webnovel

keluarga baru

ratih adalah gadis cantik berambut panjang yang tinggal bersama keluarga barunya. dia pun harus menerima takdir bersekolah di sekolah saudara tirinya, sekolah yang tak dia sangka membawanya menuju kenyataan yang rumit. ditemani banyak lelaki dari berbagai latar belakang yang setia mendukung ratih menjelajahi hidupnya.

ochintya_sharma · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
8 Chs

VII

Aku hanya diam merasa bersalah sekali, tapi syukurlah fadia menyadari keterpojokanku di pojokan ia pun mengajakku bicara lagi.

"Rat, sudah kenal siapa saja?" Tanyanya coba mencari topik pembicaraan

"Kenal wira, natu, kamu, akra, akmal, kemal, sandi, radis. Terus kak siwi sama kak ridho anak biologi." Aku menyebutkan

"Kenal bentang? Yang tadi nimbrung?"

"Iya kenal, kelas 12 sejarah 1" jawabku.

"Kalau zali, Zalianty kenal?" Tanyanya lagi

"Kenal, queenbee kan?" Tebakku sambil mengingat ingat.

"Widih kenal juga, nah kalo agra kenal nggak?" Tanya fadia.

"Agra? Sepertinya belum fad." Jawabku

"Sudahlah jangan bahas dia males aku." Sergah akra.

"Ih, kenapa emang? jadi agra itu big bossnya preman sini. dia itu tokoh badboy yang cocok banget sama zali. Kalo si zali kan alay badai kalau agra jahatnya kayak guk guk, hahahaha." Jelas fadia sambil bercanda

"Masak sih?" tanyaku tak percaya

"Iya, tenang saja rat gak lama kalian pasti bertemu." Jawab fadia lagi, sayangnya sebelum aku sempat bertanya lagi seorang guru masuk dan pelajaran dimulai lagi.

Pulang sekolah akra meninggalkanku di kantor osis, ia sedang bicara dengan wira dan fadia. Dia memintaku untuk menunggu di mobil lebih dulu. Aku pun tanpa banyak tanya mengikuti perintahnya dan berjalan keluar, ketika melewati lobi seorang siswa menabrakku dengan kencang sampai aku hampir terjatuh ke lantai tapi syukurlah dia masih memegangi kedua lenganku sehingga aku dapat berdiri tegak lagi.

"Aduh maaf gak sengaja." katanya, dia lumayan ganteng. Mungkin salah satu icon sekolah juga.badannya kekar sampai lengan bajunya sesak. Manis dengan mata sedikit abu abu dan kalung berlian melingkar di lehernya.

"Maaf sekali lagi, kenalkan namaku agra. Mau ganti rugi atau gimana?" Katanya sambil menyodorkan tangan, aku menjabatnya dan menjawab 'tidak'.

Aku segera berlalu karena mendengar siapa namanya, takut jika ia akan melukaiku atau membuatkku tidak nyaman, tapi tanpa ku sangka agra berteriak meminta namaku, sayang aku tidak menjawabnya dan lebih memilih masuk mobil.

"hei! siapa namamu gadis cantik?!" agra tertawa "tampaknya ini akan jadi menarik" lanjutnya sambil berlalu

Ketika sampai dirumah, aku tidak cerita tentang pertemuanku dengan agra pada akra takut ia akan marah lagi. Memilih masuk ke kamar saja dan membuka buku untuk belajar. sebenarnya papa sudah menjadwalkan Bimbingan belajarku dan akra namun hari ini bukanlah jadwalnya sehingga aku harus belajar sendiri, walau jika aku mau bisa meminta guru les privatku untuk datang dan mendampingi aku belajar. namun aku tidak melakukan itu.

papa dan mama belum juga pulang walau sudah malam, atau mungkin mereka sudah tiba tapi aku tidak mengetahuinya. tak berapa lama pintu kamarku di ketuk dengan pelan. ku kira pelayan sehingga membuatku kaget saat membukanya karena yang mengetuk adalah akra.

"turun. makan malam." begitulah dia bicara padaku.

tanpa pikir panjang karena ku kira mama dan papa sudah datang aku segera turun menuju meja makan namun mereka masih tidak ada, hanya ada kak gilang disana dan menyapaku saat aku mulai mendekat.

"hallo adik adik, mama papa belum datang jadi kita makan malam dulu saja" katanya sambil tersenyum dan meletakkan tabletnya

sementara aku dan akra tak ada yang menyahut, begitu kami duduk beberapa pelayan mendekat dan mulai menyajikan hidangan ke piring kami masing masing.

selesai makan malam kami kembali ke kamar masing-masing karena kak gilang juga harus bersiap untuk jadwal keberangkatannya besok pagi, sementara aku duduk di jendela kamar dengan menikmati angin malam yang dingin sambil menunggu mama dan papa pulang.

mereka pulang larut malam sekitar pukul 11 malam tapi aku masih duduk di jendela saat mereka datang. begitu melihat mereka pulang aku pun beranjak untuk tidur.

pagi harinya saat aku turun kak gilang sudah tidak ada, papa mengatakan dia pergi selesai subuh karena ada jam mengajar pagi hari. aku memaklumi walau sedikit kecewa karena tidak ada lagi orang yang mau mengajakku bicara dengan santai.

sejak kemarin aku dan akra jadi selalu berangkat sekolah bersama, tentu saja hal itu menjadi pemandangan baru isu dan kabar panas pun segera berjajaran di mading sekolah dengan tema yang sama "DOLLAR BARU INGIN MENJADI SUPER STAR" siapa lagi yang dimaksud dollar baru jika bukan aku, tentu saja karena sejak sebelum aku pindah kesini kabar pernikahan kedua orang tuaku sudah lebih dulu menjadi trending topik.

"tidak usah dibaca, jika tidak di tempel mading jadi kosong. anggap saja itu untuk mengisi mading" akra menyadari kesedihan di raut mukaku yang membaca kata kata itu

"kamu berfikir semudah itu ya? tapi maaf aku bukan orang yang sejak lahir memang sudah kaya, aku merasa nama baikku dijatuhkan dengan ini. aku akan lapor pada guru" tanganku spontan meraih kertas yang tertempel dan berniat melepasnya namun tangan akra menghentikanku.

"sekolah nggak akan membelamu. mereka hidup dari uang anak anak disini. sudah nanti juga beres sendiri kamu tenang aja" akra menggandengku begitu saja. aku yakin disekitarku banyak anak yang melihat kami namun aku tidak bisa beralih fokus dari sikap akra padaku saat itu. dia baru melepas tanganku ketika memasuki kelas.

"akra, mau kemana?" sapa fadia saat bertemu dengan akra di ambang pintu. terlihat jelas raut wajahnya berubah ketika tidak dapat sahutan dari akra. sementara Wira yang melihatnya juga bertanya padaku dengan bahasa tubuhnya dan aku hanya mengangkat bahu karena tidak tahu.

"pagi ratih" sapa fadia padaku. aku juga menyapanya balik.

dengan langkah lebar lebar sambil meremas kertas yang dia rampas dari Ratih tadi akra menuju ruang wakil kepala sekolah.

ruangan mewah bertulis nama lamda dengan rentetan gelarnya memberatkan nama tak membuat akra gentar.

dia memasuki ruangan tanpa mengetuk sehingga membuat pak lamda melempar ponselnya yang sebelumnya tertempel di telinga.

"bersihkan nama gadis ini. bapak tau kan ini menyangkut nama donatur utama sekolah. jika bapak tetap mendiamkan saya pastikan akan mencabut donatur. kalian sudah bosan menikmati uang orang kaya?" akra menggebrak meja sambil meletakkan kertas.

"astaga. astaga. ada apa ini nak?" tanya pak lamda terkejut.

akra tidak menyahut dan meninggalkan ruangan begitu saja, karena bel masuk sudah berbunyi dan dia juga tak ingin memperpanjang pembicaraan dengan laki laki mata duitan itu.

karena masuk kelas telat dia membuat dirinya menjadi fokus satu kelas termasuk gurunya bu Indiana Pacers, guru kimia yang mengajar dikelasnya saat itu.

tanpa basa basi dengan wajah datar seperti biasa dia langsung menuju kursinya yang berada di bangku pojok paling belakang bersama ratih. meskipun memakai muka datar dia tetap membius para wanita seisi kelas.