Dan paginya, tatkala aku hendak keluar rumah karena ingin melihat bunga mawar yang waktu itu kuambil di hutan apakah sudah berakar atau belum. Aku dikagetkan dengan kedatangan Mbah Seno, yang sudah berdiri di depan rumahku bahkan ndhak bergerak sedikitpun.
Omong-omong soal pohon mawar, kalian pernah toh tatkala sebelum menanam bunga-bungaan kalian akan mengambil dahan kecil namun tua dari pohon tersebut, kemudian kalian mengambil botol untuk dikasih air dan memasukkan bagian ujung dahan itu ke dalam botol sampai ujung dahannya berakar? Nah, kira-kira itulah yang aku lakukan, karena Manis bilang, dia hanya mau merawat mawar-mawar itu kalau aku berhasil melakukannya.
Kembali ke Mbah Seno, kupelankan langkah kakiku tatkala Mbah Seno sudah ada di depan rumah. Dia tampak memeluk tubuhnya, meski sudah menggunakan jaket yang usang itu. Tangannya menenteng sebuah kain, yang dibungkus, entah di dalamnya isinya apa aku sama sekali ndhak tahu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com