"Jeni! Cepat pulang, rumah kamu kebakaran!" Suara dari tetangga Jeni terdengar tergesa-gesa dalam berkata-kata. Tentu saja Jeni terkejut mendengarnya.
"Kebakaran?" Jeni mengulangi ucapan tetangganya. Bola matanya terbelalak sementara jantungnya berhenti mendadak.
"Mba tolong jangan bercanda deh," imbuhnya tampak tak percaya. Jeni masih menempelkan ponselnya pada telinga dengan wajah terkejutnya.
"Saya tidak bercanda, Jeni. Cepat pulang jangan lama-lama." Sambungan telepon itu berakhir. Jeni segera memasukan kembali ponselnya ke dalam tas selempangnya.
"Kenapa, Jen?" tanya Dewi yang turut tercengang. Dia tak sengaja mendengar percakapan Jeni dengan teleponnya.
"Aku harus segera pulang, Dew. Rumah kebakaran," jawab Jeni tergesa-gesa. Dia segera bangkit dari tempat duduknya kemudian akan segera pulang.
"Aku ikut ya, Jen. Aku bawa mobilku," pinta Dewi yang dibalas anggukan kepala oleh Jeni.
Jeni segera menaiki kendaraan roda dua miliknya yang diikuti Dewi di belakangnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com