webnovel

Dari Tauke

Pagi-pagi sekali, selesai sarapan, mereka pun mengantarkan Ghazi ke rumahnya. Ratna duduk di depan dengan Syilla.

Ghazi di belakang dengan Najwa Detektif. Walaupun Najwa Detektif tidak mau pisah lagi dengan Ghazi, tapi Ghazi tidak pernah mau disentuh oleh Najwa Detektif. Satu senti Najwa Detektif mencoba mendekat, sepuluh senti Ghazi menghindar dan menjauhi Najwa Detektif. Hanya ketika menjawab pertanyaan yang harus ia jawab saja ia menoleh ke arah Najwa Detektif.

Sampai di rumah Ghazi. Mereka pun turun. Ibunya langsung memeluk Ghazi, walaupun hanya dua bulan lebih berpisah, rasa rindu sudah ada di dalam diri ibunya sejak Ghazi dalam kandungannya. Najwa Detektif menyalami calon mertuanya.

Ibu Ghazi heran melihat perubahan Najwa Detektif yang lebih langsing dari sebelumnya. Kalau dilihat dari jauh, seakan Najwa Detektif tak punya daging, tapi kalau dari dekat masih ada daging yang membalut tulangnya.

Tak lama di rumah Ghazi, selesai makan, mereka pun pamit. Najwa Detektif pamit pada calon mertuanya dan juga pada calon suaminya. Najwa Detektif berjanji pada Ghazi akan sering datang ke rumah Ghazi dan Ghazi juga berjanji pada Najwa Detektif ia tidak akan pergi lagi. Tanggal pernikahan sudah ditentukan oleh kedua orang tua Najwa Detektif dan ibunya Ghazi menyetujui via telepon. Selesai pamitan mereka pun meninggalkan rumah Ghazi. Dari dalam mobil Najwa Detektif melambaikan tangan kurusnya ke arah Ghazi. Dari depan rumah, Ghazi hanya bisa senyum dan nyengir.

Di tengah jalan, Syilla menghentikan mobilnya.

"Sekarang kemana tujuan kita kak, Ratna?" Ratna diam sebentar lalu ia pun mengajak Najwa Detektif berbicara serius.

"Aku sudah menemukan Ghazi dan membawa Ghazi pulang. Sudi kiranya kamu membantuku memecahkan masalah misterius suamiku, Najwa."

"Siap! Apa masalahnya?"

"Suamiku Retno akhir-akhir ini tidak mau bicara padaku."

"Sudah kamu periksa handphone miliknya?"

"Belum."

"Harus diperiksa, Ratna. Jangan-jangan dia selingkuh!"

"Jangankan memeriksa handphonenya, ngajaknya bicara saja ia tidak mau. Tapi masak ia selingkuh? Retno kan saying sekali padaku?"

"Aku punya cara. Ayo bawa aku ke rumahmu!" Najwa Detektif menawarkan diri.

Syilla segera memutar setir dan tancap gas ke rumah Ratna. Hanya setengah jam perjalanan, mereka pun sampai di rumah Ratna. Syilla turun terlebih dahulu kemudian disusul Najwa Detektif dan Ratna.

Ratna memencet bel, tapi Retno tidak membukakan pintu. Ratna tahu bahwa suaminya ada di dalam rumah karena mobil ada di garasi. Kemudian giliran Najwa Detektif memencet bel.

"Retno, buka dong, penting!" mendengar suara Najwa Detektif, Retno setengah takut menghadapinya. Ia tidak ingin Najwa Detektif tahu ada apa dirinya dengan istrinya. Retno pun membukakan pintu. Kemudian ia masuk ke dalam kamar. Ia tidak mau mengobrol dengan Ratna, juga tidak dengan Najwa Detektif dan Syilla. Ratna ke dapur, megambil minuman. Lima menit setelah minum, Najwa Detektif menghampiri Retno.

"Retno, pinjam handphone kamu dong. Aku lupa bawa handphone. Punya Ratna tidak ada pulsa, Shyilla cuma ada paketan tapi tidak ada pulsa untuk nelpon. Aku mau nelpon ibu bentar, penting."

Tanpa pikir panjang, Retno memberikan handphone miliknya dan ia melanjutkan menonton tv di dalam kamarnya. Najwa Detektif kembali ke ruang tamu. Ratna dan Syilla segera mendekat ke Najwa Detektif.

Ratna memeriksa semua panggilan ke luar, tidak ada yang mencurigakan. Ia periksa WhatsApp, juga tidak ada yang mencurigakan.

"Mungkin sudah dihapus?" Syilla berkata mungkin. Tapi Najwa Detektif kurang yakin, lalu ia pun mengembalikan handphone Retno.

"Apa yang terjadi baru-baru ini di rumah kalian atau waktu ngumpul-ngumpul dengan teman-teman kita gitu?" Najwa Detektif menyelidiki.

"Ada keanehan dari Siska." Ratna menjawab apa adanya.

"Aneh bagaimana?"

"Aneh atas sikap Siska. Dia ingin segera menikah dan memberi kode-kode bahwa ia ingin menikah. Ia membaca buku tentang menikah di depan suami kami, ia menggendong boneka di depan suami kami waktu ngumpul di rumahmu tempo hari itu."

"Kalau begitu ayo kita ke rumah Siska!"

Mereke pun segera ke rumah Siska.

Siska yang sedang asyik membaca buku, bel rumahnya dipencet oleh Najwa Detektif.

"Siapa?"

"Najwa!" Siska segera membukakan pintu. Siska terkejut melihat Najwa Detektif yang sudah sembuh dan berdiri tegak di hadapannya.

"Kenapa kamu tidak hadir di rumah Najwa waktu Ghazi datang?" Ratna memasang muka marah.

"Aku tidak membuka WhatsApp."

"Makanya buka WhatsApp!" Ratna makin kesal.

"Paketanku habis."

"Masak ia habis? Beneran?" Najwa Detektif penasaran, ia kurang percaya.

"Silakan periksa sendiri!" Siska memberikan handphonenya pada Najwa Detektif. Najwa Detektif pun mengembangkan senyum. Tanpa ia minta, Siska sendiri yang memberikan handphonenya. Titik masalah misterius Retno akan segera terbongkar! Siska pergi ke dapur menyiapkan minuman. Sementara Najwa Detektif, Ratna dan Syilla memeriksa handphone Siska. Najwa Detektif menemukan inbox yang berisi kata rayuan dari nomor baru yang belum tersimpan di kontak Siska, dan ternyata rayuan itu dari Tauke.

***