"Kita perlu bicara serius", bisik Alexa saat ia berjalan keluar dari tempat acara.
"Ayo ke apartemen ku", ajak Nathan.
"Jason, aku akan pergi dengan Nathan. Kamu pulanglah lebih dulu. Istirahat besok aku beri kamu libur 1 hari", ujar Alexa.
"Bos yakin ngga perlu saya antar?", tanya Jason hati-hati.
"Kenapa kamu? Tenang saja, aku pasti menjaga tunangan ku dengan baik. Segelnya masih akan utuh saat kamu bertemu dia lagi. Aku palingan mencolek nya saja", ujar Nathan menggoda.
"Jangan dengarkan dia. Ngga apa, pergilah. Bersenang-senang lah. Besok aku juga mungkin akan di rumah seharian", ujar Alexa tersenyum.
Jason lalu pergi meninggalkan bosnya bersama Nathan yang kemudian berjalan bergandengan menuju ke mobil Nathan. Sampai di dekat mobil, Alexa melepaskan pegangan nya.
"Sudahlah tidak ada yang melihat lagi", ujar Alexa.
Nathan hanya tertawa ringan lalu ia membuka pintu mobilnya untuk Alexa. Setelah Alexa masuk ke dalam mobil, dia kemudian masuk dan mengendarai mobil menuju ke apartemen nya.
"Selamat malam Pak Nathan", sapa security yang ada di lobby apartemen.
"Malam pak Husni. Oh iya perkenalkan ini tunangan aku, Alexa. Kalau dia datang, tolong segera suruh dia naik ya tak perlu memberitahu aku dulu", ujar Nathan memperkenalkan Alexa.
"Selamat malam bu Alexa", sapa sopan Husni.
"Selamat malam pak Husni", jawab Alexa tersenyum. Nathan kembali menggandeng Alexa, Alexa menepis tangan Nathan.
"Hei ada orang", bisik Nathan dan kembali ia menggandeng tangan Alexa tanpa penolakan lagi. Nathan tersenyum nakal melihat wajah cemberut Alexa. Mereka lalu masuk ke dalam lift dan naik ke apartemen Nathan.
"Kode pintunya 1809 ya", ujar Nathan saat mereka sampai di depan pintu. Alexa mengerutkan keningnya dan Nathan hanya tertawa ringan lalu membuka pintu apartemen nya.
"Untuk apa kamu kasih tau pasword apartemen mu?", tanya Alexa saat ia duduk di atas sofa.
Nathan hanya tertawa lalu masuk ke dalam kamarnya. Alexa mengambil remote TV dan menyalakan TV. Langsung muncul berita mengenai pembukaan mallnya diikuti lamaran Nathan terhadap dirinya tadi.
"Aaakh memalukan sekali sih, kenapa pada zoom mukaku. Jadi kelihatan kan kalau make up nya tipis banget", gerutu Alexa.
Nathan yang sudah berganti pakaian keluar kamar kemudian ke arah dapur dan membawa 2 gelas minuman lalu duduk di samping Alexa setelah meletakkan segelas air putih dan segelas susu di atas meja depan Alexa.
"Kamu cantik kok", ujarnya sambil meletakkan tangannya di atas sofa dibelakang Alexa.
Alexa mengambil air putih lalu meminumnya sampai tinggal setengah gelas. Nathan lalu bangun dan berjalan ke arah dapur lagi kemudian membawa sebotol air putih hangat yang ia letakkan di depan Alexa.
"Air putih aja nih? Ngga ada temannya?", sindir Alexa.
"Astaga, ternyata tunangan ku lapar ya? Kamu mau pesan apa? Aku pesan kan", ujar Nathan sambil memegang HPnya dan mencari aplikasi pesan antar.
"Apa aja deh, aku lapar sekali. Tadi ngga berani makan banyak abisnya wartawan melihat terus ke setiap gerak gerik aku", ujar Alexa kesal.
"Aku pesan kan spagetti aja ya dan ayam goreng. Ngga apa yang fast food aja biar cepat", kata Nathan dan mendapatkan anggukan Alexa.
"Hei kamu belum jawab pertanyaan ku. Kenapa kamu kasih tau aku pasword apartemen mu?", tanya Alexa penasaran.
"Biar kamu gampang buka pintunya. Kan sebentar lagi kamu juga akan jadi penghuni apartemen ini", ujar Nathan tersenyum penuh arti.
"Wait.... Soal lamaran kamu di depan umum itu aku masih bisa maklumi ya. Kalau soal pindah rumah ke sini, ntar dulu kita belum resmi menikah", ujar Alexa sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Loh kalau kita menikah, bukannya harus tinggal serumah ya", goda Nathan lagi.
"Siapa yang setuju menikah dengan kamu. Ini aku kembalikan lagi cincin nya. Aku hanya mau menjaga image mu di depan umum makanya aku terima lamaran mu", ujar Alexa sambil melepaskan cincin dari jari manisnya lalu mengambil tangan Nathan dan menaruhnya diatas telapak tangan Nathan. Nathan kembali menarik tangan Alexa dan memasangkan lagi cincin itu.
"Tak baik yang sudah dikatakan di depan umum ditarik kembali. Kamu sudah setuju akan menikah denganku, makanya harus setuju untuk benar-benar menikah", ujar Nathan serius.
"Dengarkan aku. Bukannya kamu juga didesak oleh keluargamu untuk menikah? Aku juga soalnya. Mama dan papaku bawel banget meminta aku menikah. Aku tau kamu belum cinta sama aku, aku bersedia menunggu. Kita menikah tapi aku akan tetap memberikan kamu kebebasan memilih. Aku takkan meminta hak ku selama kamu belum secara ikhlas memberikannya", ujar Nathan serius.
Alexa hanya diam sambil matanya mencari kebenaran dimata Nathan dan ia mendapatkan ketulusan di mata itu.
"Tenang saja. Aku akan selalu membantu semua kesulitan mu. Apalagi kamu sedang berusaha mendapatkan kepercayaan para pemegang saham mu untuk proyek properti mu kan? Kalau pemegang sahammu tahu kamu didukung Express Corp, ku rasa tidak akan ada lagi yang akan mengganggu kedudukanmu", ujar Nathan. Alexa hanya diam.
"Pikirkan dulu jangan ambil keputusan gegabah ya. Aku akan menunggu", ujar Nathan sambil menyentuh pipi Alexa lembut.
Intercom berbunyi dan Nathan bangun lalu menuju ke arah intercom. Setelah berbicara sebentar, ia lalu keluar apartemen beberapa saat dan tak lama ia kembali dengan membawa bungkusan makanan yang ia pesan tadi. Alexa langsung melahap makanannya dengan cueknya dan membuat Nathan tersenyum melihat kelakuan Alexa.
Setelah beberapa lama, Nathan kemudian mengantarkan Alexa menuju ke apartemen nya dan seperti biasa, ia mencium kening Alexa sebelum meninggalkan nya yang akhirnya membuat senyum merekah dibibir Alexa.