Sudah beberapa jam perjalanan kami pulang, akhirnya kami berada juga di Kemuning. Suasana tampak benar-benar sangat hening. Tapi di depan kediamanku, nyaris semua penduduk kampung berkumpul menjadi satu di sana. Suasananya ricuh, dan penuh sesak dengan orang-orang yang mungkin saat ini telah merasa jika ada sesuatu yang mengusik mereka. Iya, siapa toh yang ndhak kaget dengan keadaan seperti ini? kedatangan para kaki tangan Sujiwo pasti telah membuat mereka kelimpungan dan ketakutan bukan main.
Paklik Sobirin pun langsung menepikan mobilnya, kemudian kami turun dari mobil bersama-sama. Semua penduduk kampung yang ada di depan langsung memandang kami dengan mimik wajah yang benar-benar sulit kuartikan. Jujur, aku sama sekali ndhak paham, kenapa mereka sampai seperti ini? ketakutan yang luar biasa, sampai-sampai aku ndhak tahu harus mengatakan apa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com