Seminggu sudah Dian, Yusuf dan bayinya tinggal dikediaman Agung Hermawan, nampak orang tua Dian begitu menyayangi cucunya, dan bisa dimaklumi karna memang anak Dian adalah cucu pertama mereka
"ma....setelah baby Alif ini usianya satu bulan aku akan pulang kerumah aku sendiri ya" ucap Dian pada mamanya saat semuanya berkumpul diruang tengah
"emangnya kamu gak betah tinggal disini ?" tanya sang mama yang nampak sedikit kecewa mendengar ucapan anaknya
"bukan begitu ma.....tapi aku kan punya rumah sendiri, jadi aku mau mengurus semuanya sendiri" jawab Dian
"memangnya kamu sanggup ? kamu kan harus kerja juga ?" tanya mamanya lagi
"aku akan berusaha mengatur waktu aku ma, kalo memang perlu aku akan mencari tenaga babby sitter" jawab Dian
"terserah kamu, kalo memang itu keinginan kamu, dan mama akan pastikan mama yang akan carikan kamu baby sitter dan mama juga setiap pagi akan kerumah kamu, menjaga cucu mama selama kamu tinggal kerja" ucap mamanya dan hanya dibalas tarikan napas panjang oleh Dian
"kalo gitu aku bawa baby Alif kekamar dulu ya....kayaknya ia sudah nyenyak tidurnya" pamit Dian yang lalu berdiri dari tempat duduknya dan pergi menuju kekamarnya dengan bantuan suaminya
setelah didalam kamarnya, Dian lalu meletakkan bayinya didalam box bayi yang ia letakkan tepat disamping tempat tidurnya, dan ia pun lalu berusaha membaringkan tubuhnya diatas tempat tidurnya
"sayang.....ponsel kamu bunyi tuh !" ucap Yusuf yang melihat ponsel Dian menyala disampingnya, karna Dian sengaja mensilent ponselnya agar tidak mengganggu tidurnya baby Alif
"dari siapa mas ?" tanya Dian
"nih dari Dewi sayang !" jawab Yusuf sambil menyodorkan ponselnya pada Dian
"kamu angkat aja mas !, kamu load speaker biar aku juga bisa mendengarnya" ucap Dian
"iya Wi...ada apa ya ?" tanya Yusuf saat memulai pembicaraan dengan Dewi di telepon
"Diannya ada mas ?" terdengar suara Dewi dari seberang telepon
"iya....ini Diannya ada disamping aku, kamu bilang aja ada apa, lagian ini sudah aku load speaker biar Dian juga bisa dengar" jawab Yusuf
"maaf ya, aku ganggu kalian malam malam begini"
"gak apa apa Wi.....santai aja, lagian aku juga belum tidur, barusan habis nyusuin si baby" ucap Dian dengan santainya
"begini say.....aku takut !" ucap Dewi
"hhaaahhh.....takut apa Wi ?" tanya Dian dan saling berpandangan dengan suaminya
"aku takut.....karna pastinya malam ini suami aku akan meminta hak dia sebagai seorang suami, dan mau gak mau aku harus melayaninya sebagai kewajiban aku seorang istri" jawab Dewi dengan nada seperti orang ketakutan
"Dewi....Dewi....aku kira kamu takut apaan" ucap Dian sambil terkekeh mendengar jawaban sahabatnya, begitu juga dengan Yusuf
"udah kamu tenang aja, gak perlu takut, apa perlu aku bicara sama Beni agar ia melakukannya dengan pelan pelan" ucap Yusuf sambil mengelus kepala Dian yang menyandarkan kepalanya di bahu suaminya
"apaan sih mas Yusuf ini, aku kan malu mas" jawab Dewi
"makanya Wi....kamu buat santai aja, emang sih awalnya sedikit sakit, tapi lama kelamaan gak akan sakit lagi kok, malahan kamu bakalan ketagihan" ucap Dian sambil sedikit menahan tawanya, mendengar ucapan istrinya Yusuf pun tersenyum sambil mencium pucuk kepala istrinya
"udah Wi.....cepat kamu tutup telponnya, kasihan Beni pasti lagi nungguin, dan aku doakan semoga sukses ya !" ucap Yusuf mengakhiri panggilan telponnya sambil terkekeh
- - - - - - - -
"sayang telpon dari siapa ?" tanya Beni yang barusan keluar dari kamar mandi karna ia mendengar istrinya sedang bicara dengan seseorang melalui telepon
"ohh....itu Dian ama Yusuf" jawab Dewi yang berusaha menyembunyikan tubuhnya kedalam selimut
"sayang, kamu sudah tidur ?" tanya Beni yang berusaha membaringkan tubuhnya disamping Dewi yang membelakanginya dan ia melihat tubuh istrinya yang seluruhnya ditutupi selimut
karna tak ada jawaban dari istrinya, lalu perlahan lahan Beni pun membuka selimut yang menutupi wajah Dewi, nampak Dewi sudah memejamkan matanya, tapi didalam hati Dewi penuh perasaan yang tidak karuan
"sayang....aku tau kamu belum tidur kan !" ucap Beni sambil mengelus pipi istrinya dan mencium pucuk kepala Dewi
Dewi yang merasakan sentuhan dan desahan nafas suaminya, perlahan membuka matanya dan membalikkan tubuhnya tepat berhadapan dengan suaminya
"maaf mas !" hanya kata kata itu yang terucap dari mulut Dewi, karna tak ada kata yang mampu ia ucapkan seiring dengan detak jantungnya yang mulai tak beraturan saat ia menatap wajah suaminya
"kamu siap sayang ? untuk malam ini ?" tanya Beni sambil menatap kedua mata istrinya dan Dewi pun tak menjawabnya hanya menganggukkan kepalanya tanda ia setuju
melihat anggukan kepala istrinya, Benipun mulai mencium kening istrinya lalu turun keleher Dewi dan mulai membuat tanda kiss mark di leher Dewi, setelah puas dengan leher istrinya Benipun melanjutkan mencium bibir istrinya, dan Dewi pun memejamkan matanya merasakan ada sensasi berbeda didirinya
"kenapa, kamu takut ?" tanya Beni melihat Dewi yang memejamkan matanya, lagi lagi dewi hanya menggelangkan kepalanya
lalu Beni pun melanjutkan mencium bibir istrinya dan dengan refleks tangan Dewi merangkul ke leher suaminya, melihat respon istrinya Beni makin memanas dengan melumat lembut bibir istrinya, dan lama kelamaan Dewi pun membalas ciuman suaminya, Beni melanjutkan ciumannya turun ke leher dan dilanjut kebagian dada istrinya kemudian tanpa menunggu lama tangan Beni pun mulai melakukan aksinya, ia pun mulai mengabsen seluruh tubuh Dewi, mulai bagian atas hingga bagian bawah tubuh istrinya, hingga Dewi pun menggelinjang merasakan sensasi luar biasa disekitar tubuhnya
sampai akhirnya keduanya sama sama tak memakai sehelai bajupun, perlahan lahan Beni mulai memasuki tubuh Dewi bagian bawah, dan Dewi pun menggigit bibir bagian bawahnya, terasa ada sedikit penghalang dibagian kewanitaan istrinya, ia pun tersenyum karna ia bersyukur ketika ia mendapatkan bahwa istrinya masih benar benar suci
"kenapa, sakit ?" tanya Beni sambil menghentikan permainan bagian tubuh bawahnya, saat melihat Dewi sedikit mengeluarkan air mata
"tahan ya ! nanti lama kelamaan gak akan terasa sakit lagi" ucap Beni sambil mencium bibir istrinya dan mulai melanjutkan goyangannya saat melihat istrinya sudah tidak mengeluarkan air mata
makin lama Dewi pun makin mengikuti permainan suaminya, dan sampai pada akhirnya keduanya mencapai puncak kenikmatan masing masing
"I love you, sayang !" bisik Beni ditelinga Dewi, saat Beni mulai meletakkan tubuhnya disamping tubuh istrinya
Dewi pun memeluk tubuh suaminya dan meletakkan kepalanya di dilengan suaminya, sampai akhirnya keduanya tidur saling berpelukan dan hanya ditutupi selembar kain selimut