webnovel

Bab 3 Belajar Seni Bela Diri

Bagian selatan kerajaan Bulan Jatuh adalah tempat bernama Trame belantara yang memiliki 310.798 km². Selain itu, terdapat dua gunung dengan ketinggian 7.120 dan 6.859 meter, baik pohon-pohon atau sungai membuat tempat itu terlihat indah sekaligus berbahaya. Bahkan, seseorang bisa mendapatkan tumbuhan spiritual jika mencari di tempat itu. Wilayah tersebut di kuasai oleh Rokai, Rokai sendiri sebutan untuk makhluk buas. Walaupun demikian, banyak akademi atau klan yang mengirimkan orang-orang nya datang untuk mencari berbagai macam jenis pengalaman di situasi hidup dan mati. Sebab, bertarung atau membunuh Rokai juga akan mendapatkan manfaat dikemudian hari dan jika berhasil membunuh nya akan mendapat lebih banyak manfaat karena bagian jantung dan otak nya bisa meningkatkan kekuatan seseorang, jika beruntung mereka bisa mendapatkan tumbuhan spiritual untuk meningkatkan kekuatan nya jauh lebih baik. Bahkan, setiap hari entah itu manusia atau Rokai akan ada yang meregang nyawa, jadi bisa dipastikan tempat itu sangat berbahaya untuk manusia.

....

Di hutan yang lebat, terlihat seorang pria paruh baya berlari membawa orang yang terluka parah dengan menggendong nya sambil salah satu tangan nya menggenggam pedang yang meneteskan darah segar, wajah nya pucat sambil menggigit busur dan meninggalkan hutan.

...

"Ahh.. Sakit!" teriak nya, perlahan-lahan dia membuka mata nya dan melihat ada dua orang asing di depan nya dan salah satu tangan nya di genggam erat oleh nya. Setelah tersadar sepenuhnya dia melihat kedua orang itu lagi dan menemukan kalau mereka sedang terlihat mengkhawatirkan keadaan nya, walaupun dia tidak mengenal mereka. Tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam kepala nya, membuat dia mengacak-acak rambut nya dan berteriak kesakitan. Banyak informasi yang masuk ke dalam otak nya membuat dia memahami sesuatu. Disisi lain, melihat itu membuat mereka panik dan gelisah, "Ini semua salah ku karena tidak bisa menjaga nya, maafkan aku" ucap nya dengan nada menyesal dan sedih sambil menahan emosi nya.

"Kita harus membawa nya ke tempat itu. aku tidak ingin melihat nya menderita lebih dari ini" ujar nya.

Mendengar itu, membuat nya terkejut dan menghela nafas panjang. bagaimanapun, dia adalah penyebab putra nya dalam kondisi kritis dan mungkin itu satu-satu nya cara untuk menyelamatkan nyawa nya. Walaupun dia merasa enggan untuk kembali ke 'tempat itu' tapi mengingat kondisi anak nya membuat dia memantapkan tujuan nya, begitu pikir nya.

"Baiklah, kita akan kembali dan membawa nya ke tempat itu" ujar nya.

"Aku baik-baik saja, bu" kata nya sambil membuka mata nya kembali dan melihat kedua orang tua nya yang mengkhawatirkan nya, membuat nya tersentuh.

Setelah, terlahir kembali dia tidak menyangka diri nya akan mendapatkan kesempatan kedua untuk memiliki kedua orang tua yang sangat sayang pada nya. walaupun di kehidupan sebelum nya nenek Bunga sangat menyayangi nya tetap saja hati nya hampa karena dia tidak bisa menceritakan masalah yang dihadapi takut nenek nya kepikiran.

...

Mendengar itu, membuat mereka hampir menangis karena senang, sebelum nya mereka sudah mengobati anak laki-laki itu, namun kondisi nya masih sangat lemah, walaupun luka-luka di tubuh sudah membaik tapi mereka tau kalo anak nya bisa meregang nyawa kapan saja. jika tidak di tangani dengan benar atau terlambat di tangani. Setelah, mengecek kondisi anak nya. "Sai, syukurlah kamu baik-baik saja" kata nya penuh perhatian dan lembut.

Akbari pun mengangguk dan berkata "Iya bu, aku sekarang merasa lebih baik dari sebelum nya", "Ajari aku seni bela diri, ayah. Aku ingin menjadi kuat agar bisa melindungi diri sendiri dan melindungi kalian" ia menambahkan, Setelah, mendengar ucapan anak nya, mereka terkejut karena mereka tidak pernah membahas seni bela diri didepan nya, kenapa anak nya bisa mengetahui seni bela diri?, mereka pindah ke sini 3 tahun lalu dan dia berusia 3 tahun waktu itu.

Akbari tahu kalau kedua orang tua nya terkejut karena perkataan yang di lontarkan. Sebab, waktu dia merasakan sakit di kepala yang menyiksa itu, karena otak nya menerima terlalu banyak informasi dari kehidupan sebelum nya dan sedang menggabungkan informasi kedua nya, Setelah, merasakan sakit itu, dia mengetahui nama pemilik tubuh sekarang, Xun Ishigami. Xun Lao, ayah nya sedangkan ibu nya, Su Sayuri. Kalau mereka mengetahui anak asli nya meninggal beberapa menit yang lalu, apa yang akan terjadi selanjut nya?, yang jelas dia tidak akan membongkar identitas nya. Toh dia juga ada di tubuh ini, begitu pikir nya.

"Baiklah, tapi ayah tidak akan bisa membantu banyak" kata Xun Lao merasa bersalah karena tidak bisa melindungi anak nya, "Pertama-tama, kau harus membuka Trom(1) terlebih dahulu jika ingin belajar seni bela diri. Kedua, kau harus melatih keinginan mu. Ketiga, kau harus melatih pikiran dan penguasaan diri. ingatlah baik-baik ketiga itu jika ingin berlatih seni bela diri"

"Untuk membuka Trom akan ayah bantu dan dua lain nya harus kamu sendiri yang melakukan, paham" ujarnya menatap anak yang ada didepannya.

"Aku juga akan mengajari beberapa teknik dan pemahamanku" Timpal Sayuri tersenyum.

Akbari tahu dengan kondisi ayahnya yang sekarang tidak akan membantu banyak, meski demikian, ketika Akbari melihat tatapan mata ayahnya, bulu kuduknya berdiri dan badannya sedikit gemetar, "Terimakasih ayah, ibu"

"Aku akan camkan baik-baik ketiga hal itu" Ucap Akbari dengan tegas sambil menatap tajam ayahnya.

"Bagus, itulah anakku.. uhuk.. uhuk" Katanya sambil tertawa terbahak-bahak dan menepuk-nepuk pundak Akbari dengan wajah pucatnya.

"Ingatlah, dia anakku juga" Timpal Sayuri dengan kesal, "Kamu baik-baik saja, sayang?, aku akan meracik obatnya" tanyanya khawatir lalu bergegas pergi kebelakang tanpa menunggu jawaban darinya.

Melihat itu, Akbari dan Xun Lao cuma bisa melihat kepergiannya sambil tersenyum. Setelah itu, Xun Lao mengajak nya berlatih untuk membuka Trom, Akbari mengangguk sebagai respon lalu mengikuti Xun Lao.

"Baiklah, kita berlatih disini saja", "Coba kamu bersila disini dan pejamkan matamu" ia menambahkan. Setelah itu, Xun Lao mulai menjelaskan dan membimbingnya.

14 hari kemudian, saat itu matahari baru saja terbit, desau angin pagi diiringi kicauan burung membuat sesiapa yang mendengar itu akan merasa rileks dan nyaman. Diatas batu terlihat seseorang sedang bersila dan memejamkan matanya, tiba-tiba dia mulai membuka mata, "Aku berhasil" ucapnya gembira lalu terdengar suara langkah kaki yang mendekat, "Selamat, kamu sudah berhasil membuka Trom", "Perjalananmu masih panjang, ini minumlah. aku meracik sendiri" ia menambahkan lalu menyodorkan gelas besi itu. Lalu dia mengambil dan meminumnya.

1. Trom adalah wadah untuk menyimpan kekuatan.