webnovel

Bo Yucheng, Aku Menggantungkan Hidupku Padamu

นักแปล: Wave Literature บรรณาธิการ: Wave Literature

Luka Bo Yucheng menjadi semakin buruk. Dagingnya mencuat keluar dan sedikit berdarah.

Kemeja putihnya telah basah oleh darah, bahkan daging dan darah menempel pada kain kasa yang membalut lukanya. Sungguh pemandangan yang mengerikan.

"Aku akan mengobatinya sepelan mungkin."

Meskipun Shi Qinglan merasa kesal, namun pada akhirnya hatinya benar-benar runtuh dan melunak setelah melihat keadaan luka Bo Yucheng. Bahkan, nada bicaranya juga menjadi lebih lembut, "Bilang saja kalau merasa terlalu sakit."

Bo Yucheng mengarahkan mata sipitnya ke atas. Dia melirik gadis itu dari sudut matanya. Dia melihat bahwa wajah oval seperti porselen itu kini dipenuhi raut kekhawatiran, dan alis serta matanya memperlihatkan ekspresi kasihan.

"Kan Lan Lan sendiri yang membantu mengganti perbanku, jadi tentu saja aku harus menahan rasa sakitnya, meski sebesar apapun." Sudut bibir Bo Yucheng melengkung memperlihatkan senyuman, sampai matanya dipenuhi dengan kepuasan tanpa akhir.

Shi Qinglan menjepit pinset dengan jarinya yang sehalus batu giok.

Bulu matanya sedikit terkulai karena pandangannya tertuju ke bawah. Dia menggunakan bola kapas yang sudah tercelup alkohol untuk menyeka bagian luka yang menempel pada kain kasa dengan sangat hati-hati. Kemudian, perlahan-lahan dia melepaskan kain kasa yang sudah berlumuran darah, lalu melakukan desinfeksi ulang dan mengoleskan obat.

Permukaan jari Shi Qinglan yang lembut membelai punggung Bo Yucheng. Gerakan gadis itu sangat ringan dan pelan, seperti sehelai bulu yang menyentuh punggung Bo Yucheng.

"Lukanya harus kering dan tidak boleh ditutupi kain kasa untuk sementara waktu. Jangan pergi ke kantor dulu selama beberapa hari ke depan. Suruh Wen Mo membantumu mengatasinya."

Shi Qinglan memasukkan kembali peralatan pengobatan ke dalam kotak obat sambil terus mengoceh, "Selain itu, setelah ini jangan bergerak terlalu banyak. Kamu hanya boleh tidur dalam posisi tengkurap seperti ini. Jangan garuk lukanya meski gatal!"

Saat Shi Qinglan sedang mengomel, Bo Yucheng tiba-tiba berbalik dan duduk. Dia melingkarkan lengannya yang panjang ke pinggang Shi Qinglan dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya, lalu kepalanya semakin menunduk.

Shi Qinglan melebarkan matanya yang indah.

Dia meletakkan tangannya di antara tubuhnya dan tubuh Bo Yucheng. Sudut matanya melihat sekilas kalau punggung pria itu hampir menyentuh sofa. Dia ingin mendorongnya menjauh, tapi tidak berani karena takut luka yang baru saja dia obati akan sia-sia karena perlawanannya.

"Lan Lan merasa kasihan padaku?"

Dengan lembut, Bo Yucheng menekan dahi gadis itu dengan dahinya. Dia bisa begitu mudah menyentuhnya hanya dengan sedikit menggerakkan bibirnya. Mereka berdua bertukar napas dari hidung seperti ini.

Shi Qinglan mengerucutkan bibir merahnya dan bergumam pelan, "Kamu adalah pacarku. Siapa lagi yang mengasihimu kalau bukan aku?"

Setelah mendengar ini, Bo Yucheng tertawa pelan.

Suara yang memiliki daya tarik itu terdengar ceria dan menyihir. Dia sedikit mengangkat kepalanya dan mengecup lembut alisnya.

"Aku pacarmu, ya?"

Bo Yucheng meraih tangan kecil Shi Qinglan dan menggunakan ujung jarinya untuk mengusap punggung tangan gadis itu dengan lembut, seperti menyalurkan cintanya yang sangat dalam.

Shi Qinglan tersenyum sangat cantik. Dia meletakkan ujung jarinya ke dagu Bo Yucheng, dan perlahan mengangkat wajah pria yang setampan iblis itu. "Bahkan sekarang sudah terlambat untuk kembali, karena aku akan menggantungkan seluruh hidupku padamu."

Dia mendongak memperlihatkan wajahnya yang cantik menawan, seperti memamerkan keagungannya. Matanya yang indah dipenuhi dengan cahaya gemerlap, menunjukkan rasa bangganya karena dapat memiliki Bo Yucheng.

Ketika dia menyentuh mata berbintang gadis itu, pupil berwarna sehitam tinta milik Bo Yucheng terlihat sedikit dalam dan perlahan-lahan menjadi panas

"Tapi..." Bibir merah Shi Qinglan berujar lagi.

Dia menggerakkan jarinya ke arah bibir pria itu. Dia menekan bibir Bo Yucheng menggunakan ujung jari putihnya dengan ringan, lalu sedikit mendekatkan dirinya ke telinga Bo Yucheng. "Siapa yang menyuruhmu tidak menuruti perintahku? Ulahmu itu membuat lukamu retak lagi. Jadi, tolong tahan dirimu untuk tidak menyentuhku selama setengah bulan ini."

Bo Yucheng tertegun.

Lengan Bo Yucheng yang berada di pinggang Shi Qinglan tiba-tiba mengencang. Dia menarik Shi Qinglan ke dalam pelukannya dengan sorot mata yang dalam. "Aku sudah menunggumu selama bertahun-tahun. Mengapa aku masih harus menunggu selama setengah bulan lagi?"

Sudut mata Shi Qinglan sedikit berkedut, dan senyuman licik muncul di wajahnya.

Dia tidak berani memberitahu Bo Yucheng bahwa perkiraan setengah bulan kemudian bertepatan dengan waktu dirinya datang bulan.

Shi Qinglan mengambil selimut Bo Yucheng untuk mencegah agar tidak ada benda apapun yang menempel pada lukanya ketika pria itu sedang tidur di malam hari. Bo Yucheng tidur dalam posisi tengkurap sepanjang malam. Dia tiba-tiba merasa kesepian dan kedinginan, sedangkan Shi Qinglan tidur nyenyak dalam kehangatan di kamar sebelah.