webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

Pertemuan triple D dan double A

Setelah tiba di mansionnya alex dan yang lain bergegas masuk ke dalam dengan membawa wandi ke kamar tamu, ya boleh di katakan mansion alex sangat lah besar karena di dalamnya ada 8 kamar tidur yang besar dengan fasilitas lengkap di dalamnya dan kamar tersebut terdiri dari 1 kamar utama, 2 kamar tamu, 2 kamar ART, 1 kamar untuk supir, dan 2 kamar untuk keluarga, lalu ada kolam renang eksklusif, pantry dan kitchen yang jadi satu, halaman yang luas, garasi yang besar sehingga muat untuk 5 mobil, dan walaupun di dalam mansion alex sudah tersedia kamar untuk ART nya tapi alex juga membangun rumah khusus ART jadi mereka bisa memilih mau tinggal di dalam mansion atau di rumah khusus ART. Dengan sigap anak buah alex segera membawa wandi ke kamar tamu yang terletak di lantai bawah dan deri masih terkejut dengan pemandangan ini karena dia tidak menyangka bahwa alex bukanlah orang biasa "Kenapa terkejut bro??" "Loe tinggal sendiri di rumah sebesar ini?? Orang tua loe dimana??" Sambil berjalan ke dalam alex segera membawa deri dan dinda menuju ruang tamu "Selamat malam tuan." Sapa bi inah kepala ART di mansion alex "Bi..tolong siapkan minum ya untuk tamu saya." "Baik tuan." Lalu bi Inah segera menuju dapur menyiapkan minuman untuk tamu tuannya dan dinda mengikuti bi inah dari belakang "bi..ada es gak??" "Non dinda kenapa ke sini?? Nanti biar bibi bawakan minumannya sekalian." "Ya udah bi..dinda mau es seperti biasa ya, sekalian moccacino hangat buat mas alex." "Ya non..tunggu di ruang tamu ok." Dinda segera meninggalkan bi inah yang sibuk membuat minuman dan segera menuju ruang tamu, alex segera menjawab pertanyaan deri "Gue tinggal bersama dinda di sini, sedangkan orang tua gue di luar negeri menghandle perusahaan disana." Deri tercengang mendengar pernyataan alex dan dugaannya benar bahwa dia memang bukanlah orang sembarangan "Kenapa deri..kok bengong?? Kaget ya mengetahui tentang mas alex yang sebenarnya." "Ya gue kaget aja ternyata dugaan gue selama ini benar, jika loe bukan orang sembarangan." Lalu bi inah datang dengan membawa minuman "Bi..tolong suruh penjaga untuk segera mengeluarkan semua alat medis yang ada di dalam mobil dan membawanya ke kamar tamu, sebentar lagi aku akan memasang alat tersebut untuk wandi." "Baik tuan." Bi inah lalu pergi keluar untuk menyampaikan pesan tuannya dan tidak lama kemudian beberapa penjaganya terlihat membawa alat medisnya ke kamar dimana wandi berada.

Setibanya di rumah ara segera turun dari mobil tanpa menunggu rahman dan segera masuk ke dalam, di ruang tamu ternyata dewi dan arifin sudah menunggu mereka "ara dimana rahman??" "Itu diluar sedang menuju ke sini." "Kamu duduk disini dulu sebentar karena ada yang mau mama bicarakan bersama papa dan rahman." Lalu ara segera duduk tepat di samping papanya, rahman pun datang dan segera bergabung dengan mereka "Ara kamu harus bersiap karena lusa orang tua rahman akan datang untuk melamar kamu dan jarak 3 hari setelah lamaran kalian akan segera menikah, jadi mama harap kamu jangan bertindak konyol." Ucap dewi dengan tatapan tajam dan penuh penekanan untuk ara "Ya ara mengerti." "Nak rahman gimana persiapannya??" "Sudah 90% ma, 3 hari lagi baju pengantinnya sudah bisa di ambil dan EO hanya tinggal finishing saja." Dewi tersenyum dengan sumringah sedangkan di sisi lain arifin terlihat sedih karena dia tidak merestui pernikahan ini dan dia tidak rela melepas putrinya untuk pria seperti rahman "Maafkan papa ya ara karena papa tidak bisa berbuat apa-apa." Ujarnya dalam hati.

Setelah pembicaraan keluarga tersebut selesai rahman pamit untuk segera pulang dan ara masuk ke kamarnya, arifin segera menyusul ara "Apa hari ini terjadi sesuatu yang aneh??" "Tidak pa, karena kak alex menjagaku dari jauh dengan mengirimkan anak buahnya untuk mengawasi ara dari jauh." "Alhamdulillah.. ternyata alex sangat peduli sama kamu, sebenarnya papa berharap yang bersanding sama kamu itu adalah alex." Tatapan arifin berubah menjadi sendu karena kesedihan yang mendalam "Pa..percaya sama ara suatu saat nanti harapan papa akan terwujud, lihat ini pa." Lalu ara menunjuk kalung pemberian alex yang ada di lehernya dan arifin tercengang dengan hal itu "Apa ini pemberian alex??" "Ya pa..jadi gak perlu ada yang di takutkan lagi, dan besok apa ara boleh ikut ke kantor papa?? Karena besok ada ada Janji mau ketemu dira dan kak alex akan menjemput ara di kantor papa." "Tentu saja nak..kamu boleh ikut." "Terima kasih ya pa." Selesai berbicara ara segera merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya.

Setelah selesai berbincang dan minum kopi bersama deri dan dinda memutuskan untuk ikut alex besok menemui ara dan dira tapi mereka tidak berangkat bersama agar tidak menimbulkan curiga, dan setelah mengatur rencana untuk besok alex menuju kamar tamu untuk segera memasang alat bantu ke wandi. Disaat alex di bantu dinda sedang memasang alat bantu tiba-tiba ponsel alex berbunyi dan terlihat ada panggilan masuk dari anak buahnya "deri tolong angkat teleponnya." "Halo..ini dengan siapa??" "Anda siapa kenapa berani sekali mengangkat telepon untuk tuan." Lalu deri segere menekan tombol loud speaker "Kalian bicara saja aku mendengarkan dan yang mengangkat telepon kalian adalah deri, temanku jadi tidak perlu curiga." "Maafkan kami tuan deri, tuan alex kami ingin melaporkan bahwa saat ini anak buah dari rahman sedang bingung karena kehilangan jejak wandi." "Kerja bagus sobat..jalankan rencana selanjutnya." "Baik tuan." Lalu alex melanjutkan aktivitasnya yang ditemani dinda dan deri.

Matahari pun telah bangun dari pembaringannya dan ara mendengar ponselnya berbunyi lalu membuka matanya yang masih mengantuk, dia segera mengambil ponselnya dan mengangkat teleponnya "Halo." "Kamu masih tidur sayang??" "Kak alex..selamat pagi." "Pagi juga sayang, gimana kabar kamu?? Apa tadi malam kamu tidur nyenyak??" "Aku sangat baik kak karena pagi ini di bangunkan oleh kakak..hehehehehe.." "Ya sudah kami bersiap untuk temu kangen sama aku ya.. hehehhehehehee.." "Kak..ini masih pagi lho." "Karena kamu selalu buat aku kangen." "Ya udah aku siap-siap dulu." Ara segera menuju kamar mandi dan setelah itu dia bersiap untuk pergi bersama papanya.

Arifin sedang menunggu ara di ruang tamu dan tidak lama kemudian ara keluar dari kamarnya dengan menggunakan celana jeans model cutbray warna navy, kaos santai dengan logo nike dengan ukuran sedang di depan bagian dada, sepatu skate(all star), dengan rambut di cepol ala korea, minyak wangi dengan aroma vanilla dan tidak lupa tas kecil yang biasa dia pakai jalan tetapi tidak mengurangi gaya sportynya "Kamu sudah siap sayang??" "Udah pa, yukk nanti kelamaan keburu ara bosan." "Ma aku pergi dulu." Lalu arifin keluar di susul oleh ara dan mereka segera pergi menuju kantor arifin. Akhirnya mereka tiba dikantor dan arifin menyuruh ara menunggu di lobby dekat resepsionis, ara segera menghubungi alex untuk memberi tahu bahwa dia sudah ada di kantor arifin dan lagi-lagi anak buah rahman terkecoh oleh rencana mereka karena didalam rencana tersebut sudah melibatkan arifin.

Alex tersenyum setelah mendengar kabar dari arifin dan ara yang bisa mengalihkan perhatian anak buah rahman, lalu dia segera bersiap untuk pertemuan tersebut tapi sebelum pergi alex memastikan kembali bahwa perawat yang menggantikan dinda sudah tiba "dinda..apa sela sudah datang??" "Sudah kak." Ok tolong pastikan dia tidak di ikuti dan kalian berdua segera bersiap." Setelah itu mereka pun bersiap, dan di ruangan arifin terlihat ara duduk dengan santai sambil minum es kopi yang tadi dia beli dari mesin minuman di lobby sambil menunggu alex menjemput "Papa yakin gak mau ikut??" "Tidak ara..jam 11 pagi papa ada meeting, tapi papa sudah titip pesan ke resepsionis jika alex datang segera suruh dia ke ruangan papa." Sambil menunggu jam 10 ara menyibukkan diri dengan menghubungi dira "halo dira..gimana loe udah siap-siap??" "Ya bawel gue udah siap ini." "Ok loe tunggu bang deri jemput kan??" "Iya ara sayang..tapi dia belum datang, tadi sich bilangnya ke jebak macet." "Ya udah nanti bang deri yang akan mengantar loe ke cafe." "Loe nanti sama siapa ke lokasi??" "Gue sama kak alex." "Ya udah loe hati-hati." "Loe juga ya." Tiba-tiba pintu di ketuk dan pembicaraan ara terputus karena alex datang lebih cepat.

Alex segera meminta ijin kepada Arifin untuk membawa ara ke lokasi pertemuan dan setelah mendapatkan ijin merekapun bergegas pergi tidak lupa alex memberikan masker dan jaketnya untuk mengelabui anak buah rahman, alex dan ara segera menuju basement di mana mobil sport alex terparkir kemudian mata ara tertuju ke arah mobil Lamborghini hitam keluaran terbaru dan ara gemetar melihat mobil mewah alex dengan harga fantastis tersebut "Sayang kenapa melamun,cepat masuk." "Beneran ini mobil kak alex?? Ara pikir ini mobil artis terkenal." Lalu mereka masuk ke dalam mobil dan sontak membuat alex tertawa terbahak-bahak karena tingkah polos ara "Memangnya artis saja yang bisa punya mobil mewah.. hahahaha." "Kak..sudah ketawanya cepat kita jalan." Ketus ara dengan memasang wajah cemberut yang pertanda dia ngambek sehingga membuat alex mencubit hidungnya dengan romantis dan membuat ara salah tingkah.

Alex segera melajukan mobilnya begitu juga dengan deri yang bersama dinda dan dira, akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam alex tiba lebih dulu dari deri di cafe yang telah di tentukan dan tentu saja dengan lokasi baru yang yang berada di daerah Bogor jadi itu akan mempersulit anak buah rahman untuk mengawasi mereka, ya letak cafe tersebut berada di tengah puncak pemandangan bukit dan hutan pinus dengan spot yang romantis. Tidak berapa lama deri, dinda, dan dira tiba di lokasi "Waahh..bagus sekali pemandangannya." Mata dira seketika berbinar lalu ara segera berlari ke tempat dira berdiri "diraaaa..kangeeenn.." lalu mereka berpelukan seperti sudah tidak bertemu puluhan tahun "Bawel gue ternyata masih hidup." "Diiihh emang loe gak kangen apa sama gue, jahat banget sich." "Ya maaf..hhehehhee..gue juga kangen sama loe..gak ada loe gak rame." Alex merasa terheran dengan kedekatan mereka berdua, dira dan ara seperti anak kembar dengan sifat yang tidak jauh berbeda "Kenapa bro?? Kaget melihat mereka?? Hehehehe...nich gue kasih tahu ya ara sama dira itu ibarat pinang di belah dua karena bawelnya sama, judesnya sama, cantiknya sama, tapi yang membedakan dira feminim dan ara tomboy..hahahahahaha.." "Justru gadis tomboy itu udah buat gue jatuh cinta." Sontak deri dan dira kaget mendengar pengakuan alex yang sangat jujur itu "Yakin bro loe udah jatuh cinta sama cewek judes seperti ara??" "Ya bahkan kami udah jadian..hahahaha.." setelah mereka selesai menggoda ara dan dira lalu mereka segera mendiskusikan sesuatu tentang rencana untuk menghancurkan pernikahan ara dan rahman.