Padahal dibalik itu, Wili sangat menyayangi mamahnya. Sampai panggilan telephone masuk dari Roy pagi ini begitu mengejutkan jantung Wili.
"Hallo!" Wili menyapa saat ponsel pintarnya telah dia tempelkan pada telinganya. Pagi ini terasa dini saat Roy sudah melakukan sambungan telephone. Namun Wili segera menjawabnya karena khawatir ada yang penting yang akan dilaporkan Roy kepadanya sepagi ini.
"Pak, kondisi Nyonya Sindi turun lagi. Saya harap Pak Wili segera datang ke rumah sakit," lapor Roy di ujung sambungan telephone kepada Wili.
"Saya ke sana sekarang!" Wili segera mengakhiri sambungan telephone dari Roy. Benda pipih itu dia letakan kembali dan segera berlari ke kamar mandi.
"Ada apa sih?" Jeni bertanya-tanya saat melihat Wili yang tergesa-gesa usai menjawab telephone. Jeni juga tiba-tiba merasa cemas dengan sikap suaminya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com