webnovel

KEMBALI PADAMU

Kisah hidup Raya menjalani kehidupan yang penuh liku dan panjang, menjalani hidup yang tak terduga, ditinggal papanya yang selingkuh dari mamanya, dan mempunyai anak yang ga tau siapa ayahnya...

Yanti_Wina · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
150 Chs

Kebersamaan

"Yank... aku merindukanmu... akhir- akhir ini waktu kita sedikit." Alan memeluk Raya dari belakang saat mengunjungi kantor Herlambang sentosa, mukanya di benamkan di leher Raya membuat konsentrasi Raya pecah,

"Kamu menggodaku..." suara Raya sedikit tertahan karena aliran darah di tubuhnya mulai bereaksi, panas,

"Ayo pulang!" Ajak Raya kembali bersuara, karena reaksi Alan makin tak terkendali,

Alan berhenti dan mengunci ruangan, menarik Raya kekamar tempat istirahatnya lalu dengan ganas menindih Raya dan membuat polos Raya, pipi Raya merona mendapat perlakuan Alan, kemesraannya tak pernah berubah sedikitpun, keduanya bermandikan keringat menikmati setiap gerakan yang mereka lakukan dan akhirnya keduanya mencapai puncaknya, nafas tak beraturan terdengar dari keduanya, Raya memeluk tubuh Alan dan tertidur, untung sebelum berhubungan dengan Alan, Raya berpesan kepada asistennya untuk tidak mengganggu selama 1 jam, jadi mereka bisa istirahat setelah melakukan aktivitas menyenangkan mereka.

Setengah jam kemudian Raya bangun dan membersihkan diri dan berganti pakaian, Raya menarik selimut menutupi tubuh Alan, mengecup keningnya dan membuka kunci ruangan, tak lama Dodi datang dengan membawa beberapa dokumen yang harus di tanda tangani Raya, melihat bos nya, Dodi tersenyum karena tau aktivitas apa yang telah bosnya lakukan, Raya yang ditatap Dodi menjadi salah tingkah dan pipinya memerah,

"Kamu melihat apa Dod?" Dodi langsung menunduk dan menggeleng,

"Sudah selesai... lusa kita meninjau lokasi pembangunan Hotelnya."

"Baik bu... saya permisi." Raya mengangguk dan beralih kepekerjaan yang lain, besok akan ada rapat tahunan yang di hadiri olek kepala- kepala perusahaan dari anak cabang Herlambang sentosa jadi Raya sangat sibuk mempersiapkan semuanya,

Dodi mengetuk pintu kembali

"Masuk dod..." perintah Raya, Dodi masuk

"Saya ijin pulang bu..."

"Oke.... besok jangan telat!" Dodi mengangguk, setelah Dodi keluar tiba- tiba Natan masuk keruangan dengan muka memar, membuat Raya terkejut,

"Sayang mukamu kenapa?" Raya langsung mengambil kotak obat, mengambil air dan handuk kecil setelah mengelap muka Natan, Raya mengoleskan salep di memarnya,

"Besok juga akan hilang memarnya, hari ini tidur di apartemenmu aja jangan pulang, kalau pulang kakek sama Lexa pasti khawatir." Natan hanya mengangguk, dan berdiri mau masuk ke tempat istirahat Raya, membuat Raya panik mengingat Alan ada di dalam, dengan keadaan polos,

"Eeee... mau kemana? jangan ke situ!"

Natan mengerutkan keningnya, tak seperti biasanya Mamanya sepanik itu.

"Aku mau pipis mam." Natan dengan cepat masuk kedalam kamar Raya, sedikit tercengang melihat baju yang berantakan di lantai dan papanya bertelanjang dada, Natan berbalik menatap Raya yang mukanya merah seperti kepiting rebus, Natan terkekeh sambil masuk ke dalam kamar mandi,

"Natan pulang keapartemen ya mam, bye..." Natan mencium pipi Raya dan tersenyum, mengedipkan matanya terus berlalu dari hadapan Raya, Sebelum pulang Natan masuk keruangannya dan menaruh berkas dimeja kerjanya, besok Natan juga akan menghadiri rapat tahunan, niatnya mau menginap di kantor dan ruangan istirahat mamanya adalah favorit Natan walaupun di ruangan Natan juga ada tempat untuk istirahat tapi sentuhan tangan Raya mungkin yang membuat sedikit berbeda.

Natan melajukan mobilnya menuju Apartemen miliknya hasil dari kerja kerasnya

Natan masuk dan membersihkan badannya,

"Akh sial kenapa aku tidak sekalian beli makanan tadi, aku malas masak." gumam Natan sambil menepuk jidatnya, Natan mengambil kunci dan keluar dari Apartemen untuk mencari makanan, di jalan Natan melihat Ara yang masuk ke warung pecel lele pinggir jalan dan entah kenapa Natan menghentikan kendaraannya dan kakinya berjalan mengikuti Ara,

"Natan... ngapain ada di sini?" Ara heran karena orang seperti Natan tidak mungkin makan di pinggir jalan.

"Ya mau makan..." Jawab Natan, lalu duduk di samping Ara, mata pengunjung yang lainnya tertuju pada Natan dan Ara membuat Ara salah tingkah, Natan dengan tubuh tinggi besar rambut pirang, kulit putih, hidung mancung, bibirnya merah dan tentu tampan seperti artis korea hasil perpaduan antara Raya dan Alan yang sempurna, membuat semua orang tak menyia- nyiakan untuk memandangnya, dan dengan cepat pengunjung di warung itu penuh, Natan tampak cuek memakan pecel lele yang udah ada di hadapannya, walau agak ragu akhirnya Natan memakai tangannya untuk makan, tapi ketika Natan memakan sambelnya, itu tidak pas di lidah Natan, terlalu pedas di lidahnya mukanya berubah merah semua dan batuk- batuk, Ara panik dan menyodorkan air kepada Natan tak hanya gelas Natan yang kosong tetapi gelas Ara juga di minumnya sampai abis, Ara menatap kasihan pada Natan tapi pengen tertawa juga melihat tingkah laku Natan,

pengunjung yang lain saling berbisik dan tersenyum, membuat Ara garuk- garuk kepala,

" Kenapa makan di sini?" tanya Ara,

"Memang tidak boleh?"

"Bukan itu... ini bukan tempat kamu... " Ara menunduk membuat Natan tidak enak hati,

"Aku juga sama kali seperti kamu, kan yang aku makan ikan, cuma sambelnya kepedesan aja, Aku tidak biasa makan pedes." Natan memberi penjelasan kepada Ara, kemudian memesan teh hangat lagi untuk Ara, karena tadi habis di teguknya.

"Maaf minuman kamu, aku minum tadi." Ara hanya mengangguk dan tersenyum, mengingat gelas yang Natan minum bekas dia minum membuat Ara tersenyum sendiri.

suasana hening kembali, walaupun Natan baru pertama kali makan di pinggir jalan tapi makan bersama Ara membuat makanan yang di makan menjadi enak,

Ketika Natan mau membayar makanan mereka, pemilik warung menolaknya,

"Untuk kalian gratis..." Natan menolaknya,

"kami beli jadi kami harus bayar pak."

"kalau tiap malam kalian berdua yang datang akan saya geratiskan juga, syaratnya kalian berdua tidak boleh sendiri, yang datang tiba- tiba banyak setelah kalian berdua datang, selama hampir 6 tahun saya jualan, hari ini memecahkan rekor jualan saya habis tifak sampai 1 jam." ucapnya tersenyum, Natan saling pandang dengan Ara, dan masih bingung,

"Masnya ganteng kayak artis terus embaknya cantik membuat warung saya punya aura dan daya tarik." Pemilik warung tertawa...

Natan dan Ara ikut tertawa mendengar penjelasan pemilik warung, terus Natan memasukan kembali uang kedalam dompetnya dan mengucapkan terimakasih, setelah itu keluar bersama Ara,

"Kamu mau pulang? biar aku antar." Natan memandang Ara, namun Ara menggeleng membuat Natan mendesah kecewa,

"Jaraknya cuma 1 kilo dari sini, aku jalan aja."

"Kan ada aku biar sekalian aku antar." tiba- tiba tangan Ara di tarik Natan lalu Natan membuka pintu mobilnya menyuruh Ara masuk,

Natan menjalankan mobilnya dengan pelan untuk mengantar Ara,

"Nat... kok jalannya kayak keong sih, sama jalan aku aja cepetan jalan aku..." Protes Ara,

"Biar lama nyampenya ..." Natan setengah bergumam,

"Apa ???" Ara berharap Natan mengulang kata- katanya,

"Akh ... anu... Eeh .... baiklah..." suara Natan gugup dan mulai mempercepat laju mobilnya

Natan menghentikan mobilnya di gerbang panti, Ara keluar dan melambaikan tangannya,

Natan kembali ke Apartemennya dengan senyum di bibirnya,

Alhamdulillah bisa Up 2 bab walaupun telat UP nya, Ma'af ya...

semoga kalian senang membacanya,

terimakasih banyak- banyak buat yang tiap hari tidak bosan memberikan power stones nya, di tunggu bintangnya juga biar makin semangat menulisnya,

terimakasih chapter coments nya juga

semoga senang ...

Yanti_Winacreators' thoughts