Sudah hampir satu minggu ini Kaylee tidak pernah mengobrol bersama dengan Sean. Selain masih kecewa dengan perlakuan Sean, Kay juga masih ingat dengan ancaman yang diberikan oleh Alicia.
Meskipun Kay sedang marah dan kecewa pada Sean, namun dia tidak akan pernah tega jika melihat orang yang dicintai terluka. Alicia memang selalu nekat. Seingat Kay, Alicia memang selalu melakukan apapun demi sesuatu yang diinginkan. Tidak menutup kemungkinan jika Kay masih dekat dengan Sean, Alicia tidak segan menyakiti Sean.
Kay selalu membuang wajahnya jika Sean menatap. Dia juga selalu menghindar dari Sean, jika Sean menghampirinya. Kay pasti akan bersembunyi, kini jarak mereka menjadi jauh.
Kay membaringkan tubuhnya di ranjang, hari sudah semakin malam dia harus segera tidur agar tidak terlambat bangun karena harus menyiapkan segala keperluan Alicia besok.
Tidak membutuhkan waktu lama, Kay sudah terlelap. Wajahnya nampak damai dan teduh, sepertinya kelelahan membuatnya tertidur dengan nyenyak.
Berbeda dengan Sean, Sean sudah membaringkan tubuhnya dua jam lebih namun mata tidak bisa terpejam. Dalam pikirannya berputar bayang-bayang Kay, dia memang merindukan sosok Kay.
Sean tidak melupakan kesalahannya waktu itu, besikap kasar pada Kay dan meninggalkan Kay tanpa penjelasan apapun. Tapi semua itu beralasan, semua ada alasan yang menguatkan.
Sean adalah laki-laki normal yang memiliki hawa nafsu, dia merasakan panas disekujur tubuhnya melihat Alicia hanya mengenakan pakaian dalam. Mana mungkin Sean akan betah berlama-lama dalam satu ruangan dengan Kay dalam keadaan seperti itu. Memilih pergi agar tidak terjadi hal yang tidak-tidak, dia tidak ingin menyakiti Kay atau merusak keperawanan Kay.
Kesalahan terbesarnya adalah tidak berkata jujur, sehingga terjadi kesalah pahaman oleh Kay. Kay menganggap jika Sean mencampakkan Kay begitu saja, ditambah lagi Sean yang semakin dekat dengan Alicia. Hal tersebut membuat Kay semakin kesal dan kecewa.
Hari sudah menjelang dini hari, sudah dipastikan semua penghuni mansion sudah terlelap hanya ada beberapa para petugas keamanan yang berjaga di luar sana. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk Sean.
Sean keluar dari kamarnya, berjalan perlahan sambil mengamati situasi sekitar. Tidak ingin jika Alicia ataupun maid kepercayaan Alicia mengetahui kepergiannya.
Dimana lagi tujuan Sean kalau bukan untuk menemui Kay di kamar tidurnya. Sean berjalan mengendap, membuka pintu kamar tidur Kay perlahan. Meminimalkan suara yang keluar.
Kay memang lupa mengunci kamar tidurnya. Kalaupun kamar tidurnya tidak terkunci, Sean memiliki kunci cadangan kamar milik Kay yang dicuri dari kepala maid.
Telihat Kay sudah terlelap, tubuhnya meringkuk membelakangi pintu kamar tidurnya. Tubuhnya tertutup oleh sebuah selimut sampai di leher, Sean tersenyum tipis kini bisa melihat pujaan hatinya yang dirindukan beberapa hari ini.
Sean kembali menutup pintu tersebut, sangat pelan bahkan suara yang timbul sangat pelan dan tidak lupa menguncinya dengan rapat. Dia segera menghampiri Kay, tidak peduli jam berapa sekarang bertemu. Sudah jelas jika mengganggu tidur nyenyak Kay sekarang.
Sean ikut membaringkan tubuhnya di samping Kay, memeluk Kay dari belakang. Hal tersebut sontak membuat Kay terbangun, tubuhnya terlalu sensitif jika sedang tertidur dan tiba-tiba mendapatkan sentuhan.
"Aku merindukanmu." Bisik Sean.
Kay buru-buru bangun dari tidurnya, terduduk dan menggeser bokongnya. Dia masih nampak terkejut menjauhkan tubuhnya dari Sean. "Untuk apa kau kemari?" Tanyanya seakan tidak suka dengan kehadiran Sean. Sebenarnya bukan tidak suka, melainkan rasa cemas dan terlalu khawatir jika kedatangan Sean dikatahui oleh Alicia.
"Apa kau tidak suka jika aku datang kemari?" Tanya Sean.
Kay menggeleng, dia ketakutan. Masih ingat betul dengan ancaman-ancaman yang diberikan oleh Alicia. "Jangan bertindak hal konyol, Sean. Lebih baik kau pergi dari kamar tidurku, jangan membuat masalah." Mendorong tubuh Sean agar turun dari ranjang.
Namun kekuatan Kay tidak seberapa, tidak bisa dibandingkan dengan tubuh Sean yang jauh lebih besar darinya. Tangan yang digunakan untuk mendorong malah justru ditarik oleh Sean, sehingga Kay terjatuh dalam pelukannya.
Wajah Kay menerima dada bidang milik Sean, dada bidang yang selama ini sangat dirindukan. "Aku mencintaimu, jangan pernah berpikir untuk pergi menjauh dariku." Bisik Sean.
Kaylee terbuai oleh bisikan tersebut, ditambah lagi dengan kehangatan yang didapatkan dari pelukan Sean. Dia terbuai hingga membuatnya lupa dengan ancaman-ancaman yang diberikan oleh Alicia.
Perlahan Kay membalas pelukan Sean, menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Sean. Merasakan detak jantung yang tak beraturan milik Sean.
Mereka berpelukan cukup lama, melepaskan kerinduan mereka yang terpendam. Tidak dapat dipungkiri bahwa Kay sangat merindukan Sean saat ini.
Sean meraih wajah Kay dengan kedua tangannya, menatap wajah Kay yang nampak sendu. Sean merasakan kesedihan Kay saat ini, dia menghujani ciuman di wajah Kay. "Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku dan jangan pernah melakukan hal bodoh untuk mengindariku."
"Tapi…" Ucapan Kay yang belum selesai dibungkam oleh Sean dengan jari telunjuknya.
"Jangan katakan tapi. Tapi hanya untuk orang-orang yang lemah, kau adalah kekasihku. Perempuan yang kuat dan perempuan yang sangat ku cintai."
Ucapan itu berhasil membuat Kay berbunga-bunga, kini Kay mulai luluh. Kembali menjadi perempuan yang kuat dan berani. Berani menjalin hubungan diam-diam bersama dengan Sean lagi.
Kay menghempaskan tangan Sean dari wajahnya, dia juga mengerucutkan bibirnya. "Lantas jika aku tidak diperbolehkan meninggalkanmu, kenapa kau berbuat kasar padaku?" Kay mulai menggerutu.
Sean nampak menghela nafas kasar, tidak seharusnya Sean mengatakan yang sejujurnya. Namun dia juga tidak mungkin berbohong, dia tidak ingin membohongi Kay terus menerus.
"Apa kau tahu jika aku adalah laki-laki normal. Mana mungkin aku akan bisa kuat dengan godaan seorang perempuan yang bertubuh indah hanya mengenakan pakaian dalam saja dan hanya berdua disebuah kamar." Jelas Sean.
Oh, manis sekali. Kay bukan marah, melainkan kedua pipinya memerah. Penjelasan oleh Sean terkesan sebagai sebuah rayuan dan pujian. Kay memalingkan wajahnya dari hadapan Sean, menyembunyikan wajahnya yang bersemu. "Jangan menggodaku, Sean. Aku tidak menerima bualanmu." Ucapnya mengelak.
Sepasang kekasih yang tengah kasmaran tersebut saling bertatapan. Wajah mereka kemudian semakin lama semakin berdekatan, sampai bibir mereka saling bersentuhan. Dan sepertinya malam ini akan menjadi malam indah bagi mereka.
Ciuman mereka membuat Kay melupakan ancaman-ancaman yang diberikan oleh Alicia. Dia lebih memilih menikmati ciuman tersebut, menghabiskan malam ini bersama dengan Sean.
Ciuman Sean turun ke leher, sementara kedua tangannya juga tidak tinggal diam. Melepaskan satu persatu kancing piyama yang dikenakan oleh Kay hingga tersisa pakaian dalam saja. Tak ada penolakan yang dilakukan oleh Kay. Bahkan Sean juga melepaskan piyamannya, menyisakan celanannya saja.
Sial! Pasangan itu nampaknya sedang diselimuti oleh kabut gairah. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panas bagi mereka.
TBC.