Gadis itu terdiam merenung di teras rumahnya, bilangnya ingin menyiram bunga namun gadis berambut panjang itu rupanya merenung dan cemberut di sana.
Ia terduduk manis seraya menyandarkan dagunya di tangannya, alat penyiram bunga yang tadi berada di tangannya kini hanya tergeletak di tanah subuh itu.
Ini sudah sore, sebentar malam ia dan adiknya akan kembali bekerja di tempat Tuan Teo.
Hannah akhir-akhir ini memang sering merenung, bukan karena pekerjaan yang memberatkannya namun karena satu orang yang ia rindukan.
Hannah sangat bingung banyak pertanyaan yang terus saja ada di otaknya, dan pertanyaan itu tidak mau hilang.
Setelah ciuman itu akhirnya Aarun menjauhinya.
Itulah pikiran berat yang terus mengganggunya.
Sudah sebulan Aarun tidak pernah datang atau menemuinya, bahkan untuk berpapasan pun tidak pernah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com