webnovel

Mulai Sekolah

บรรณาธิการ: Wave Literature

Masa muda Tuan Wei dihabiskan untuk menjadi seorang pebisnis, dan salah satu rekannya adalah Kakak Xiao.

Hingga saat ini, Tuan Wei termasuk tokoh penting, keluarganya sendiri juga memiliki kedudukan sosial yang tinggi di Provinsi Jiangbei. Namun demikian, rekan kerja dari Tuan Wei memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi darinya. Mereka saat ini telah pensiun, tetapi tetap menjadi orang yang berpengaruh di daerah mereka. 

Keluarga Xiao di Yanjing juga termasuk salah satu orang kaya dan juga terkenal dengan sebutan generasi kedua. 

Saat Wei Ziqing masih sangat kecil, ia diajak oleh kakeknya menemui rekan bisnisnya, dan bertemu dengan Kakak Xiao yang orangnya luar biasa Yanjing. Sejak saat itu, hati perempuan ini menyimpan bayangan Kakak Xiao, sehingga sampai sekarang pun Ziqing masih memiliki ingatan yang segar mengenai dirinya.

Kakak Xiao sangat terhormat, sehingga seseorang yang bertemu dengannya harus memberikan hormat.

"Paman Wu!

Kek, apa kakek nasuh ingat pada Paman Wu di kuar Xiao?" tanya Ziqing.

Orang bisa membayangkan betapa tingginya posisi Tuan Wu di Keluarga Xiao.

"Hahaha, kamu masih saja meremehkan seorang guru," jawab Weifu sambil menggelengkan kepalanya. "Rekan bisnisku pernah menolong Tuan Wu beserta keluarganya. Jadi, Tuan Wu juga baru tinggal di Keluarga Xiao. Kalau guru itu adalah orang yang sombong, maka tak mungkin keluarga Xiao bisa tinggal di sana.

Di villa Gunung Yunwu, kita harus menjalin pertemanan. Kita juga keluarga pertama yang Tuan Chen Temui. Nanti kamu akan mengerti, setelah memenangkan ujian seni beladiri persahabatan, kamu akan mendapatkan berkahnya," jawab Weifu.

Wei Ziqing hanya mengangguk meski tidak mengerti apa yang diucapkan oleh kakeknya. Tapi mengenai Chen Fan, Ziqing malah bisa lebih mengerti.

Laki-laki yang tidak sukai dirinya, ternyata merupakan idola kakeknya, bahkan bisa membuat kakeknya memujinya terus-menerus. Ini artinya, bagi Ziqing, Chen Fan bisa setara dengan Kakak Xiao yang selama ini dia hormati. 

"Lagipula Chen Fan masih muda, dia memiliki banyak kesempatan. Mungkin sekarang tidak sebaik Ye Nantian, Tuan Wu, tetapi suatu saat Chen Fan pasti bisa melebihi mereka," lanjut Weifu lagi. 

"Maksud kakek… tingkat Dewa?" tanya Zingqing. 

Kalau di tingkat transformasi saja sudah mengerikan, lalu bagaimana dengan tingkat Dewa?

Tidak bisa dibayangkan, terbang di langit?

"Tingkat Dewa?" Tuan Wei tersenyum, menggelengkan kepala. "Apakah di dunia ini tingkat Dewa ada atau tidak, kita tak pernah tahu, karena kita sendiri tak pernah menjumpai realitasnya."

Tuan Wei memandangi Gunung Yunwu, dan pikirannya juga sedang mengingat-ingat sesuatu. 

….

Hari kedua, Chen Fan tidak menyangka Jiang Churan menelepon dirinya untuk mempertanyakan kejadian kemarinnya, sekaligus Jiang Churan ingin mentraktir Chen Fan makan. Dua sahabat Jiang Churan juga akan ikut. 

Namun, Chen Fan menolak. 

Perempuan itu kemarin menolak ketika aku ajak pulang, bukan karena apapun melainkan dia dan teman-temannya memiliki kesukaan yang sama. Lagipula, kalau nanti bertemu, kurasa tidak ada yang bisa dibicarakan. 

Jiang Churan menutup teleponnya dan berbicara sendiri dalam hati: "Sombong sekali! Padahal, kemampuanmu hanya berkelahi saja, kok. Aku ini hanya mau minta maaf padamu, tapi kamu malah tidak memberikanku kesempatan. Lihat… kamulah yang akan menyesal."

Hati Jiang Churan berkata pedas seperti itu, tapi setelah dia dan teman-temannya melihat Chen Fan menghajar beberapa orang di KTV, Chen Fan langsung diidolakan oleh beberapa teman-temannya. Jiang Chyran sendiri juga merasa senang. 

Tanpa peduli apa yang akan dipikirkan oleh Jiang Churan, Chen Fan hanya ingin ketenangan.  

Saat itu tanggal 1 bulan September, dan latihan Chen Fan sudah mencapai puncak tingkat pembentukan fondasi awal. Tak lama lagi dia akan mencapai tingkat pembentukan fondasi tengah.

Hari ini, sekolah telah dimulai.

…. 

Setelah selesai latihan di kala subuh, Chen Fan berjalan di Jalan Danau Yangui menuju Sekolah Chang Qing Teng.

Chang Qing Teng merupakan sekolah swasta berbasis murid internasional. Sekolah ini juga memiliki sebutan lainnya: sekolah orang kaya. Baik dari segi fasilitas, kualitas guru serta reputasi menduduki nomor 1 di Kota C. Seseorang yang bisa sekolah dapat dipastikan dia memiliki nilai yang bagus atau paling tidak karena anak orang kaya yang mampu membayar iuran sekolah ini.

Chen Fan berjalan ke sekolah sambil melihat bahwa banyak kendaraan mewah yang menuju ke sekolah. Mobil-mobil itu rata-rata adalah para orangtua yang mengantar anaknya ke sekolah, atau jika bukan orangtua maka supir mereka yang mengantar anak para bos ke sekolah . 

"Di kehidupan sebelumnya," Chen Fan meningat-ingat, "bersekolah kelas Tiga SMA."

Chen Fan telah sampai di jelas, tapi kelasnya belum dipenuhi oleh para murid. 

Semua murid di sana mengenakan pakaian sekolah. Penampilan mereka sangt rapi, bagus. Para murid perempuan pun banyak yang cantik, sedangkan murid pria banyak juga yang tampan dan memiliki postur tubuh yang tinggi. Jika kita melihat mereka secara sekilas, kita akan tahu latar belakang mereka seperti apa. 

"Di kehidupan sebelumnya, teman-teman perempuanku di sekolah memiliki postur tubuh yang tinggi. Ah… aku juga sedikit memerhatikannya," Chen Fan berbicara dengan nada rendah.

Para murid yang sudah di kelas melihat Chen Fan memasuki kelas tanpa peduli sedikit pun. Mereka tengah asyik membahas ke mana saja mereka pergi ketika liburan kemarin. Di antara mereka ada yang pergi ke luar negeri dan di kelas mereka membagikan oleh-oleh untuk teman lainnya.

Ternyata ada seorang anak yang tampak peduli dengan Chen Fan: "Kamu mau cari seseorang?"

"Aku murid baru di sini, baru pindah sekolah," jawab Chen Fan sambil mencari tempat duduk yang persis sama dengan kehidupan sebelumnya. Kemudian, Chen Fan meletakkan tasnya di atas meja.

Setelah mengetahui bahwa Chen adalah murid yang baru pindah, semua anak di sana menjadi penasaran, namun mereka juga tak tertarik setelah melihat penampilan Chen Fan yang biasa-biasa saja. Para perempuan yang awalnya tertarik menjadi tidak tertarik, dan mereka meneruskan pembahasannya mengenai artis dan merk make up yang digunakan oleh teman perempuan lainnya.

Salah satu murid pria mengatakan, "Huh… kupikir murid yang baru pindah kesini adalah siswi cantik, ternyata laki-laki. Sungguh, aku tak tertarik!"

Penampilan murid pria ini sangat tampan, tapi kantung matanya berat, wajahnya pucat, jelas sekali dia kurang tidur dan pagi ini dia masih merasakan kantuk.

Chen Fan tak mengucapkan apa-apa terkecuali tertawa. 

Kemudian, wali kelas bernama Xue Hanzhi yang memakai rok hitam dan terlihat dingin memasuki ruang kelas. Xue Hanzhi merupakan alumni dari Sekolah Chang Qing Teng. Jabatan lainnya adalah asisten kepala sekolah. 

Ia menjadi wali kelas kelas 9 hanya satu semester.

Chen Fan memperkenalkan dirinya saat Xue Hanzhi memerintahnya. 

Teman sekelasnya tidak tertarik dengan Chen Fan, sebab penampilannya kurang, tidak ada yang spesial di antara mereka. 

Selesai memperkenalkan diri, Chen Fan kembali duduk.

"Namamu Chen Fan? Caramu memperkenalkan dirimu sangat terbatas, persis seperti murid SD. Bagaimana bisa menarik perhatian cewek?" tanya Jiang Tanqiu sambil melihat Chen Fan. 

"Sudah… sudah, ini tidak penting. Namaku Jiang Tanqiu, dan nama lainku adalah 'Raja Dunia Malam'."

Chen Fan melihatnya dan tentu saja tahu siapa namanya.

Kamu bukan hanya teman sebangkuku di SMA kelas 3, tapi juga sahabat terbaikku di kehidupan sebelumnya. 

Kamu bukan hanya teman sebangku saya di SMA 3, dan juga sahabat terbaik saya di kehidupan sebelumnya.

Waktu Chen Fan jatuh miskin, hanya Jiang Tanqiu sajalah yang menemaninya.

"Di kala itu, kamu dipenjara lantaran seorang perempuan, dan akibatnya ayahmu pensiun secara dini. Terakhir, yang aku tahu, kamu mengakhiri kehancuran hidupmu sendiri. Lalu, aku kembai ke Kota C, kita berdua menjadi sahabat sejati yang suka sekali mabuk-mabukkan di setiap harinya."

"Kamu sering mengatakan, kalau kamu bisa hidup kembali, kamu tak akan membiarkan perempuan itu menghina dirimu. Tapi, di kehidupan ini, akulah yang dilahirkan kembali, dan tentu saja aku tak akan membiarkan dirimu menderita seperti di kehidupan sebelumnya," ucap Chen Fan dalam hati sambil berpikir keras.

Jiang Tanqiu masih menjadi orang sombong saat ini, dan karenanya mustahil baginya untuk berteman dengan Chen Fan. Karena mereka belum menjadi teman, maka belum ada yang bisa dibicarakan.

Saat Chen Fan masih belum bicara sepatah kata pun, Jiang Tanqiu-lah yang mulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Begini… aku akan memberitahumu: hampir semua perempuan di kelas kita memiliki paras yang cantik, namun yang paling cantik adalah ketua kelas. Namanya 'Chang Wen', coba tengok ke arah sana."

Jiang Tanqiu menunjuk tepat ke arah perempuan yang parasnya benar-benar Cantik. 

"Chang Wen bukan hanya ketua kelas kita, tapi dia juga seorang moderator pesta malam, termasuk beberapa perempuan yang sekelas dengan kita. Memang ada perempuan yang melebihi dirinya, itupun hanya sedikit saja, yaitu Jiang Churan dan Xu Rongfei.

Xu Rongfei, menurutku, tak perlu kita bahas. Dia sebenarnya sudah menjadi orang terkenal karena sempat bekerja sebagai artis dan menjadi pemain pendukung dalam sebuah serial TV. Dengan uang yang dihasilkannya itu, Xu Rongfei bisa membeli satu buah mobil BMW. Ini artinya, dia bisa mengalahkan 99% murid di yang berada di negara kita." Jiang Tanqiu bicara panjang lebar dan tampak senang dengan pembahasan Xu Rongfei.

Chen Fan tersenyum, karena sahabatnya itu tidak tahu bahwa Chen Fan hampir menjadi pasangan Xu Rongfei di kehidupan sebelumnya.

Akan tetapi, kejadian itu sudah lama sekali terjadi, sehingga hati Chen Fan juga merasa tenang.

Jiang Tanqiu melanjutkan omongannya: "Oh ya, kamu jangan sampai mengganggu perempuan Chang itu, sebab dia adalah ketua pemandu sorak dalam basket dan sepak bola. Sekalinya kamu mengganggunya, maka kamu tidak akan bisa menjadi kekasih dari salah satu perempuan di kelas kita."

"Aku sudah tahu." Chen Fan mengangguk. 

Chang Wen benar-benar cantik, postur tubuhnya tinggi, dan wajahnya sangat elok untuk dipandang. Mungkin karena itulah Chang Wen bisa menjadi moderator pesta malam, agar para murid pria senang melihatnya.

"Dan satu lagi: kamu juga jangan pernah mencoba untuk mendekatinya, sebab idaman laki-lakinya sangat tinggi. Aku saja tidak disukai olehnya, apalagi kamu," sambung Jiang Tanqiu.

Cen Fan tertawa dan menyadari bahwa sahabatnya itu masih sama seperti di kehidupan sebelumnya. Ucapannya tajam bagaikan sebilah pisau.

"Laki-laki yang disukai olehnya adalah Si Yingxia," wajah Jiang Tanqiu menampakkan bahwa ada ketidakadilan yang sedang terjadi. "Laki-laki itu sangat sombong sekali… ternyata dia tak menyukai Chang Wen."

Tiba-tiba laki-laki melewati depan kelas.

"Itu… dialah yang bernama Si Yingxia."