webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

Kebersamaan denganmu

Arifin masih di sibukkan dengan banyaknya pekerjaan dan jadwal meeting dengan klien, di sela meeting ponselnya berbunyi tanda notifikasi pesan masuk lalu dia segera mengecek ponselnya dan di lihat pesan dari dewi "kamu pulang jam berapa?? Aku mau pergi keluar dengan rahman." "Aku akan pulang terlambat karena masih ada meeting." Tidak beberapa pesan dari alex pun masuk "Selamat siang om..aku sama ara lagi di puncak daerah bogor, kemungkinan akan tiba di Jakarta sekitar jam 8 malam." "Siang juga nak alex..ya tidak apa-apa saya juga masih ada meeting mungkin akan terlambat pulang, nanti jika kalian sudah sampai kantor saya..kamu dan ara langsung ke ruangan saya saja ya." "Baik om." Lalu arifin melanjutkan meetingnya dan alex melanjutkan pembicaraannya dengan ara, dira, deri, dinda.

Di mansion alex terlihat sela rekan perawat Dinda dan bi inah masih sibuk memantau perkembangan wandi, dan sela segera mengganti perban di kepala wandi dengan sangat hati-hati di bantu oleh bi inah "aduuhhh..non sela kok bibi jadi ngeri ya sama calon suami non ara, kasian ya dia harus menderita seperti itu." "Ya bi saya pun tidak menyangka jika calon suami ara setega itu." "Semoga aja tuan alex bisa mengeluarkan non ara dari siksaan calon suaminya itu." "Amin..amin.." lalu mereka berdua segera melanjutkan aktifitas di dapur untuk menyiapkan makanan buat wandi.

Tidak beberapa lama terdengar suara mobil rahman yang berhenti di depan rumah dan tampak dewi sudah menunggu, lalu dia segera bergegas menuju mobil rahman. Di bogor tepatnya di cafe di mana mereka sedang menyusun rencana tampak deri dan dira yang terlihat bingung dengan interaksi yang tidak biasa antara ara dan alex sehingga deri memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka berdua "Bro gue perhatikan loe sama ara dekat banget??" Dira yang menyadari pertanyaan dari deri dia segera mengalihkan perhatiannya ke mereka berdua, dinda pun terkekeh dengan kelakuan deri dan dira yang melihat ara salah tingkah begitu juga dengan alex "Memang kalian gak tahu ya??" Ujar dinda sambil tersenyum "Memangnya ada apa sich kak dinda??" "Lho dira beneran gak tahu?? Nich aku kasih tahu ya, mereka ini sudah jadian." "Apaaaa.." sahut deri dan dira secara bersamaan dan kaget dengan berita tersebut, setelah itu alex menarik tangan ara menuju kasir untuk mengambil menu makanan.

Saat meeting di jeda arifin segera menghubungi alex untuk menanyakan tentang rencana yang akan mereka buat, lalu arifin menuju cafe yang berada di lobby untuk memesan kopi dan segera menghubungi alex "halo nak alex gimana situasinya?? Aman kan dan gak ada yang mengikuti kalian." "Halo om..ya situasi aman, terkait dengan rencana mungkin besok siang aku akan berkunjung ke kantor om." "Baiklah nak alex..om percaya sama kamu." Lalu arifin memutuskan sambungan telponnya lalu segera menyesap kopinya yang baru datang karena meeting kali ini benar-benar membuat pikirannya lelah, di tambah dengan sikap dewi yang membuat batinnya sakit karena memaksa anak semata wayangnya menikah paksa dengan lelaki yang salah.

Rahman dan dewi terlihat sibuk untuk mengurus semua keperluan untuk pernikahan yang hanya tinggal beberapa hari lagi, dan saat sedang mendiskusikan tentang bagaimana jalan acara pernikahannya nanti ponsel rahman berbunyi lalu dia melihat anak buahnya yang menghubunginya "Ma rahman tinggal sebentar ya karena mau angkat telepon dulu." "Ya nak rahman, biar mama yang diskusikan dengan EO..kamu angkat saja dulu siapa tahu penting." Rahman bergegas untuk keluar dan apa yang dia tahu saat ini sangat membuatnya berang "Bos sepertinya ara tidak di kantor ayah mertua anda karena tadi saya lihat, dia makan siang sendiri." "Apaaaa..bagaimana bisa!! Kenapa kau lengah!! Cepat cari keberadaan ara sekarang!!! Dan segera laporkan kepadaku saat ini juga!!!" "Baik bos." "Aaarrgghhh..s****n" umpat rahman dengan emosi dan hampir saja dia melempar ponselnya, tapi dia tidak mau membuat dewi curiga dengan situasi saat ini dan dia harus bersikap tenang.

Dira dan deri masih bertanya-tanya sejak kapan alex dekat dengan ara bahkan deri sempat berpikir jika ara mengkhianati sahabatnya itu, saat ara dan alex tiba mereka segera bergabung dengan mereka bertiga dan deri yang dari tadi mulutnya gatel segera menembak mereka berdua "Sebenarnya kalian berdua ada hubungan apa?? Ara apa kamu mengkhianati wandi??" Alex pun segera angkat bicara karena tidak ingin menimbulkan rasa curiga dan salah paham "Ara tidak mengkhianati wandi sama sekali deri, kami dekat setelah ara putus dengan wandi." "Apa yang dikatakan kak alex benar bang..aku tidak mengkhianati bang wandi." "Gue percaya kok sama ara..karena gue tahu dia dari kecil." Sambil merangkul ara dan melihat deri dengan tatapan tajam "Naahh.. sekarang udah jelas kan deri tentang hubungan mas alex dan ara, disaat asik mengobrol makanan pun datang dan mereka segera menyantapnya.

Disaat mereka sudah selesai menyantap makanannya dinda pun segera mengajak ara ke kasir "Eh..tunggu kalian berdua mau kemana??" "Mau pesen roti bakar, makaroni schotel, sama toppoki.. mumpung mas alex yang traktir" Alex pun tidak habis pikir dengan kelakuan adik sepupunya itu yang memang hobi makan dan dira segera menyusul mereka berdua, lalu deri segera berpindah posisi dan duduk di samping alex "Gimana rencana yang sudah kita buat lex??" "Gue mengubah rencana, nanti setelah mereka bertiga selesai memesan camilan baru kita bicarakan." Tidak beberapa lama mereka bertiga kembali sambil membawa tiga bungkus cookies coklat "Ini kak kartunya dinda kembalikan..takut khilaf.. heheheh." "Dinda nanti badanmu melar lho." "Hehehee..tenang kan di mansion ada ruang gym." Alex dan deri menggelengkan kepala karena sifat dinda yang berbanding terbalik dengan profesinya sebagai perawat, lalu tiba-tiba ara menyuapi alex dengan biskuit yang di tangannya "Makan kak..dari pada ngoceh terus." "Eheeemm..romantis banget sich kalian berdua." Ujar dira yang salah tingkah dengan perlakuan ara ke alex, seketika deri pun berinisiatif untuk menyatakan perasaannya ke dira dengan meminta bantuan alex dan deri segera memberi kode sambil berbisik "Bro..bantuin gue dunk sekarang, nich gue mulai keringat dingin karena belum pernah menyatakan perasaan ke cewek." "Seriusan loe belum pernah??" "Ya serius gue..sumpah." "Dira..ini deri mau bicara sama kamu." Dira pun yang tengah asik mengobrol bersama ara dan dinda pun segera melihat deri "Deri suka sama kamu tuh dira di terima gak??" Ujar alex yang tengah berpikir dirinya saat ini lebih mirip mak comblang dan apa yang di ucapkan alex segera menarik perhatian dinda dan ara, lalu timbul ide jahil di pikiran mereka berdua. Dengan senyuman yang penuh arti ara dan dinda segera menarik alex pindah ke tempat lain untuk memberikan dira dan deri ruang.