webnovel

Gara Gara Obat Cinta

Dia tak ada di sana, aku pun segera menyelesaikan mandi ku, ku pakai baju yang telah di belikan nya.

"hah... baju apa ini???"

teriak ku, ketika yang ku lihat adalah sebuah baju yang sangat tipis berwarna merah.Benar benar tipis, dan sangat seksi, di tambah dengan celana dalam yang tidak pantas untuk di kenakan, karena hanya ada mutiara kecil dan tali saja.

"benar benar gila... masa aku harus memakai ini sih...uuuh"

dengan terpaksa ku pakai baju itu, karena harus bagaimana lagi, aku tak bawa baju, di tambah dengan bajuku yang basah kuyup karena hujan di jalan tadi. Ku kenakan baju ini, udara begitu dingin ku rasa, ku baringkan tubuh ini di hamparan Bungan yang telah tertata di atas kasur, ku pejamkan mata ini namun tiba tiba, entah apa yang terjadi pada tubuh ku.

Tubuh ini terasa panas dingin, akupun merasakan guncangan hebat dalam tubuh ku,

"aaah... kenapa aku"

ini serasa ada sesuatu yang menggerayangi ku, ku rasa tubuh ini terangsang begitu hebat, padahal sejak dari tadi mas Fatih tak ada di dekat ku. Tanpa ku sadari ku elus elus tubuh bagian sensitif ku, ku remas payudara ini tanpa henti.

"aaahhh...aaahhh..ahhh ... enak"

desahan itu keluar dengan sendirinya, ku coba menahan namun hasrat ini terus meronta ronta, bahkan kesadaran dan rasa Maluku hilang seketika, ku pegang area vagina ku dan ku elus elus klitoris itu.

"aaaah...ahhh..aaahhh enak... aku ingin lebih dari ini, aku ingin Kon*ol nya ...aaaah"

Ku masukan jari ku ke liang cinta yang sudah basah sejak tadi, ku keluar dan kumasukkan, ku kocok terus liang itu, namun rasanya tidak cukup ku rasakan nikmatnya, desahan demi desahan terus ku keluarkan, ternyata efek obat yang di taburkan mas Fatih di teh tadi tanpa ku sadari kini telah bereaksi.

sedangkan di belakang pintu sana dia mengintip wanitanya yang tengah berbaring dengan baju dinas malam yang di belikan nya, dilihatnya wanita itu begitu lihai mengocok vaginanya, sampai adik kecilnya berdiri dan mengeras.

Melihat itu dia tersenyum nakal, dan mencoba mengetuk pintu.

tuk...tukk..tukkk...

"ma...Maas...sukk"

suara lirih wanita itu begitu menambah gairah kejantanannya, ditambah dengan reaksi obat kuat uang tadi dia minum sudah bereaksi, dia masuk dan tiba tiba gadis cantik itu menghampiri dengan tatapan tajam, tanpa basa basi dia memeluk laki laki itu dan mencium bibir nya tanpa henti bak ikan yang menemukan air.

"culk..... culkkk...." di kecup nya bibir itu tanpa henti.

"mas.... aku nggak kuat"

bisik ku padanya, tanpa berfikir panjang dia langsung membalas ciuman ku dan meraba semua tubuhku, di remasnya kedua payudara ku, hingga desahan tak mampu ku tahan, di kecup nya leherku, dan di dorong nya aku ke tumpukan bunga itu.

tanpa basa basi kami lakukan permainan itu, hingga Berjam jam bahkan sampai pagi, tubuhnya yang kuat terus menggagahi, aku yang masih terpengaruh obat perangsang wanita itu dengan senang hati menyambut keluar masuk burung itu menembus lubang indah ini.

"aaah .... ahhh... ahhh..."

desahan demi desahan tak terhenti, berkali kali aku orgasme, dan berkali kali dia mencapai klimaks bersama, dan menumpahkan susu putih nya disana.

***

Kini Hari pun mulai pagi aku yang masih telanjang bulat dan berbalut selimut akhirnya bangun dari tidur, ku lihat ke samping ku

" kemana mas Fatih"

dia tak ada di sana, ku cara ke sudut ruangan namun tak menemukannya, aku pun membersihkan badan ku, dan memaksa baju baru, setelah selesai aku beranjak ke ruang tengah, terlihat disana makanan sudah tertata rapi di meja makan, namun dia masih tak ada.

"Mak... kita mah emong kawin Karo wong sejen"

suara itu terdengar dari begitu keras, suara itu tak asing bagi ku, ku hampiri sumber suara itu dan terlihat mas Fatih yang tengah berdiri memegang ponsel sembari marah marah, entah dengan siapa dia bicara dan entah apa yang mereka bicarakan, namun sedikit banyak aku mengerti isi percakapan itu.

" apakah itu ibunya mas Fatih?... apa dia menyuruh mas Fatih untuk menikah... apakah ancaman itu akan di perjelas sekarang"

pertanyaan itu terus mengelilingi pikiran ku, dia terus berbicara bahkan suara dari telpon itu sedikit terdengar oleh ku. Mendengar itu air mataku terjatuh, bagai mana tidak, laki laki yang telah menggagahi Ku tadi malam, dan telah merenggut keperawanan ku Minggu lalu ternyata sudah bertunangan dengan orang lain, bahkan sudah sejak lama dan mereka akan menikah Minggu depan.

Hati ku hancur, benar benar hancur, aku hancur karena dia akan meninggalkan ku dan menikahi wanita lain, aku hancur karena dia telah membohongi ku dengan berkata akan melamar ku Minggu depan tapi nyatanya dia sudah bertunangan dan akan menikah tepat di Minggu depan, aku hancur karena aku takut ayah tau kalau aku sudah tak suci lagi, aku takut jika buah dari Perbutan ku akan tumbuh benih baru yang tak punya ayah, aku benar benar rapuh, hingga aku terjatuh dan memecahkan pas bunga di samping ku.

Crack.....

" de.... (kaget dan khawatir).. Ade nggak papa?... ada yang sakit?"

"nggak... nggak..."

dia pun hendak memegang ku, namun aku menolak nya.

"jangan sentuh aku..."

"kenapa? sini mas bantu..."

"jangan sentuh aku... aku bilang jangan sentuh aku.."

"kenapa de... kamu kenapa"

"aku bilang jangan sentuh aku"

aku marah ketika dia mencoba menyentuh ku, aku benar benar hancur, bahkan hancur sehancur hancurnya, akupun berlari tanpa menghiraukan kaki ku yang berdarah karena serpihan beling dari pas bunga itu mengenai kaki ku.

brukk...

" de... dek... buka pintunya... de kamu kenapa"

tanpa kata dia menutup kamar itu, sedangkan laki laki itu terus mengeruk pintu dan meminta penjelasan,namun tak ada jawab yang keluar, banyak pertanyaan yang kini tersirat di benak nya

"apa dia mendengar percakapan ku dengan ibu tadi?"

kata batinnya, mengingat itu dia langsung mengetuk pintu dan mencoba menjelaskan nya, namun penjelasan itu kini tak berarti sama sekali, dia telah benar benar rapuh dan kecewa dan kini mengurung diri.

***

waktu bergulir begitu cepat kini tak terasa waktu telah menunjukan pukul lima sore, dia yang masih menangis meratapi nasib kedepannya akan bagai mana, tanpa makan dan minum sejak dari pagi, dia hanya tetap berdiam saja.

" dek... dek ... buka dulu pintu nya ya... mas mau ngomong sebentar"

berkali kali laki laki itu membujuk dan mencoba menjelaskan, namun sayang tetap tak ada jawaban, berkali kali dia mencoba untuk mencoba membuka pintu tapi naas pintu itu di kunci dengan slot di dalam sana.

kini dia mulai khawatir takut terjadi apa apa, apalagi sejak dari malam dia belum makan, dan tak ada jawaban sama sekali yang terdengar.

Dengan terpaksa dia mendobrak pintu itu dan ternyata, wanita pujaan hatinya telah terbaring kaku dengan tubuh yang pucat....