webnovel

Rahang Kecil Terjepit oleh Jari-jarinya yang Panjang

Editor: Wave Literature

Huo Hannian sepertinya tidak ingin mendengar ucapan Wen Ruan. Badan Huo Hannian yang tinggi dan kurus itu masih duduk dengan tegak, namun tidak lama kemudian ia membungkuk dan berjongkok di bawah meja sama seperti yang dilakukan Huo Hannian.

Jari tangan Huo Hannian yang panjang kurus itu menjepit bola kertas, lalu perlahan ia mulai membukanya.

Dalam hati, Wen Ruan ingin sekali mengambil bola kertas tersebut. Namun ketika ia hendak mengulurkan tangannya, tiba-tiba tangan Huo Hannian mengulurkan tangannya yang satunya lagi, dan langsung menghentikan tangan Wen Ruang yang akan meraih kertas tersebut.

Telapak tangan Huo Hannian yang menyentuh tangannya itu terasa hangat, dan sangat berbeda dengan dengan sifatnya orangnya yang dingin.

Di sudut mata Wen Ruan, ia melihat Huo Hannian membuka bola kertas tersebut, dan mata hitam Huo Hannian yang sipit itu mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya. Setelah melihat hal itu, Wen Ruan pun memejamkan matanya dan dalam hati ia merasa sangat geram.

Semua ini sangat sulit dilakukan! Batin Wen Ruan.

Wen Ruan tahu bahwa saat ini ia masih belum bisa meredakan hubungan antara dirinya dengan Huo Hannian untuk sementara waktu. Namun ia juga tidak ingin membuat kesalahpahaman lagi dan lagi!

"Temanku Huo, sebenarnya aku..."

Huo Hannian menatap Wen Ruan dengan tatapan yang dalam dengan bibir tipisnya yang menyunggingkan senyuman dingin, "Kamu ingin merayuku lalu menghempaskanku?"

Jarak antara Wen Ruan dan Huo Hannian saat ini sangat dekat, bahkan aroma tubuh Huo Hannian samar-samar bisa tercium di ujung hidung Wen Ruan. Aroma parfum dari badan Huo Hannian itu terasa segar dan menenangkan, sehingga tidak membuat Wen Ruan merasa jijik.

Tatapan mata hitam Huo Hannian yang sipit itu jatuh di wajah kecil Wen Ruan yang saat ini sedang tidak mengenakan bedak. Kulit Wen Ruan terlihat begitu halus, seolah bisa rusak saat tertiup angin. Kulitnya terlihat begitu empuk dan lembap.

Penampilan Wen Ruan saat ini terlihat lebih halus dan natural, jika dibandingkan dengan pada saat ia mengenakan riasan yang vulgar yang seperti sebelumnya.

Wen Ruan tidak memperhatikan makna yang dalam dari tatapan mata Huo Hannian. Ia pun mengerutkan keningnya dan ia merasa sangat sulit untuk menjelaskannya pada Huo Hannian.

Tidak lama kemudian, guru geografi yang ada di depan kelas tahu bahwa ada keributan yang terjadi di belakang kelas. Kemudian guru tersebut langsung mengetuk podium dan berkata, "Untuk siswa yang ada di belakang, apa yang sedang kalian lakukan?"

Wen Ruan sangat terkejut, seolah jantungnya terasa dan ingin berdiri. Namun detik berikutnya, rahangnya yang putih dan lembut dijepit oleh kedua jari Huo Hannian yang ramping itu.

Kemudian Huo Hannian pun mendekati Wen Ruan. Napas Huo Hannian terasa dingin seperti salju berhembus dan mengalir ke ujung hidung Wen Ruan. Wajah pemuda yang dingin dan tampan itu perlahan mulai mendekat. Kemudian ia mengangkat rahangnya dan memaksa Wen Ruan untuk menatap matanya yang gelap dan dingin.

"Wen Ruan," panggil Huo Hannian untuk pertama kalinya sambil menjilat bibirnya sendiri, kemudian ia menekankan ucapannya kata demi kata, "Jangan mencari gara-gara denganku lagi, mengerti?"

Ketika guru geografi hendak memarahinya, Huo Hannian pun sudah kembali duduk di kursi terlebih dahulu.

"Apa yang baru saja kalian lakukan?"

Wen Ruan berdiri dengan sedikit ketakutan. Dibandingkan dengan rasa malu dan paniknya, Huo Hannian yang ada di sampingnya itu justru terlihat sangat tenang.

Perlahan Huo Hannian berdiri dari kursinya, lalu ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana, dan melirik guru geografi tersebut dengan tatapan yang gelap sembari berkata, "Dia baru saja menyatakan cinta padaku." 

Saat Huo Hannian berkata seperti itu, tatapan Huo Hannian begitu mengejek. Kemudian ia melanjutkan berkata sambil tersenyum, "Tapi saya menolaknya, karena saya tidak suka dengan gadis yang layakanya anjing penjilat seperti dia."

Para siswa yang ada di Issa Noble College tahu siapa si anjing penjilat Wen Ruan.

Ketika Huo Hannian berkata seperti itu, suasana di dalam ruang kelas seketika langsung menjadi hening selama beberapa detik. Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan tawa yang cukup keras.

Guru geografi memandang dua siswa terburuk di kelas ini dan berkata, "Wen Ruan, apakah yang dia katakan itu benar?"

Tangan Wen Ruan yang tergantung di kedua sisinya mengepal dengan erat. Setelah mengambil napas dalam-dalam, akhirnya ia pun menganggukkan kepalanya dan berkata dengan suara yang jelas, "Iya, itu benar."

Guru geografi tersebut memandang Wen Ruan yang memiliki wajah seperti malaikat, tetapi terlihat sombong dan mendominasi, bahkan ia juga tidak suka mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Kemudian guru geografi itu pun dengan marah berujar, "Berdiri di luar, kamu tidak usah mengikuti pelajaranku!"

"Baiklah, tidak masalah." Ucap Wen Ruan sambil tersenyum lembut dan manis, dan bahkan ekspresi wajah yang begitu ceria.

Melihat sikap Wen Ruan yang seperti itu, guru geografi tersebut pun sangat marah, bahkan ia merasa seperti tekanan darahnya seketika langsung melonjak.

Saat melihat sosok Wen Ruan yang ramping berjalan menuju pintu untuk keluar kelas, Huo Hannian menyipitkan matanya, dan tatapan matanya menjadi lebih dalam daripada sebelumnya. Namun dari tatapan matanya itu tidak terlihat ada emosi sedikit pun.

Wen Ruan berdiri di depan ruang kelas sampai pelajaran di kelas selesai. Kemudian ia pun dipanggil ke kantor oleh guru geografi untuk diberi pelajaran.

Pada masa ini, di SMA Issa Noble College pada dasarnya banyak siswa yang sudah pergi meninggal sekolah, karena waktu sudah menunjukkan kelas telah usai.

Hampir semua siswa kelas 10 sudah pergi meninggalkan sekolah. Saat itu Shen Chuan berdiri di pintu kelas dan menatap Wen Ruan dengan khawatir, "Kak Ruan, apakah kamu baik-baik saja? Aku dengar dari Wen Yin, kamu telah mengubah strategimu, tetapi kamu tidak perlu sampai memberitahu guru!"

"Tunggu aku akan pergi ke toko teh susu, nanti aku akan bicara denganmu." Ucap Wen Ruan memandang Huo Hannian yang sedang duduk di kursi sambil bermain game dengan kaki terbuka. Lalu ia pun berjalan mendekati Huo Hannian.