webnovel

Bab 13 TERKEJUT MENDENGAR ASAL USULNYA

Agoes nampak keheranan melihat ada puluhan orang berseragam militer masuk begitu saja ke Ruang Gawat Darurat, apalagi ada prajurit yang membawa senapan AK47 di tangannya.

Ternyata para tentara ini menjenguk dua orang penumpang mobil sedan yang mengalami kecelakaan. Para tentara ini memberi hormat ke korban yang sedang terbaring di Brankar Rumah Sakit sebelum menanyakan keadaannya.

"Hormat Jendral!"

Orang yang sedang terbaring di Brankar hanya menganggukkan kepalanya saja dengan tubuh lemah.

Jendral yang di jenguk mereka merupakan wakil menteri pertahanan berpangkat Jendral bintang tiga dan yang datang menjenguk adalah bawahannya. Sedangkan korban yang satu bepangkat kolonel yang merupakan asisten dan pengawal wakil menteri. Sementara pengemudinya berpangkat kapten.

Setelah menanyakan keadaannya dan terlihat wakil menteri cukup baik, hanya saja kepalanya di balut kain kasa dan perban putih.

"Kalian panggilkan orang yang sudah menyelamatkan kami."

Wakil Jendral memberi perintah ke Jendral Ratman yang datang untuk menjaga keselamatannya.

Jendral Rathman merupakan Jenral bintang dua yang menjabat sebagai komandan pasukan khusus. Dikarenakan kecelakaan wakil menteri sangat misterius penyebabnya sehingga Jendral Rathman yang turun sendiri utuk mengawalnya.

Jendral Rathman kebingungan mendengar permintaan wakil menteri, akan tetapi dia segera memerintahkan prajurit untuk memanggil dokter yang merawat wakil menteri.

Tak lama kemudian seorang dokter datang menghampiri di kawal dua orang tentara.

"Saya dokter Sigit yang merawat tuan ini, apa ada yang perlu saya bantu? Oh iya keadaan tuan ini cukup stabil dan luka dalamnya sudah normal hanya butuh pemulihan saja."

Dokter Sigit langsung melaporkan keadaan wakil menteri begitu berada di dekat mereka.

Jendral Rathman menganggukan kepalanya, kemudian dia melaporkan ke wakil menteri yang sedang berbaring di Brankar.

"Jendral ini dokter yang merawat tuan."

"Bukan, bukan dokter ini. Orang yang tadi menolong kami di tempat kejadian," ucap wakil menteri sambil menggelengkan kepalanya sebagai tanda kalau bukan dokter Sigit yang dia maksud.

Dokter Sigit nampaknya tahu apa yang di maksud wakil menteri, dia segera tersenyum dan menunjuk ke arah Agoes yang sedang duduk di ruang tunggu.

"Oh iya, yang menolong mereka pertama kali itu orangnya yang memakai baju putih."

Semua orang langsung menoleh kearah yang ditunjuk dokter Sigit, di ruang tunggu terlihat seorang pemuda yang memakai pakaian longgar berwarna putih dengan rambut panjang sebahu sedang duduk sambil menonton televisi yang ada di dinding Rumah Sakit.

"Iya betul, anak itu yang sudah meyelamatkan kami tadi. Rathman panggilkan pemuda itu, saya ingin bertemu dan mengucapkan terimakasih."

"Siap Jendral..!"

Dengan hormat Jendral Rathman segera keluar dari Ruang Gawat Darurat untuk menjemput Agoes. Kenapa Rathman tidak menyuruh bawahannya untuk memanggil Agoes, akan tetapi malah pergi sendiri untuk menjemputnya.

Tentu saja Rathman punya alasan tersendiri, dia juga ingin mengucapkan terimakasih secara langsung dan melaksanakan tugas wakil menteri sendiri tanpa memperintahkan ajudannya yang menjemput Agoes.

Agoes yang sedang duduk santai menatap Jendral Rathman yang sedang berdiri di depannya. Dengan alam kesadarannya, Agoes tahu kalau orang di depannya ini adalah seseorang yang mempunyai jabatan tinggi di militer, terlihat dari pakaian dan tanda pangkat yang ada di pakaiannya.

"Maaf tuan, wakil menteri ingin bertemu tuan," ucap Rathman dengan sopan.

"Wakil menteri? Saya tidak kenal."

Untuk sesaat Jendral Rathman tertegun mendengar jawaban Agoes, setelah berpikir singkat akhirnya di mengerti kenapa Agoes menjawab seperti itu.

"Maaf, maksud saya korban yang tadi tuan selamatkan saat kecelakaan."

"Oh, orang itu. Baiklah mari, saya memang mau pamitan kalau mereka benar-benar sudah baik."

Agoes berkata sambil bangun dari duduknya. Saat Agoes berdiri di depannya jantung Rathman langsung berdebar-debar, dia merasakan sebuah tekanan yang sangat hebat seakan sedang berdiri di depan binatang buas yang siap menerkamnya.

Jendral Rathman segera mengatur nafas dan menenangkan debaran jantungnya, kemudian mengantar Agoes untuk menemui wakil menteri.

Sesampainya di depan wakil menteri pertahanan, dia di sambut dengan senyuman ramah dari wakil menteri.

"Tuan, saya mengucapkan terima kasih atas pertolongan tuan terhadap kami. Kami tak tahu bagaimana nasib kami kalau tuan tidak segera menolong. Kami benar-benar berhutang nyawa kepada tuan..."

Wakil menteri memegang tangan Agoes dengan tatapan penuh rasa haru. Saat itu dia sudah pingsan setelah terjadi kecelakaan, akan tetapi dia tahu betapa mengerikannya kejadian tadi. Nyawanya benar-benar tidak tertolong lagi kalau tidak ada Agoes yang menolong mereka.

"Sudah menjadi kewajiban saya untuk menolong orang yang mengalami musibah," sahut Agoes datar. Dia sama sekali tidak suka di puji atas pertolongan kecil yang dia lakukan.

Wakil menteri nampak tersenyum senang mendengar jawaban merendah Agoes, demikian juga dengan yang lainnya.

"Tolong ini di terima sebagai ucapan terimakasih saya."

Wakil menteri pertahanan memberikan sebuah Kartu Bank berwarna emas kepada Agoes. Sementar itu Agoes nampak bingung dengan kartu di tangan wakil menteri, tentu saja dia yang baru terlahir di dunia fana sama sekali belum mengenal yang namanya kartu Bank.

Melihat Agoes nampak kebingungan, wkail menteri segera berkata dan menjelaskannya.

"Di dalam kartu ini ada uang dua milyar pinnya angka satu enam kali, sebagai ucapan terimakasih saya."

"Di dalam kartu ini ada uangnya?"

Agoes nampak kebingungan setelah menerima kartu Bank pemberian wakil menteri pertahanan.

Kemudian Agoes membolak-balik kartu ini untuk melihat uang yang di sebutkan wakil menteri. Semua orang sama sekali tidak tahu kalau Agoes memang benar-benar tidak tahu kegunaan kartu Bank pemberian wakil menteri.

Kemudian Agoes berkata yang membuat semua orang saling pandang dan tersenyum penuh arti.

"Kartu ini ada uangnya...? Tapi saya tidak melihat satu koin emaspun di dalam kartu ini."

Wakil menteri nampak tertegun mendengar perkataan Agoes, kemudian dia mulai menanyakan nama dan asal-usulnya.

"Kalau boleh tahu, tuan ini namanya siapa dan asalnya dari mana?"

"Nama saya Agoes Suseno asal dari gunung Maha Meru."

"Dari gunung Maha Meru?"

Semua orang langsung berbisik dan menatap sosok Agoes dengan tatapan aneh, mereka tahu kalau gunung Maha Meru merupakan gunung yang sangat angker dan di penuhi aura mistis. Siapapun yang pergi ke gunung Maha Meru dapat di pastikan tidak akan bisa kembali serta keluar hidup-hidup.

Akan tetapi saat mendengar perkataan Agoes kalau dia berasal dari gunung Maha Meru tentu saja mereka merasa curiga. Agoes juga menatap semua orang dengan rasa penasaran, kenapa seorang nampak terkejut setelah mendengar jawabannya.

"Kenapa kalian merasa terkejut, apa kalian tidak tahu di mana gunung Maha Meru itu berada?"

"Tahu-tahu, tentu saja kami tahu di mana gunung Maha Meru itu," wakil menteri langsung menjawab perkataan Agoes meski sebelumnya dia menelan ludah terlebih dahulu.

"Nak Agoes punya tanda pengenal atau KTP?"

Wakil menteri mulai merubah panggilannya dari tuan menjadi nak setelah tahu nama Agoes, dengan sebutan itu dia juga mulai mengingatkan kalau dirinya lebih tua darinya.

Sekali lagi Agoes kebingungan mendengar pertanyaan wakil menteri, sementara itu Jendral Rathman yang cukup berpengalaman di pasukan khusus segera mewaspadai keberadaan Agoes. Dia segera mendekat ke wakil menteri, instisusinya mengatakan kalau Agoes bisa saja orang yang berbahaya.

Melihat Agoes nampak kebingungan, wakil menteri segera mengambil KTP miliknya yang ada di dalam dompet dan menunjukkan ke Agoes.

Mata Agoes nampak kebingungan melihat KTP di tangan Jendral Rathman dan di kartu itu juga ada gambarnya juga.

"Ini yang namanya KTP? Saya tidak punya, saya malah baru pertama kali lihat kartu yang ada gambar pemiliknya."

Perkataan Agoes sekali lagi membuat gempar semua orang, mereka semakin bingung dengan jawaban Agoes. Apa mungkin kalau Agoes adalah manusia gunung yang baru turun dan bertemu dengan masyarakat.

....