webnovel

Kamu Imam Terbaikku

Arumi Khanza Latifah menginginkan sosok calon imam seperti Fadhil Gibran untuk menjadi pendampingnya, tetapi musnah. Karena Fadhil Gibran adalah cinta dari pandang pertama sekaligus patah hati pertamanya, kesalahan yang dilakukan Fadhil terbongkar,membuat impian Arumi hancur seketika yaitu perselingkuhan dengan Chintya teman masa kecil Arumi. Ditengah kehancuran hati yang dirasakan arumi, dia menemukan tambatan hati, ketika telah menduduki bangku perkuliahan, dia melihat sosok pria yang sedang melaksanakan kewajiban dimasjid kampusnya, membuat hati menjadi damai dan nyaman memandang pria itu yang bernama Naufal Daffa. Apakah pada akhirnya, Fadhil dan Arumi cinta semasa SMA dapat bersemi kembali? Dan berakhir dengan mengikat janji setia? Ataukah Naufal yang akan menjadi sahabat hidup Arumi? Akankah niat baik Naufal untuk menjadikan Arumi sebagai istri diterima dan direstui oleh kedua orangtua Arumi atau tidak? Banyak lika liku yang harus Arumi alami, mulai dari diselingkuhin oleh temannya sendiri, silih berganti lelaki yang mendekati nya tapi dia belum juga move on dari Fadhil dan masih banyak lagi. Kalau mau tahu cerita selengkapnya, Yuk ikutin terus cerita nya.~

Orchid15 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
5 Chs

3 Ospek Day 1

Arumi dan teman kelompoknya sudah berada di dalam kelas, semua mempersiapkan diri untuk ospek hari pertama, suasana dikelas berisik seperti pasar. "Mi..perlengkapan ospek udah lengkap?" Tanya sisca teman sebangku arumi.

"Sudah dong.." Jawab arumi santai. Seketika suasana kelas yang ramai seperti pasar jadi hening karena "Ssstt.... diem ada kakak osis tuh" Ardi ketua kelompok memberi kode untuk teman-temannya.

"Brakk! Bang choky menggebrak meja mengagetkan mereka.

"Jadi sekarang kalian semua ikut saya kelapangan" mereka semua patuh layaknya domba gembala, jika tidak menuruti akan di gong gong oleh anjing pengembala.

"Oke, baiklah ospek hari pertama kita mulai, semua barang-barangnya sudah lengkap?" tanya bang choky kepada para murid baru dilapangan.

"Sudah baaangg.., sudah kaaaakk.." Teriakan peserta ospek saling sahut dan sedikit terpaksa.

Bang Choky mengambil alih acara. "Jadi untuk masing-masing kelompok harus membuat yel-yel, dan ditampilkan diatas podium, saya kasih waktu 15menit pada kalian untuk membuat dan menghafalkan". Suasana lapangan pun menjadi ramai.

" Oke sudah cukup waktu habis" Silih berganti kelompok yang maju, dan saat ini giliran kelompok arumi maju.

Tiba-tiba saat arumi melangkahkan kakinya dia merasa pusing dan wajahnya mulai terlihat pucat layaknya orang mati. Fadhil yang menyadari itu sejak arumi beranjak pergi dari duduknya.

Dari kejauhan sudut kiri lapangan, fadhil terus mengadangi wajah arumi, pria itu seperti cenayang karena dia mempunyai firasat buruk yang akan menimpa gadis itu.

"Oke langsung saja coba kalian nyanyikan yel-yelnya". Ujar bang choky yang menyodorkan microphone pada kelompok arumitetapi.

Tapi... brrukkk!! arumi pingsan. Semua panik, termasuk fadhil. Pria itu langsung berlari meraih badan arumi kemudian menggendong didepan badannya dan membawa gadis itu ke ruang UKS.

Sisca mengintil dibelakang mereka berdua layaknya penguntit. Sisca menemani a rumi disamping tempat tidur pasien sedangkan fadhil hanya berdiri menghadap kearah a rumi dari depan tempat tidur pasien.

Dokter sudah memeriksa tetapi arumi belum saja sadar. "Dok.. sebenarnya kenapa arumi sering kali pingsan terus dok?" tanya fadhil kepada dokter Intan.

"Arumi sering pingsan karena dia belum sarapan, sehingga perutnya masih dalam keadaan kosong saat memulai aktivitas dan ketika terkena panas matahari pagi pun saat itulah tubuhnya lemas belum siap, terjadi masuk angin ke tubuh karena tidak ada asupan yang masuk". Ujar dokter intan yang berada disebelah tempat tidur pasien.

"Baiklah kalau begitu saya keluar dulu ya, karena saya masih ada urusan". Lanjutnya.

"Iya baik dok". Ujar sisca dan fadhil bersautan.

"Silahkan, terimakasih ya dok sebelumnya sudah periksa keadaan arumi". Lanjut sisca.

Dokter intan hanya tersenyum sebagai kode "iya sama-sama".

"Jaga dia baik-baik ya, jangan sampai dia pingsan lagi, dan kasih tahu dia harus makan tepat waktu" Ujar dokter intan sambil menepuk pundak fadhil, seperti orangtua yang menitipkan anak mereka ketika SD kepada guru disekolah.

"Eeee...kak fadhil saya izin ke lapangan lagi ya, karena ospeknya belum selesai" ujar sisca meminta izin keluar dari uks karena ingin melanjutkan ospek.

"Ya, silahkan". Ujar fadhil, begitulah ucapan dingin dan terkesan cuek. Sisca pun sedikit kesal karena sikap fadhil yang terlalu singkat, padat dan jelas.

Diruangan itu hanyalah tersisa mereka berdua, fadhil sedari tadi tidak beranjak dari tempat duduknya yang tepat disebelah kiri arumi.

Dia terus memperhatikan wajah manis arumi dan tanpa disadari dia sedari tadi memegang dan mengusap lembut tangan mungil arumi, karena ditangan kanan arumi terpasang jarum infus.

"Hmm... hey kapan bangun, gak capek apa lo pingsan terus?" Fadhil mengajak ngobrol arumi dengan harapan arumi mendengar suaranya dan langsung tersadar, seperti orang bodoh yang berbicara dengan tembok dan nihil.

Satu menit berlalu fadhil terlelap disamping arumi dan masih dalam keadaan memegangi tangan mungil arumi.

Dan berkat keajaiban Tuhan, arumi membuka matanya perlahan dengan pandangan masih buram. Duh.. gue ada dimana ini" tutur arumi yang baru sadarkan diri dari pingsan.

Kedua bola matanya menelusuri setiap sudut ruangan dan pandangan terakhir jatuh pada sosok pria yang disamping kiri sedang tertidur dan memegangi tangannya.

"Astaga demi apa? kenapa ada dia disini?" merasa aneh dan bingung, gadis itu hanya bergumam dalam hati.

Dan arumi pun merasakan tangannya mengapa terasa berat untuk diangkat, ketika dilihat ternyata tangan fadhil menggenggam tangannya.

Arumi yang tersenyum kecil melihat kelakuan fadhil, dan tidak lama fadhil bangun, dia tersadar kalau arumi sedang memperhatikannya sedari tadi.

"Hmm..m-maaf ee...tadi gu-gue ketiduran disini, sorry banget tapi untung lo sudah sadar jadi gue bisa lanjutin tugas gue" Ujar fadhil dengan terbata-bata.

Fadhil ngin beranjak pergi dari tempat duduknya dan melepaskan genggamannya. Tetapi tangan fadhil direbut kembali oleh arumi kemudian menggenggamnya dengan erat.

"Gue pingin kak fadhil disini dulu ya temenin gue, soalnya gue takut sendirian" ucapan arumi yang meminta fadhil untuk berada disampingnya lebih lama sampai gadis itu sedikit lebih baik.

"Apaan sih"! Fadhil melepaskan paksa tangan arumi Dan beranjak keluar dari uks.

Arumi merasa heran, dia merasa sudah sadar tetapi perlakuan fadhil layaknya seperti mimpi buruk yang nyata baginya.

"Kak.. seandainya lo tahu, kalau gue suka sama lo sejak awal kita ketemu, dengan sikap lo yang sebentar romantis, sebentar cuek gue tetap akan kejar lo sampai lo tahu kalau gue beneran sayang suka sama lo". Diiringi air mata, arumi mengucapkan dengan nada lirih kepada dirinya sendiri.

..... ~

Ospek telah selesai, dan bel pulang sekolah sudah berbunyi, dokter intan masuk kembali ke uks. Dia melihat seorang gadis yang tertidur diatas kasur pasien.

Dokter intan penasaran, siapa gadis itu. Dan sontak dia terkejut bahwa gadis itu adalah pasiennya tadi. Sedikit rasa tidak enak ingin membangunkan gadis itu.

"Hmm...dek bangun dek" Dengan berat hati dan tak tega mau tidak mau bu dokter membangunkannya.

Arumi membuka matanya perlahan, terdapat sosok wajah dihadapannya yang tidak asing, seperti sudah mengenal namun dia tidak tahu pernah bertemu dimana.

"Akhirnya kamu sadar juga, dimana kawanmu?" tanya dokter intan.

Arumi dengan wajah yang kebingungan karena diapun tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur diuks setelah ditinggalkan oleh fadhil.

"Tidak tahu dok" Lanjut arumi singkat.

Membuat dokter intan semakin merasa kasihan dan tidak tega, dia berinisiatif untuk mengantarkan arumi pulang. Untung saja arumi mau menerima ajakannya.

Arumi merasa senang, karena masih ada orang baik yang mau perduli pada dirinya. Dia tidak tahu harus berterima seperti apa lagi untuk orang yang sangat baik layaknya peri.