Gulzar Heer menghela napas berat. Tak ingin terbawa suasana, dia melesat masuk ke istana, sangat mudah karena bisa menembus dinding dan mampu bergerak dengan kecepatan tinggi bagaikan terbang. Tubuhnya bahkan langsung menuju lokasi Asytaria tanpa susah-susah mencari, seolah-olah sudah diatur seperti itu.
Ternyata, Asytaria berada di sebuah kamar dengan aroma menyengat nan memabukkan. Gulzar Heer refleks menutup hidung dan menahan napas. Dia mengenal aroma kamar itu, tanaman khas yang dibakar dalam bentuk dupa, mengandung afr*disiaka, sehingga dapat meningkatkan h*srat dan menyebabkan seseorang hilang kendali atas diri.
“Ck! Untuk apa menahan napas. Aku, kan, tidak akan terpengaruh dengan apa pun yang ada di sini,” gerutu Gulzar Heer setelah menyadari kekonyolannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com