webnovel

Kerajaan Valerian

“Tapi dia pria yang baik,” dia membantah dan melihat matanya menyipit karena perkataannya. “Dan aku bisa saja seorang pria yang jahat,” dia memperingatkan, “Sampai kamu berada di bawah perlindunganku, aku harap kamu jaga sikapmu dan patuh akan perintahku. Jangan biarkan seorang pria manapun menciummu, Katherine. Kami tidak ingin kamu jatuh ke tangan yang salah seperti sebelumnya, jadi ikuti saja perkataanku.” “Aku bukan milikmu, jadi aku tidak harus mendengar perkataanmu,” dia keceplosan dan merasa wajahnya memerah karena malu untuk yang kedua kalinya di malam itu, “Maksudku, kamu tidak bisa.” “Dasar bandel,” dia bergumam sebelum tangannya bergerak dari pinggangnya ke punggungnya, menariknya mendekat dan berbisik, “Apa kamu ingin menjadi milikku?” Tahun 1834 Sebuah masa kegelapan dimana mahluk-mahluk bayangan turun ke tanah manusia yang damai dan secara perlahan menunjukkan keberadaan mereka. Waktu dimana kerajaan-kerajaan diatur oleh persekongkolan, penghianatan, dan kebencian manusia tetapi tidak sadar bahwa mereka hanyalah para wayang. Dalang-dalang asli yang berada di balik layar adalah para mahluk bayangan, yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan apapun yang ada di depan mereka. Apakah yang terjadi ketika seorang gadis kecil menarik perhatian salah satu Raja berdarah murni? Akankah dia selamat dari urusan politik antara kerajaan ketika ada seorang Raja tampan yang ikut serta, dan juga yang tidak bisa dilupakan adalah adanya hantu yang mengikutinya kembali ke rumah.

ash_knight17 · แฟนตาซี
Not enough ratings
125 Chs

Pengakuan - Bagian 2

Editor: AL_Squad

Dalam ruang belajarnya, Alexander duduk dekat jendela sambil menghisap rokoknya dan membuang asapnya yang tercampur dengan udara malam sebelum menghilang dari pandangan.

Dia melihat kertas yang berada di atas meja. Tanpa butuh waktu yang lama dia telah merangkai semua teka-teki. Isi dari kertas itu membuatnya tertawa. Dia telah mempunyai beberapa perkiraan tentang siapa yang melakukan hal itu, bahkan telah berani untuk membuat gadis itu jauh daripadanya dengan mengancamnya dan melukainya.

Telah lama sejak dia merasakan darah di tangannya. Ini adalah sebuah kesempatan, pikirnya, saat insting haus darahnya muncul.

Mendengar ketukan di pintu, Alexander berkata, "Silahkan masuk Martin."

Orang tua itu membuka pintu dan menundukan kepalanya.

"Bisakah kau menemukan tulisan tangan siapa ini di istana," dia berkata sambil menatap kertas yang berada di atas meja.

"Ya Raja Alexander," pria itu berkata sambil mengambil kertas di atas meja.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com