webnovel

Anggota Keluarga Tak Kasat Mata

"Apa kamu merasa aneh Mei chan ?" tanya lelaki itu.

"Bagaimana denganmu Hans ?" perempuan chinese itu ternyata bernama Mei chan malah balik bertanya. Lelaki bernama Hans melirik dan tertegun.

"Kamu cantik sekali Mei chan ! inikah dirimu yang sebenarnya ?" Hans tak percaya.

"Kamu juga Hans !" keduanya melihat diri mereka kembali ketika menjadi manusia. tanpa terasa air mata mereka meleleh entah bahagia atau sedih.

"Hai apa yang kalian lakukan ! aku bilang minggir ! nanti kalian kena ! tubuh itu hanya sementara !" mareka terkejut ketika mendengar suara tapi tidak berwujud. tapi mereka pun menurut dan pergi agak menjauh dari tempatnya berdiri. dan keduanya terkejut mata mereka kini melihat apa yang sedang terjadi !

si mbok atau nenek sedang bertarung sengit dengan 10 mahluk astral yang berbeda. satu hal yang tak keduanya percaya si nenek kini tidak bungkuk tapi tegak dan tampak gagah dengan rambut abu-abunya terurai panjang sampai mata kakinya. tongkatnya berubah dengan kepala naga di ujungnya. wajahnya yang biasanya tertunduk kini terlihat ada taring di bibirnya, wajahnya sedikit lebih muda tidak begitu berkeriput.

Mei chan dan Hans tidak tahu apapun tentang di si mbok sebutannya lengkapnya Si mbok Siyem, yang keduanya tahu dia lah yang menolong mereka dari situasi pertama kali menjadi mahluk astral, mereka lupa akan apa yang terjadi dengan diri mereka. yang mereka sadari keduanya sudah tiada atau mati.

Sejak saat itulah keduanya mengikuti si mbok, di mulai dari Hans dan kemudian bertemu dengan Mei chan. dengan gesit dan lincah si nenek menghindari segala serangan para mahluk astral yang mereka yakin ilmunya juga tinggi, dilihat dari penampilan mereka terutama mahkota di atas kepala di pastikan semuanya pimpinan masing-masing di tempat ini,

Ilmu meringankan tubuhnya sangat hebat, tubuhnya tidak sekali pun terkena sinar, pedang, tongkat atau pun pukulan yang dilayangkan secara bergantian oleh para mahluk astral, sampai si nenek melompat dan memukulkan tongkatnya kepada kepala Kuntilanak bergaun merah yang konon sangat menyeramkan dan berbahaya.

"Aarrgghhhh ... !" terdengar teriakan dari mulunya, tubuhnya terjungkal, dan tiba-tiba si nenek menusukan tongkatnya ke tubuh kuntilanak merah dan tubuh itu berubah menjadi asap hitam, yang mengejutkan asap itu di hirup sang nenek.

"hi ... hi .. hi ... enak sekali rasamu kunti !" ujarnya tertawa menyeramkan. semua mahluk astral terkejut mereka tidak tahu siapa nenek yang di hadapinya mahluk silumankah, arwah penasaran tak di ketahui. tapi auranya sangat hitam lebih hitam dari apapun. hitam sering di indentikan dengan kejahatan atau ilmu hitam tapi mereka melihat si nenek melindungi mahluk astral lainnya.

"Ayo, kuberi waktu kalian untuk berkemas ! itu lebih baik bukan dari pada kalian ku makan ... hi ..hi ... !"

Baru kali ini mereka berhadapan dengah mahluk seperti ini, nyali mereka mulai menciut.

"Bagaimana ? kalian mau pergi dari sini atau bisa bernasib sama dengan kunti ini ! karena aku sedang lapar ! kalian adalah makanan yang cocok buat ku ! hi ...hi ..hi... !" si nenek kembali tertawa memperlihatkan taringnya.

"kenapa nenek ingin sekali rumah ini ?" tanya mereka.

"hi ... hi ... apa kalian bodoh dengan pertanyaan itu ? kalian tahu sendiri kan !" jawab si nenek sambil tertawa lagi. semua mahluk terdiam apa yang dikatakah si nenek benar.

"Nah, sekarang kalian tinggal pilih ! pergi atau mati !" ujar si nenek kali ini mengeluarkan lidahnya yang ternyata hitam dia pun membuang ludah yang ternyata hitam juga dan ketika menyentuh tanah ada sepercik api !

Akhirnya ada yang mengundurkan diri, sisanya tinggal 3 saja yang bertahan untuk menghadapi si nenek.

"Hai nenek bagaimana kalau kita berbagi kekuasaan, biar kami tetap di sini sementara nenek di dalam rumah !" ujar seorang siluman mengajak bernegosiasi.

"hi ... hi ... aku tidak mau ! aku pengen semuanya ! jadi tinggal kalian bertiga baiklah !" jawab si nenek. mau tidak mau mereka melawan si nenek.

kembali pertempuran sengit terjadi di antara mereka, lagi-lagi si nenek melawan dengan gesit. Salah satu mahluk astral mengeluarkan sebuah benda pusaka.

"Keris naga ya ? hi ... hi ... ayo aku ingin merasakan kehebatan keris yang terkenal hebat itu hi ... hi ... !" semua tertegun bagaimana si nenek tahu benda pusaka ini ? tapi akhirnya siluman itu mulai menyerangnya sementara kedua reksnnya memilih melihat saja.

Suara yang ditimbulkan keris naga sangat mengerikan meliuk-liuk persis naga hawanya pun terasa panas ! pohon-pohon yang kena keris langsung hsncur. tapi tidak dengan si nenek, kelihatan selalu menghindar tapi sesekali keris itu bertubrukan dengan tongkat si nenek yang mengejutkan kayu tongkatnya tidak hancur walau terkena keris.

si mahluk siluman kelihatan seperti kehilangan tenaga, karena membutuhkan energi besar.

"hanya itu kemampuan keris naga ... hi ..hi ... !" ejek si nenek. "kamu tahu keris naga itu menyerap energi besar kepada pemiliknya kalau tidak tahu bagaimana mengendalikannya, hi ... hi ... ! beda lagi bila seseorang dapat menguasainya dia akan mengeluarkan energi besar ! gunung pun juga akan hancur !" lanjut si nenek.

"baiklah nek aku menyerah kalah ! energiku telah habis !" mahluk siluman kera pun melempar keris naga dan dia ambruk tak sadarkan diri. si nenek mendekat ke arah keris naga dengan tenang mengambilnya. kemudian merapal sesustu.

"karena kamu sudah menyerah ! maka ku berikan energi padamu kembali yang telah di serap oleh keris naga !" sebuah sinar keluar dan menuju tubuh si siluman kera, tak lama dia pun bangun.

"Terima kasih nek ! aku pergi !" ujar siluman kera dan melesat pergi. tinggalah dua mahluk lagi yang akhirnya menyerah dan pergi. yang mengejutkan keris naga itu di masukan ke dalam mulutnya.

Kemudian si nenek kembali seperti semula, menjadi nenek bungkuk dan membawa tongkat kayu biasa.

"Ayo kita masuk cu, semua sudah pergi !" ujar si mbok Siyem di angguki oleh Hans dan Mei chan. mereka berjalan perlahan menuju rumah tua. di depan pintu si nenek berhenti.

"tunggu sebentar, aku tidak suka bau siluman lain di sini ! aku akan membersihkannya. Kemudian si nenek mulai mengetukkan tongkatnya ke lantai sambil membaca mantra, terlihat selarik sinar putih menyebar keseluruh penjuru rumah tua.

"sudah, ayo kita masuk ke dalam !" perintahnya, keduanya mengikuti dari belakang.

"Kamu mencium sesuatu ?" tanya Hans kepada Mei Chan dan dia mengangguk. bau wangi bunga melati menyeruak di sekeliling rumah tua. bukan itu saja rumah tua yang kotor berdebu dan banyak tanaman liar kini bersih. rumah tua yang kusam dan tua kini memperlihatkan bentuk aslinya yang bagus dan megah.

"oh, astaga ini sih rumah pejabat tinggi di masaku dulu ! paling tinggi itu dengan pangkat komandan !" Hans menatap kagum rumah tua bergaya eropa.

ketika mereka masuk makin tak berkedip, interior dan dan perabotan sangat mewah dan bagus semuanya mengingarkan Hans sedikit masa lalunya akan rumah di Belanda sana.

memori Hans mulai berputar di kepalanya seperti melihat televisi. Hans lahir dan besar di sebuah kota kecil tidak jauh dari Amsterdam Belanda, ayahnya seorang pengusaha kaya, dia anak bungsu dari 4 bersaudara, satu kakak laki-laki dan 2 kakak perempuan. Rumah mereka seperti kastil kecil dengan halaman yang sangat luas.

bersambung ....