Nathan masih saja terdiam saat Sela bertanya dengan serius kepadanya.
Sepertinya Nathan terlihat ketakutan melihat Sela. Dia masih ingat dengan betul saat Sela dan nenek kakeknya memaksa Nathan pergi dari rumah.
Nathan masih trauma dengan kejadian tempo lalu.
Tangan Nathan gemetar, dia takut kalau Sela membawanya pergi. Bukan apa-apa, Nathan sudah nyaman di rumah Sindi. Dia tak mau kemana-mana. Walau dalam hatinya ia juga sayang dengan nenek kakeknya yang tak lain adalah orang tua Selin.
"Nathan, kenapa diam saja?" Sela bertanya lagi pada Nathan. Anak sulung Jefri itu terlihat diam saja saat Sela bertanya.
Sementara Nathan kebingungan harus menjawab apa.
"Saya tantenya, Nathan. Maaf anda siapa ya?" Lagi-lagi Jeni harus bertanya saat wanita yang samar-samar dalam penglihatannya bertanya kembali pada Nathan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com