"Kemarin saya bertemu dengan Nona Jeni, bliau bertanya lagi kepada saya rumah siapa yang telah saya bakar kala itu." Yudi bercerita dengan gugup.
"Lalu, apa yang kamu jawab?" Wili bertanya lagi dengan wajah tegang.
"Saya jawab apa adanya, Pak. Saya jawab tidak tahu. Saya memang tidak tahu rumah siapa yang saya bakar kala itu," jawab Yudi sambil memainkan jemari tangannya. Ia benar-benar dengan dirinya sendiri yang seperti tersudut.
"Apa kamu yakin tidak bicara apa-apa lagi?" Wili menelan lagi. Namun raut wajahnya masih saja emosi.
'Kalau bukan Roy mau pun Yudi, lalu siapa yang membocorkan rahasiaku?' sambung Wili bertanya-tanya dalam hatinya. Tatapan sinisnya tetap pada Yudi tanpa bisa berpaling sedikit pun.
"Nona Jeni bertanya lagi, Pak. Pada saya," jawab Yudi. Dia bagai tengah berada dalam ruang sidang saja. Merasa tegang saat Wili lagi-lagi bertanya kepadanya.
"Apa?" Tentu Wili akan terus bertanya saat jawaban yang Yudi berikan masih abu-abu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com