Suasana di ruang tengah rumah Khadafi berubah dari tegang jadi sedih, mereka baru tau kalau selama ini Fatimah berjuang begitu keras untuk bertahan hidup di tengah gunjingan orang-orang. Pasti sakit sekali, namun wanita itu tidak pernah mengeluh pada orang lain. Hanya Putri yang bisa menebak dengan tepat, hingga Fatimah tidak bisa menyembunyikan apapun darinya
"Sudahlah, lupakan saja masa lalu. Tujuan kita kumpul di sini kan untuk menyelesaikan masalah, kenapa malah membahas yang lain?" kata Fatimah dengan tenang walaupun perasaan dan hatinya tidak baik-baik saja.
Semua orang saling melirik, lalu mereka menatap pada Aini dan Aldi yang ada si hadapan mereka.
"Fatimah benar, sudah saatnya menyambung silaturahmi. Jangan sampai kita di benci oleh Allah karna memutus silaturahmi dengan sesama saudara," lanjut Ali dengan tatapan serius.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com