webnovel

Kehidupan Baru Alien

Hermes adalah pangeran termuda dari raja Zeus. Atas perintah dari ayahnya, ia pergi ke planet lain untuk meneruskan garis keturunan mereka. Karena kerajaan mereka sedang dilanda perang tanpa henti. Bagaimana Hermes menjadi kehidupan di planet yang baru? Akankah ia berhasil menyelesaikan tugas yang ayahnya berikan? saksikan kehidupan Hermes yang baru melalui novel “Kehidupan Baru Alien”.

Arya_Hafiz_Saputra · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
8 Chs

Chapter 8 Konflik (unedited)

Saat perjalanan pulang ke apartemen, aku melihat Hikaru mengirimkan pesan baru kepadaku.

"Lagi dimana? Apakah kamu mau makan malam bersama di luar malam ini?"

Waktu baru menunjukkan puk 03 sore. Masih ada beberapa waktu untuk makan malam. Karena itu mungkin aku mengambil pesanan terlebih dahulu. Barulah aku berangkat ke restoran yang Hikaru tunjuk.

"Aku lagi di jalan. Boleh, mau makan di mana?" Tidak lama setelahnya, Hikaru mengirimkan tempat makan untuk nanti malam.

"Tempat ini…" dilihat dari lokasi dan jenis restoran. Tempat ini termasuk restoran kelas atas. Seharusnya, dengan gaji yang Hikaru punya. Ia tidak mungkin akan memilih rrsotean ini. Sekali makan saja bisa hampir menghabiskan setegah dari gajinya sebulan.

"Mungkinkah ini… hehe, menarik. Aku penasaran apa tujuannya melakuka hal ini" karena tempatnya yang mewah. Mau tidak mau aku harus mencari setelah pakaian yang pas.

Untungnya tempatku berada saat ini menjual baju tersebut. Karena tidak bisa membuat setelan jas baru. Aku putuskan untuk memilih yang sudah jadi saja. Meskipun harganya lumayan mahal. Uangku saat ini cukup untuk membelinya.

Setelah menyiapkan semuanya, aku langsung kembali ke apartemen. Kebetulan sekali, saatvaku sudah sampai ke sana. Semua barang yang kupesan sudah tiba. Mang jasa pengiriman Jepang sangat mantap.

Aku menandatangani beberapa dokumen sebelum menerimanya. Jasa pengiriman ini juga akan membantu pemasangan. Sebenarnya bisa saja aku membawa kulkas dan yang lain seorang diri. Namun karena biasanya orang-orang menggunakan jasa-jasa tersebut. Aku juga memanfaatkan nya untuk menghindari kecurigaan.

"Terima kasih telah menggunakan jasa pengiriman kami. Semoga tuan akan menggunakan jasa kami lagi ke depannya." Ucap petugas pengiriman sambil memberikan kartu nama

"Baiklahm terim kasih atas kerjanya hari ini." Jawabku sambil menerima kartu tersebut.

Aku memeriksa kondisi kamarku saat ini. Ruang tengah dan dapur telah ada perabotan yang sesuai. Sofa three seater warna terang serta satu sofa khusus untuk satu orang.

Tv 32 inchi yang terpasang di dinding depan sofa. Kursi dan 4 meja makan terpasng dekat dari dapur. Serta panci dan peralatan masak lainnya sudah tertata dengan rapi di laci dapur.

Peralatan mandi yang sudah kutaruh di tempatnya. Dan terakhir kamar tidur sudah ada lemari, kasur spring bed cukup untuk 2 orang. Beserta laci kecil di samping kasur. Dalam kamar tidur tidak ada tv, karena kualitas tidur akan berkurang saat ketiduran saat tv menyala.

"Bagus. Semuanya sudah lengkap dan tertata dengan rapi. Sekarang tinggal bersiap untuk pergi ke restoran." Aku merasa malam ini akan banyak hal yang terjadi. Suda tidak sabar aku untuk melihat langkah dari mereka

Dengan pakaian jas berwarna hitam dan rapi. Rambut juga sudah aku semir dengan sepatu hitam mendapatkan perlakuan yang sama. Sayangnya aku belum sempat membeli mobil kelas mewah untuk mengimbangi pakaian ini

Aku rasa barang itu tidak terlalu berguna. Karena angkutan umum Jepang sudah bagus dan aku sudah bosan dengan barang mewah. Saat aku berada di planet Themar, sudah setiap hari aku memiliki benda seperti itu.

Taksi online yang kupesan akhirnya sudah datang. Setelah naik aku memberikan tempat tujuan yang akan aku datangi. Karena aku tidak melihat Hikaru kembali ke apartemen sebelum makan malam.

Sepertinya kemungkinan besar pesan yang tadi kuterima bukan berasal dari Hikaru. Meskipun menurut Pixie memang hp yang digunakan adalah miliknya, tetap saja ada kemungkinan itu orang lain yang berpura-pura sebagai Hikaru. Analisis Pixie juga mengatakan hasil yang sama.

Perjalanan ke restoran cukup macet. Karena ini jam pulang kantor dan makan malam. Meskipun begitu, jalan Dalam negara ini cukup luas. Ditambah dengan kebanyakan rakyatnya yang tertib laluintas.

Pengalaman menggunakan angkutan umum juga nyaman. Dengan taxie yang canggih serta alat kemaanan yang lengkap. Meskipun ongkosnya cukup mahal.

Aku telah samlai ke restoran. Tempat ini cukup mewah dan berwda di dalam hotel bertingkat. Mungkin saja bisa mencapai puluhan lantai. Resotean ini berada di lanati paling atas. Pengunjung bisa melihat pemandangan kota yang indah dari sana.

"Maaf tuan, ada yang bisa kami bantu?" Salah satu petugas bersiap untuk melayani para tamu.

"Apakah restoran paling atas memerlukan reservasi? Atau hanya member tertentu yang boleh masuk? Krena aku diundang oleh seseorang ke tempat ini."

"Boleh saya tahu nama dari orang yang mengundang tuan?"

"Kei Hikaru-sama. Mohon tunggu sebentar" petugas ini mengecek sesuatu kemudian berkata.

"Hermes-sama. Silahkan ikut saya ke sebelah sini."

"Sepertinya Hikaru sudah mempersiapkan segalanya. Aku semakin tidak sabar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tempat seperti ini sering aku datangi dulu. namun untuk sekarang, aku lebih ingin menikmati makanan dengan suasana yang berbeda"

Kami pergi naik lift untuk ke lantai atas. Petugas yang mengantarkan ku tidak banyak berbicara. Entah memang ini sikap nya atau aturan tempat ini tidak memperbolehkan ngobrol dengan pengunung.

*Tin*

Setelah sampai ke lantai tujuan, kami pergi ke sebuah meja yang berada di dekat jendela. Meja tujuan kami memiliki 3 orang duduk di sekitar. Hikaru bersmaa dengan seoang pria, kemudian di sebrang mereka kemungkinan besar adalah ayah dari Hikaru, Mitsuo.

Mitsuo dan cowok yang ada di samping Hikaru memiliki seorang butler di belakang mereka. Kedua butler tersebut berpakaian rapi dan sepertinya berumur cukup tinggi.mungkin sekitar 40 atau 50 an

Dilihat dari postur badan mereka, seperti nya butler ini juga merangkap sebagai bodyguard.

"Akhirnya kamu datang juga. Pasti kamu mengira Hikaru yang mengundangmu. Namun itu semua hanya tipu daya belaka. Akulah orang yang menyuruhnya mengirim pesan itu."

Aku memerhatikan Mitsuo lalu berkata "sangat terhormat sekali untuk mendapat kan undangan langsung dari Kei Mitsuo, CEO dari Kei technilogy. Kira-kira ada keperluan apa repot-repot memanggilku ke sini.?"

"Aku mengundang ke sini bukan untuk makan bersama. Namun aku ingin memberitahukan mu untuk menjauhi anakku. Karena ia sebentar lagi akan menikah dengan cowok yang sepantaran dengan ya. Bukan dengan cowok tidak jelas seperti mu."

Jadi ini tujuannya mengundangku ke sini. 'haah, sepertinya aku akan menjadikan mertuaku musuh bebuyutan.'

"Apakah ini yang kamu inginkan Hikaru? Menikah dengan orang yang tidak bisa apa-apa tanpa bantuan dari keluarganya? Jawab aku dengan jujur" Meskipun Mitsuo dan cowok itu membuat raut muka aneh. Perhatikan ku hanyalah fokus kepada Hikaru seorang.

Aku melihat muka Hikaru yang sangat sedih seperti ingin menangis. Wajar saja karena saat ia baru putus dan hendak bunuh diri. Bukannya mendapatkan support malah dipaksa menikah seperti ini. Orang tua normal tidak mungkin akan melakukan ini.

"A..aku tidak ma…"

"Cukup Hikaru, kamu hanya perlu mengikuti apa kata ayah. Kamu tidak ingat apa yang terjadi dengan Takeo dulu. Itu semua karena pilihan yang kamu buat. Pilihan ayah pasti tidak akan salah!" Sepertinya Mitsuo ini memiliki masalah dalam pola pikir. Ia terlalu sombong.

Hikaru tidak jadi melanjutkan perkataannya. Seperti ia belum pernah melawan perintah ayahnya selain dengan masalah Takeo. Karena itulah saat ini ia sangat bingung dan ketakutan.

"Haah. Ayah macam apa yang membentak anaknya yang masih sedih hingga hampir bunuh diri. Orang itu punya perasaan, bukan mesin yang bisa berubah hatinya hanya dengan sekali perintah."

"Diam kamu, orang sepertimu tidak pantas untuk memberikan saran kepadaku" Mitsuo melanjutkan kalimatnya dengan berbagai macam hinaan kepadaku dan pujian kepada dirinya tinggi tinggi.

Sedangkan cowok di samping Hikaru hanya tertawa melihat apa yang terjadi denganku.

Melihat ini hanya buang-buang waktu. Aku langsung berhadapan dengan Mitsuo "apakah kamu yakin dengan apa yang kamu lakukan untuk Hikaru, Mitsuo?" Aku sengaja tidak menggunakan panggilan khusus untuknya. Akrena orang sepetinya tidak pantas untuk dihormati.

"Panggil aku dengan sebutan -sama. Benar-b3nar anak yang tidak punya sopan santun" orang sopan macam apa yang meminta anaknya menikah paksa. Tanyaku dalam hati.

Dilihat dari kondisi Hikaru. Sudah jelas ia bigngung harus melajukan apa. Ia bagaikan boneka yang tidak bisa melakukan apapun seorang diri. Situasi ini akan aku bereskan dengan baik.

Tanpa mendengarkan ocehan dari Mitsuo, aku pergi ke arah Hikaru dan memaksanya berbidir. Kemudian aku berbisik di telinganya "Katakan apa yang sebenarnya kamu. Bisikkan ke telingaku. Tidak perlu taku, aku ada si sampingmu. Kamu tidak sendiri."

Hikaru terdiam sejenak lalu ia berkata "A..Aku tidak ingin menikah. Aku ingin mengontrol hidupku sendiri. Daripada menikah dengan laki-laki yang tidak aku kenal, lebih baik aku menikah denganmu, Hermes-sama." Mendengar jawaban wanita itu, aku semakin yakin untuk menjadikannya ibu dari anak-anakku.

====

Aku menatap semua orang ang berada di ruangan dan berkata. "Mohon maaf tuan-tuan yang terhormat. Aku, Hermes. Akan menjadikan Kei HIkaru sebagai kekasihku dan menikahinya. Tidak mungkin aku akan membiarkan cowok seperti anda dan ayah seperti Mitsuo-san merampas Hikaru dariku. Kalau dari kalian ada yang keberan, sekaranglah saatnya kalian untuk bertindak.."

Wajah Mitsuo langsung memerah dan kerutan di dahinya semakin bertambah. Ia langsung berteriak "Kalian semua, segera tangkap anak itu dan jebloskan ia ke penjara karena kasus penculikan. Aku tidak peduli seberapa besar luka yang ia dapatkan. Selama ia tidak meninggal." Semua pengawal yang ada di ruangan langsung bergegas menghampiriku untuk mengambil kemblai Hikaru. Tidak hanya pengawal Mitsuo, pengawal dari pria yang katanya akan menjadi calon dari Hikaru juga ikut bergerak.

"Hehehe, memang kalau kroco itu beraninya keroyokan. Ayo kalian semua maju sini." Dengan melakukan kuda-kuda yang mirip dengan karate. Aku bersiap untuk menghadapi mereka semua.

Ternyata makan malam itu hanya jebakan. Bagaimana menurut kalian kelanjutan kisah mereka. Saksikan terus dalam novel "Kehidupan baru alien". Chapter ini belum diedit, sehingga masih banyak typo dan kalimat tidak jelas dalam chapter ini. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts