webnovel

Bab 8 SILUMAN HARIMAU PUTIH

Tubuh Agoes berkelebat sambil menggandeng tubuh ibunya. Tubuh kecil Agoes menghindar kesamping dan cakar siluman Harimau putih itu mendengung meninggalkan jejak anging menderu saat serangannya tidak mengenai sasaran.

Siluman Harimau putih merasa di permainkan oleh Agoes, seketika serangannya pun semakin cepat saja. Dari kedua lubang hidungnya terlihat uap putih, pertanda kalau Siluman Harimau putih sangatlah marah.

Agoes sedikitpun tidak merasa takut maupun panik menghadapi serangan siluman Harimau putih, sambil menggandeng tangan ibunya tubuhnya berkelebat naik keatas punggung siluman Harimau putih.

Di saat telapak kaki kecilnya menginjak punggung siluman Harimau putih, tiba-tiba hewan spiritual ini menjerit kesakitan dan jatuh bersimpuh. Seakan punggungnya tertimpa gunung yang sangat berat.

"Heghhhh..." terdengar suara tertahan dari mulut siluman Harimau putih.

Aneh, memang benar-benar aneh. Seorang anak kecil bisa mengalahkan binatang spiritual yang tingginya tiga meter dan panjang lima meter. Siluman Harimau putih seakan tidak percaya, kalau anak manusia yang masih sangat kecil mempunyai kekuatan yang begitu hebat.

Bulu-bulu binatang spiritual ini begitu lembut saat mengenai telapak kaki Agoes dan Larasaty, membuat Agoes merasa nyaman dan hangat.

Seketika dalam pikirannya ingin menguliti tubuh siluman Harimau putih ini dan menjadikan kulitnya sebagai pakaian dan alas tidur.

Apa yang ada di dalam pikiran Agoes belum di ketahui oleh binatang spiritual ini, andai dia tahu tentu betapa menakutkannya hal ini. Meski Agoes belum mengatakannya bukan berarti dia tidak akan mengutarakan isi pikirannya ke Larasaty.

"Bu, kulit harimau belang ini sangat lembut dan hangat. Bagaimana kalau kita jadikan selimut dan pakaian, kulit harimau belang ini?!"

Perkataan Agoes tidaklah terlalu keras, akan tetapi karena dia berada di punggungnya dan kemampuan indera pendengaran siluman harimau putih juga sangat kuat, tentu saja dia menjadi sangat marah bercampur dengan rasa takut.

"Kamu jangan berkata yang tak jelas, harimau ini begitu besar. Kita harus memikirkan bagaimana caranya pergi dari tempat ini," sahut Larasaty mencoba menasehati dengan tubuh gemetar sambil memegangi tangan Agoes.

"Jangan khawatir bu, percaya saja sama Agoes. Saya pasti akan membunuh harimau belang ini dan menguliti kulitnya dan menjadikan pakaian dan selimut untuk kita."

Mendengar percakapan ibu dan anak yang begitu arogan membuat siluman harimau putih menjadi sangat gusar. Kemarahannya semakin meluap, dia segera mengeluarkan segala kekuatan yang di miliki untuk segera berdiri dan mencabik-cabik dua manusia yang sudah berani menginjak punggungnya.

Agoes segera menyadari kalau harimau putih yang dia injak sedang berusaha untuk berdiri, fluktuasi tenaga yang keluar dari tubuhnya sangatlah kuat. Bahkan Larasaty juga menyadari kalau kulit serta bulu-bulu harimau putih yang dia injak seperti ada aliran listriknya dan berdiri semua berubah menjadi sekeras jarum baja.

"Goes hati-hati, kita harus segera turun. Lihat bulu-bulu di bawah kita mulai mengeras..."

Larasaty nampak ketakutan dan mengajak Agoes untuk segera turun dari punggung siluman harimau putih.

Mendengar suara ibunya yang ketakutan dengan perubahan pada tubuh siluman harimau putih, Agoes bukannya langsung membawa ibunya untuk meloncat turun. Akan tetapi dia malahan bertambah marah, seketika dia menambah tenaga pada telapak kakinya.

"Arghhh...!! ampun...!!"

Siluman harimau putih langsung berteriak kesakitan sambil melolong minta ampun. Dari mulutnya terlihat darah segar mulai keluar, bahkan dari bola matanya juga mulai meneteskan air mata darah.

Betapa mengerikannya kekuatan kaki Agoes, kaki mungil itu ternyata bisa menekan seekor siluman harimau putih raksasa hanya dengan sekali injak.

Ternyata Agoes, kecil-kecil kejam juga. Entah pikiran dan sifat darimana yang membuat Agoes yang masih balita mempunyai pemikiran untuk membunuh siluman harimau putih ini.

Padahal usianya juga baru satu hari, meskipun tubuhnya seukuran anak usia lima tahun akan tetapi pemikirannya bagaikan seorang pria dewasa.

Dan yang paling membuat siluman harimau putih terkejut adalah kemampuan kultivasinya. Dia yang usianya sudah puluhan ribu tahun masih kalah dengan seorang anak manusia yang berusia satu hari.

Mengetahui kenyataan ini, betapa takutnya siluman harimau putih. Seketika dia berpikir kalau anak kecil ini adalah titisan seorang Dewa, hanya titisan Dewa sajalah yang mempunyai kekuatan sangat hebat sejak baru di lahirkan.

Setelah menyadari akan kemungkinan ini, seketika siluman harimau putih pun menyerah dan memohon ampun.

"Ampun.. tuan muda... ampuni hamba... saya menyerah..."

"Menyerah apanya? Kenapa harus menyerah, saya ingin membunuh kamu dan mengambil kulit kamu untuk di jadikan pakaian."

"Ampun... ampun.. tuan muda, kalau tuan muda ingin pakaian hangat hamba bisa carikan, ampuni nyawa hamba..."

Siluman harimau memohon ampunan dengan tubuh gemetar ketakutan, semua kegarangannya telah hilang dalam sekejap. Padahal Siluman harimau putih ini merupakan penguasa gunung Maha Meru, akan tetapi saat ini memohon ampun dengan tak berdaya menghadapi anak kecil.

Aura Agoes saat ini sudah mulai muncul saat menggertak siluman harimau putih, Aura ini membuat nafas hewan spiritual ini langsung tercekat, dia merasakan sebuah aura yang hanya di miliki para Dewa di dimensi yang ada di atas gunung Maha Meru.

Ternyata siluman harimau putih ini adalah hewan peliharaan Dewa dan di tugaskan untuk menjaga pintu portal menuju alam dewa. Usia hewan spiritual sangatlah panjang tidak seperti manusia, mereka bisa berusia hingga ratusan ribu tahun.

Baru sekarang dia menyadari aura ini, awalnya siluman harimau tidak merasakan aura ini. Karena Agoes memang menyembunyikan aura Dewa Petir yang di milikinya, meskipun dia masih balita dan baru berusia satu hari akan tetapi pemikiran serta wawasannya sudah melampui usianya.

Setelah mendengar teriakan mohon ampun dari siluman harimau putih dan bujukan ibunya untuk mengampuni hewan spiritual ini, akhirnya Agoes mulai mengurangi tekanan pada kakinya.

Siluman harimau sepertinya benar-benar tunduk kepada Agoes, buktinya setelah tekanan pada punggungnya menghilang dia langsung berdiri dengan diam tanpa bergerak sedikitpun. Seakan dia takut, kalau tubuhnya bergerak Agoes dan ibunya akan terjatuh.

"Nah kalau begini kan enak, sekarang antar kami masuk," perintah Agoes sambil duduk di punggung siluman harimau putih.

Dengan patuh hewan spiritual ini berjalan memasuki gua Siluman di depannya, padahal lubang gua ini sangat kecil hanya setengah meter dan lebarnya dua meter, akan tetapi siluman harimau putih bisa masuk dengan begitu mudahnya.

Yang paling terkejut tentu saja adalah Larasaty, dia sangat khawatir kalau tubuhnya akan menabrak dinding gua. Akan tetapi ke khawatirannya tidak terjadi, karena saat siluman harimau putih ini masuk ke dalam gua, tubuhnya seperti menembus dinding gua.

Di dalam gua siluman ini ternyata suhu udaranya sangat hangat, padahal letak gua ini ada di puncak gunung.

Siluman harimau putih terus berjalan memasuki gua tempat tinggalnya sambil menggendong Agoes dan ibunya, hingga langkahnya berhenti tepat di depan sebuah pintu aneh yang baru pertama kalinya Larasaty melihat pintu dengan ornamen tulisan sansekerta dan kode-kode membentuk sebuah formasi.

....