebelum Lion berangkat dia meminta semua orang di rumahnya untuk menjaga dan melayani Nana dengan baik.
Keesokan paginya, Nana membuka matanya dan menemukan tubuhnya tertidur di tempat tidur Lion.
"Bukankah ini kamar Lion, ohh astaga apa yang terjadi semalam?" Nana mendadak merasa ada yang salah.
Setelah lama termenung, dia teringat kejadian mengerikan kemarin ketika Lion terkena pukulan di punggungnya, segera dia turun dari tempat tidur dan berlari mencari Lion dengan terburu-buru.
"Lionnn.. kamu di mana?" Nana menelusuri semua ruangan.
Pelayan yang melihat Nana tampak kebingungan dan langsung menghampirinya,
"Apakah Nona mencari tuan? " tanya pelayan Gong.
Nana mengangguk, "Iya, dia di mana?".
"Semalam dia berangkat ke China dan saya di perintahkan untuk melayani Nona" Ucap pelayan Gong.
Nana menjadi khawatir dan paranoid.
"Apa?, bukankah kemarin dia terluka, ini tidak benar aku harus menelponnya".
"Nona, sarapan sudah siap, apakah Nona mau mandi dulu atau sarapan?" Tanya pelayan Gong.
"Nanti saja, soalnya saya mau menelpon Lion dulu" ucap Nana sambil menggulir layar handphonnya. Setelah melakukan panggilan Nana merasa semakin panik dan tidak tenang karena handphone Lion tidak aktif.
"Tuan pasti sedang berada di tempat rapat, jadi lebih baik Nona sarapan dulu!" Lanjut pelayan Gong.
Setelah di bujuk oleh pelayan Gong, Nana akhirnya mau sarapan dan sesekali dia melirik tempat duduk Lion dan merasa sangat kesepian.
'Sekarang aku baru tau rasanya, biasanya aku sarapan dengan Lion, tapi sekarang dia gak ada rasanya sepi banget', batin Nana sambil cemberut menatap makanan yang sudah tersaji diatas meja.
Sementara Nana menikmati sarapannya, Lion dan Hyun Ae tiba di depan kantor Feng Grouf.
Tentunya nona Fengying langsung menyambut Lion dengan senyum manis berusaha untuk menarik perhatian Lion karena memang itu tujuan dia memancing Lion untuk datang ke negaranya.
"Selamat datang di China tuan Lion" ucap Fengying dengan sangat ramah dan dengan suara yang lembut.
Lion mengangguk dengan ekspresi dingin, meskipun dia sedang berhadapan dengan gadis secantik dan semenarik Fengying tapi dia tidak goyah sedikitpun bukan karena Nana tapi karena dia tidak suka mencampur urasan pribadi dan pekerjaan terlebih dia paling benci dengan gadis yang kegatelan apa lagi yang bermuka dua.
Sesaat kemudian Fengying mempersilahkan Lion untuk masuk ke kantornya.
"Sebelum kita ke ruang rapat, bisakah kita ngobrol sebentar di ruanganku?" tanya Fengying.
Lion melirik Hyun Ae, langsung saja Hyun Ae mengerti dengan tatapan bosnya, segera setelah itu dia langsung menyingkir dari hadapan Lion diikuti oleh para karyawan Fengying untuk masuk duluan ke ruang rapat.
Melihat itu Fengying langsung tersenyum, "Mari lewat sini!" ucap Fengying seraya menunjukkan arah ruangannya.
Setelah itu Lion mengikuti Fengying masuk ke ruangannya yang cukup luas dan rapi.
"apa yang ingin anda bicarakan Nona Feng?" tanya Lion setelah dia duduk dengan santai di meja tamu.
Fengying tersenyum nakal sambil menatap Lion, "Ini soal Ceo JK grup tuan Joo Kwangsu, dia kemarin datang kesini, awalnya saya tertarik dengan apa yang mereka tawarkan, itu lebih menggiurkan dari pada tawaran KI Grup"
"Lalu kenapa Nona memberikan kami kesempatan?" tanya Lion sambil mempelajari gelagat Fengying.
"Oh tentu saya harus memberi tuan Lion kesempatan, secara kita sudah lumayan dekat" jawab Fengying.
Lion memicingkan matanya mendengar perkataan Fengying, dia berfikir sejak kapan dia menjadi dekat selain dari urusan pekerjaan?.
Setelah mengamati dengan seksama, Lion mulai mengerti kemana arah pembicaraan nona Fengying.
Dengan senyum licik Lion berkata, "Apa aku harus memperlakukanmu dengan segelas anggur?"
Mendengar perkataan Lion, Fengying langsung tertawa kecil, dia tidak menyangka kalau Lion lebih cerdas dari perkiraannya.
"Mmmm... tentu, aku bisa memberikanmu apa yang calon istrimu tidak berikan, terimalah ini dan temui aku di hotel Glori nanti malam" Kata Fengying sambil menjulurkan kartu gold lengkap dengan nomer kamarnya.
"Dengan senang hati Nona" ucap Lion sambil mengambil kartu dan memasukkan ke jasnya.
Setelah obrolan itu, Lion dan Fengying keluar dan langsung menuju ruang rapat, namun sebelum itu Fengying tiba-tiba terkejut melihat saudara tirinya sedang berjalan menuju ruang presiden direktur.
Meskipun jabatan wakil Ceo sudah dia dapatkan, tapi Fengying masih merasa terancam dengan keberadaan adiknya yang dikenal cerdas dan bijak sana dalam setiap mengambil kesempatan.
"Kenapa bocah itu baru ada di sini" batin Fengying.
"tuan Lion silahkan duluan masuk saya harus mengurus sesuatu dulu" setelah mengatakan itu nona Fenying langsung bergegas menuju ruang presiden direktur, sedang Lion segera masuk ruang rapat tanpa memperdulikan kemana Fengying mau pergi.
Dengan langkah cepat Fengying berjalan menuju ruangan ayahnya.
"Fengzhui Xio gapain kamu di sini hah? " tanya Fengying setelah membuka pintu.
"Aku di minta ayah mengambil barang yang ketinggalan di ruangannya," Jelas Fengzhui.
Wajah Fengying semakin gelap, dia tidak rela melihat Fengzhui dekat dengan ayahnya.
"Kamu jangan harap bisa menempati posisi presiden direktur karena itu tidak pantas untuk status ibumu, dan perusahaan akan kacau bila ada di tanganmu" Lanjut Fengying.
Fegzhui tersenyum dan memicingkan matanya, "Bukan aku yang akan mengacaukan perusahaan, tapi kakak lah yang akan menghancurkannya, apakah menurut kakak tuan Lion mau datang nanti malam dan apakah kakak yakin dengan cara murahan seperti ini perusahaan akan mempertahankan nama baiknya di kencah international? "